Part 18

6.7K 210 0
                                    

Kara menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam. Dia melempar tasnya sembarangan dan menjatuhkan tubuhnya keatas ranjang. Kara duduk dipinggir ranjang dengan memeluk kedua lututnya. Dia sangat sedih kenapa Key seperti itu.

Kenapa Key tega sekali, Key benar-benar tidak mengerti. Padahal komik itu komik yang sangat Kara inginkan. Tetapi Key datang merusak semuanya. Kenapa Key tega berkata macam-macam tentang Kara. Padahal Kara dan Edo hanya sebatas teman. Key sendiri yang bilang kalau Dia menganggap Kara hanya sebatas adik.

Kenapa Key tidak menyadari perasaan dan keinginan Kara. Key egois hanya mementingkan dirinya sendiri. Kara terus bertanya dalam hatinya. Pertanyaaan yang tidak bisa dia jawab. Dengan kesal dia melempar bantalnya kesembarang arah.

"Aarrrrghh" teriak Kara dengan kesal.

Kara melangkah mendekati jendela kamarnya. Dia bisa melihat mobil Key baru saja sampai. Dia melihat wajah Key yang sangat kusut seperti dirinya. Kara langsung melangkah menuju ranjangnya dan tidur dengan menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.

Tok Tok

"Kara. Kara Buka pintunya. Kita harus bicara" terdengar suara Key.

Kara yang menyadari Key pasti akan ke kamarnya, jadi lebih baik dia tidur. Sepertinya sekarang dia tidak ingin melihat atau berbicara dengan Key.

Keesokan paginya. Kara sudah berangkat sebelum sempat sarapan. Dia meminta izin Tante Nia dengan alasan ada mading yang harus dia kerjakan bersama Erin dan harus dikumpulkan pagi ini juga.

Pagi itu Kara menaiiki taksi menuju sekolahnya. Sekolah besar itu masih sangat sepi. Hanya terlihat satpam yang berjaga. Terlihat beberapa ob sedang menyapu lapangan dan taman sekolah. Benar-benar masih pagi. Kara langsung menuju kelasnya.

Sementara itu dirumah Key tidak melihat Kara sama sekali. Dirinya berusaha mencari Kara di dalam kamarnya tetapi dia tidak menemukan Kara disana. Key mencoba bertanya kepada Mamanya.

"Ma, Kara kemana ?"

"Kamu tidak tahu. Dia sudah berangkat dari jam 6. Katanya mau menyelesaikan mading sama Erin." ucap Tante Nia.

Key langsung terdiam. Apakah Kara benar-benar menghindarinya. Apakah dia terlalu jahat pada Kara sampai Kara tidak mau melihatnya lagi.

Pagi - pagi disekolah Kara langsung menarik Joice yang baru datang. Kara membawa Joice ke ruang mading lalu mengunci pintu agar tidak ada orang yang masuk. Kara sepertinya sangat marah kepada Joice. Ternyata maksud kedatangan Kara pagi-pagi bukan hanya menghindari Key, tetapi Juga ingin melabrak Joice. Semalam Kara berpikir tentang semua masalah ini. Dan menemukan Joice sebagai sumber masalahnya.

"Puas loe. Puas loe. Gue gak nyangka loe licik bangat. Gue udah tau semua ini loe udah rencanaiin kan ? Loe sengaja mau membuat rusak lagi hubungan gue dengan Key ? JAWAB!!! Ucap Kara dengan nada yang sangat marah.

"Maksud loe apa ?" tanya Joice ketus.

"Loe kan yang menghapus semua foto dari hp gue, loe juga yang nyuruh Edo dateng ke ke rumah gue, loe juga yang ngasih tahu Key kalau gue jalan sama Edo kemarin JAWAB LOE jangan diam aja" ucap Kara dengan nada semakin marah.

"Stop Kara. Gue emang suka sama Key, Buat apa gue ngelakuin hal serendah itu" ucap Joice kesal dengan tuduhan Kara.

"JANGAN BOHONG LOE" sambil memukul mejanya.

"Oke, Gue kasih tahu ya. Sebenarnya gue kasian sama Loe. Gue emang suka sama Key, tapi gue gak akan ngelakuin itu semua. Loe tahu terakhir kali kita bertengkar. Key dengar semua itu. Terus dia langsung ngajak gue bicara. Dia minta maaf sama gue kalau dia gak bisa suka sama gue. Dia bilang sukanya sama loe. Dia bilang cinta gak bisa dipaksain. Dia mohon sama gue jangan gangguin loe lagi. Semenjak saat itu gue sadar, kalau Key sukanya sama Loe. Dan Loe tahu siapa yang ngelakuin semua ini"

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang