Part 27

3.4K 111 4
                                    


Kara terlihat sedang berjongkok dibelakang sekolah. Suasana memang sepi. Karena semua sudah masuk dan kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Erin dari tadi mencari Kara sampai bingung. Karena saat dia kembali ke kelas Kara tidak ada, dia cari di toilet, taman, kantin, perpus, uks Kara tidak ada juga.

Erin melewati lorong sekolah. Kakinya mengayun melewati kelas-kelas yang tampak hening. Sampailah Erin dibelakang sekolah. Dia melihat sedang berjongkok memunggunginya. Erin berjongkok dan memeluk sahabatnya itu.

"Kara, sabar sayang. Istigfar. Semua pasti berlalu"

"Hiks..hiks.. Erin tadi aku emosi, aku juga gak sadar sampai tega berkata seperti itu. Aku tanpa sadar mengeluarkan semuanya yang ada dipikiran aku. Aku jahat Rin, aku jahat. Hiks...hiks" ucap Kara dengan tangisannya.

"Please Kara, kamu gak salah. Aku ngerti kamu pasti sangat sakit hati dengan Nana. Aku ngerti perasaan kamu. Mana Kara yang dulu ceria" Kara memeluk Erin melepaskan kekesalannya. Setelah merasa nyaman. Erin membantu membasuh air mata Kara.

Sepulang sekolah Kara Mengajak Erin untuk menemui Edo dan membicarakan tentang kriteria untuk pencalonan ketua OSIS.

"Kara, kamu serius mau ketemu sama Edo ?" Erin dengan raut wajah yang sedikit takut.

"Ya, mau gimana lagi, kalau kita tidak bicara sama dia. Kita tidak mungkin selesaikan ?" ucap Kara yang masih terus berjalan menuju kelas Edo.

Erin ragu, begitu juga dengan Kara. Mereka berdua takut Edo masih marah dan tidak mau bertemu dengan mereka berdua.

"Ka, maaf. Kak Edonya sudah pulang belum ya?" tanya Kara kepada salah satu siswi perempuan yang baru saja keluar dari kelas Edo.

"Oh, Edo. Kayaknya dia ada di ruang OSIS. Coba kamu kesana aja. Oh iya sekalian tolong bawain tasnya aja. Kayaknya dia lupa dech" ucap perempuan berambut pendek itu.

Setelah menunggu dua menit perempuan berambut pendek itu keluar dengan membawa tas ransel coklat dan tiga tumpuk buku yang sangat tebal. Erin langsung mengambil tasnya dan Kara membawa buku tebal itu. Mereka berdua kembali turun ke ruang OSIS.

"Gila nih cowok, bawaannya berat bangat" ucap Erin yang sesekali membetulkan tas ransel yang dibawanya. Kara hanya tertawa mendengar celotehan Erin. Mereka terus melanjutkan langkahnya menunu ruang OSIS.

Drrt Ddrrt

Kara berhenti sebentar dan mengangkat ponselnya.

"Assalammualaikum Tante"

"..."

"Iya Tante, sebentar ya. Kara lagi ada tugas berdua Erin"

"..."

"Oke, lima menit lagi"

"..."

"Wassalam"

Kara memasukkan ponsel ke dalam saku bajunya dan melanjutkan langkahnya. Sepertinya rapat OSIS belum selesai juga. sudah hampir sepuluh menit Kara dan Erin menunggu diluar.

Drrt drrrt

Ponsel Kara kembali bergetar.

"Kara, sebaiknya kamu pulang duluan aja. Gak enak Tante Nia sudah nungguin" ucap Erin menatap Kara.

"Tapi nanti kamu gimana? Kalau Kak Edo marah juga sama kamu gimana ? Aku harus jelasin juga semuanya biar clear masalah ini ?"

"Sini bukunya. Udah gak papa. Nanti aku yang bantu jelasin. Waktu itu aku tidak ada disana. Siapa tahu dia masih mau bicara sama aku"

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang