Part 19

6.6K 195 2
                                    

Key memberitahukan kepada Erin kalau Kara ada di rumah tetapi tidak mau bicara. Sebenarnya Key juga ingin pulang. Sayang hari hari ini pertama classmeeting dan Key harus tanding basket dengan kelas Edo.

Dengan cepat Erin langsung meluncur ke rumah Kara. Sesampainya Erin disana, dia langsung bertanya kepada Bi Inah. Bi Inah bilang kalau Kara tidak mau membuka pintunya dari tadi. Erin berlari menuju kamar Kara. Erin terus-menerus mengetuk pintu kamar Kara. Di dalam kamar, Kara tidak menghiraukan kalau Erin terus mengetuk pintunya.

Kara menangis. Dia duduk bersandar dipinggir tempat tidurnya sambil memeluk lututnya. Sesaat dia melihat foto dirinya, Erin, suci, Nana. Karena kesal dia melempar foto itu. Kara hanya menangis bila teringat semua yang dikatakan Nana.

"Kara ini aku Erin. Please buka pintunya. Kamu cerita sama aku Ra. Ra Please Ra buka pintunya. Jangan memendam sendiri. Kamu ingatkan dari kecil kalau ada masalah sekecil apapun kamu cerita sama aku. Kara aku tahu perasaan kamu hancur. Please kita selesaikan sama-sama. Aku sedih Ra kalau kamu begini" ucap Erin sambil terus mengetuk pintu Kara.

Kara mendengar suara Erin lalu membuka pintunya. Melihat Erin di depan kamarnya. Kara langsung memeluknya. Kara hanya terus menangis dipelukan Erin. Mereka berdua masuk ke dalam kamar. Erin mengusap punggung Kara untuk menenangkannya.

"Ra, jujur aku gak tahu kenapa kamu seperti ini. Aku cuma ingin kamu cerita yang sebenarnya. Apa semua ini ada sangkut-pautnya dengan Key."

Kara hanya mengangukkan kepala. Erin menanyakan apakah Key atau Joice menyakitinya tapi Kara menggelengkan kepalanya.

"Kara, sebenarnya aku sudah tahu kalau kamu sebenarnya ada rasa sama Key. Aku suka melihat Key cemburu kalau kamu sedang bersama Edo. Aku juga suka melihat kalian bergandengan tangan saat kita gak ada. Tetapi kalau kita datang kalian langsung melepasnya. Lalu saat Kalian bercanda Key sepertinya sayang bangat sama kamu. Aku sengaja gak bilang sama kamu. Karena aku mau kamu yang cerita sendiri ke aku. Benerkan Ra kamu suka sama Key ?" ucap Erin pelan.

Kara yang masih menangis hanya menganggukan kepalanya. Erin lega ternyata dugaannya selama ini benar.

"Ra, aku minta maaf ya. Selama ini sudah mencoba menjodohkan kamu dengan Edo" ucap Erin merasa bersalah.

Erin melihat sekeliling kamar Kara. Dia terkejut melihat foto mereka berada dibawah dan frame fotonya pecah.

"Ra aku mohon jelasin semuanya. Aku gak ngerti" pinta Erin bingung.

Kara tidak kuat menceritakan semuanya. Tetapi dia mencoba menceritakan sedikit demi sedikit dengan suara yang serak apa yang dialaminya tadi. Saat dia bertengkar dengan Nana. Air mata mengalir deras di pipi Kara. Erin langsung memeluknya dengan erat. Air mata pun menetes di pipi Erin. Erin juga tak menyangka Nana tega melakukan semua itu.

Erin marah sekali dengan Nana yang tega berbuat sekejam itu pada sahabatnya sendiri. Erin terus menengkan Kara dan mendengarkan semua cerita Kara.

"Aku akan buat perhitungan sama Nana. Teganya dia mengkhianati persahabatan kita" ucap Erin dengan kesal.

Kara menggelengkan kepalanya. Kara tidak ingin Erin membalas semua perlakuan Nana. Kara menyanyangi Nana. Karena hanya Erin, Suci, Nana yang selalu ada menemani saat senang maupun susah.

"Erin, jangan balas apapun kepada Nana" suara serak Kara.

"Kara, tapi Nana jahat bangat. Aku gak bisa begini. Pokoknya aku harus kasih dia pelajaran" ucap Erin sambil mengepalkan tangannya.

"Jangan. Jangan Erin aku sayang kalian. Nana melakukannya karena dia sangat suka Key. Aku juga salah menyembunyikan perasaan aku sama kalian" ucap Kara yang terus terisak.

Erin memeluk Kara dengan erat. Dia sangat sedih sahabat terbaiknya hancur seperti ini. Erin sangat mengenal Kara. Erin saja rela melepaskan Edo, padahal dia sangat suka kepada Edo. Tetapi saat dia tahu Edo suka dengan Kara, Erin ikhlas.

Sore hari telah tiba, Kara tertidur. Mungkin kelelahan. Erin akhirnya pulang. Saat Erin keluar dari kamar Kara. Key datang dan menanyakan keadaan Kara. Erin berkata Kara sekarang sedang tidur. Key juga menanyakan apa yang terjadi. Erin hanya menggelengkan kepalanya.

Erin meninggalkan Key. Sebenarnya Erin ingin sekali Key tahu agar tidak terjadi salah paham antara mereka lagi. Tetapi tadi Kara meminta Erin untuk tidak menceritakannya kepada siapapun. Erin diam dan langsung pergi. Key mencoba menahan Erin.

"Rin, please kasih tahu aku. Kamu tahukan kita bertiga sudah berteman dari kecil, dari semenjak aku dan Kara pindah kemari. Apa semua ini gara-gara Aku ?"

Erin bingung harus berbicara apa. Karena Key dan Kara adalah sahabatnya juga.

"Key, maaf aku tidak bisa menjelaskannya. Aku ingin Kara yang bicarakan semua ini sama kamu. Aku cuma mohon jangan sakiti Kara jaga perasaannya Key. Untuk saat ini biarkan Kara menenangkan dirinya dulu." mohon Erin kepada Key dan langsung pergi.

Saat makan malam Kara juga tidak keluar kamar. Tante Nia jadi khawatir, takut Kara sakit. Tante Nia mendatangi kamar Kara. Disana terlihat Kara sedang tidur. Sebenarnya Kara tidak tidur, tetapi karena mendengar suara Tante Nia, Kara berpura-pura tidur.

Tante Nia memeriksa keaadan Kara, tetapi badannya tidak panas. Berarti Kara tidak sakit. Tante Nia mengerti mungkin Kara sedang ada masalah. Tante Nia menghela nafas berat. Dia mengusak rambut Kara.

"Kara, dulu tante juga merasakan bagaimana sakit hati saat dikhianati. Mungkin Tante tidak tahu apa yang terjadi dengan kamu. Tante juga tidak memaksa kamu cerita sama Tante. Tapi kamu adalah tanggung jawab Tante dan Om Dani. Kara sudah kami anggap anak kami juga. Tante dan Om Dani tidak mau terjadi apa-apa dengan Kara. Tante cuma berpesan kalau Kara ada masalah dengan seseorang. Kara jangan melihat keburukan orang tersebut, tetapi lihatlah kebaikan yang sudah kalian alami bersama"

Mendengar ucapan Tante Nia, Kara mencoba mencoba mencerna semuanya. Kara sedikit merasa lebih tenang saat menyadari ucapan Tante Nia. Kara terbangun dan memeluk Tante Nia.

"Tante terima kasih. Tapi Kara sedang ingin sendiri".

Tante Nia tersenyum dan mencuim kening Kara. Tante Nia membiarkan Kara sendiri. Tante Nia sudah pergi dari kamar Kara dan meninggalkan sepiring nasi dengan udang goreng plus tumis brokoli. Tidak lupa segelas air putih di atas nakas.

.

.

Revisi : 21 - 05 - 18

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang