Part 51

4.6K 95 3
                                    


Seminggu sudah berlalu. Sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Tante Nia. Om Dani mengemudi disampinya Sam. Lalu di bangku pengemudi belakang Kara duduk bersama Key. Kara merasa senang sekali saat ini Key terus menggemgam jemarinya. Kara ingin waktu terhenti agar dia bisa terus seperti ini bersama Key.

Tante Nia tahu hari ini Om Dani dan Key akan pulang. Tetapi dia tidak tahu kalau Kara ikut bersama mereka. Tante Nia sudah menyiapkan makan siang menyambut kedatangan suami dan anaknya tercinta.

"Mama" ucap Key memeluk Tante Nia.

Om Dani menghampiri dan menicum kening Tante Nia. Key melepaskan pelukannya, dia sangat rindu Mama tercintanya ini.

"Jadi mana oleh-oleh buat Mama?" tanya Tante Nia kepada Om Dani dan Key.

"Mana?" tanya Tante Nia sambil mengulurkan tangannya meminta oleh-oleh.

"Jangan begini Ma, tapi begini" ucap Key yang dengan sengaja merentangkan kedua tangan Mamanya. Tante Nia yang bingung hanya bisa mengeritkan kedua alisnya.

Tap..Tap..Tap..

Kara melangkah perlahan memasuki rumah yang sangat dia rindukan selama ini. Saat wajahnya muncul dari balik pintu. Air mata berjatuhan dipipinya dia menangis, tapi bukan karena sedih. Dia bahagia melihat Tante yang sangat dia rindukan sudah berdiri menunggu untuk memeluknya. Tante Nia juga terdiam, seperti mimpi anak yang selama ini dia rindukan kini hadir dihadapannya. Mereka berdua melangkah perlahan sambil saling tersenyum.

"Tante, Kara rindu. Maafkan Kara Tante"

"Tante juga sangat rindu Kara. Harusnya Tante yang minta maaf. Karena Tante yang salah"

Mereka berdua berpelukan melepaskan kerinduan selama ini. Bagi Kara sosok Tante Nia adalah seperti pengganti Mama, dan bagi Tante Nia Kara adalah putri kesayangannya.

"Kalian berdua jahat, tidak bilang kalau Kara bersama kalian" cibir Tante Nia kepada Om Dani dan Key.

Mereka semua tertawa sambil menikmati makan siang yang sudah disiapkan Tante Nia. Kara sangat bahagia sekali bisa kembali ke rumah ini. Orang-orang yang sangat dia sayangi sekarang berada didekatnya.

"Mas Key, maaf. Ada Non Erin di depan" ucap Bi Inah kepada Key.

Jleb
Hati yang tadinya berbunga, seakan bunga itu layu mendengar Erin berada disini. Kara tetap melanjutkan makannya yang hampir selesai.

"Ya, sekarang kembali kepada kenyataan Kara. Erin pasti sudah tahu Key akan pulang hari ini" batin Kara.

"Bi, tolong panggil Erin kesini. Biar makan bersama kita ya" ucap Tante Nia.

Bi Inah kembali lagi "Bu, kata Non Erin dia tunggu di depan"

Om Dani, Tante Nia, Sam sedang mengobrol di ruang keluarga mereka asyik bercerita apa saja yang sudah terjadi selama ini. Key menemui Erin di depan. Kara hanya bisa berdiri dibalik jendela. Dia mengintip Key dan Erin yang sedang mengobrol. Hatinya panas melihat Erin memeluk Key, tetapi dia harus terima karena Erin yang menjadi pacar Key saat ini.

"Kara"

Deg
Kara lupa dia masih berada dibalik jendela dangan lamunannya. Kara menengok ke suara yang memanggil namanya. Seperti maling yang ketahuan hatinya nyelos begitu saja. Melihat orang yang tadi berpelukan sudah berada dihadapannya.

"Jadi, tidak rindu sama aku?" tanya Erin

"Rindu sayang" ucap Kara yang memeluk Erin.

Duar...Duar....Duar...
Suara konveti terdengar dan menyemburkan potongan plastik kecil-kecil ke udara.

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang