Part 17

6.7K 216 0
                                    

Kara semakin akrab dengan Edo. Edo sering kali ke kantin bersama Kara. Itu semua karena Kara dan Key benar-benar kembali perang dingin. Tanpa sadar Kara melupakan Key yang cemburu melihat kedekatannya dengan Edo. Sebenarnya Kara sedih melihat dia perang dingin lagi, tapi dia mencoba tegar.

Setiap Kara berkali-kali mencoba meminta maaf kepada Key. Kara tak sadar tiba-tiba Edo muncul dan Key pun pergi. Akhirnya sudah dua hari ini mereka bertengkar.

Hari minggu adalah hari yang Kara tunggu karena dia akan pergi ke festival komik. Sudah dari jam 9 pagi Kara bersiap-siap. Tepat jam 10 pagi Edo sampai di depan rumah Kara.

Edo sedang bersandar pada pintu mobilnya menunggu Kara. Edo mengenakan kemeja bewarna biru muda dengan tangan yang digulung sampai siku, celana levis navy, tak lupa jam tangan hitam. Kaki yang terbungkus sepatu cats.

Edo langsung tersenyum dan membukan pintu mobil untuk Kara. Sepertinya Edo terpesona dengan penampilan Kara mengenakan kaos peach dengan kalung perak ditambah celana warna krem dan tas coklat.

 Sepertinya Edo terpesona dengan penampilan Kara mengenakan kaos peach dengan kalung perak ditambah celana warna krem dan tas coklat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sementara itu dirumah Key masih asyik memetik gitarnya. Dan terhenti pada saat Tante Nia memanggilnya.

"Key, kamu mau ikut mMama ke rumah Tante Marry ?"

"Mama mau arisan. Biasanya ajak Kara. Key sibuk bangat Ma" tolak Key.

"Kamu tidak tahu Kara baru berangkat tadi pagi. Ayo Key Mama sudah telat nih" Tante Nia yang terus memaksa Key.

"Mama sendiri aja. Key ada janji. Iya benar Kara minta dijemput. Mama mau Kara pulang sendiri ?" bohong Key menghindari Mamanya.

Akhirnya dengan berat hati Tante Nia pergi ke rumah Tante Marry diantar Pak Boim. Key yang kebingungan kemana perginya Kara. Hanya bisa mencorat-coret bukunya. Kesal dan marah. Kara benar-benar tidak bisa memahaminya. Apalagi sekarang pergi tanpa memberi kabar.

Key sedang melihat layar ponselnya. Dia bimbang ingin menghubungi Kara atau tidak. Key sangat Ragu. Lima menit hanya dengan memandang nama Kara dikontaknya. Dia terlalu mementingkan egonya untuk menghubungi Kara terlebih dahulu

Drrt dddrt dddrt

08123.....
Hallo Key, sedang sama Kara ya di Aeon mall. Tolong kasih tahu Kara aktifin ponselnya ya aku mau tlp. Coz aku gak tahu nomor Ka Edo makanya aku minta tolong kamu.

Key yang membaca pesan itu langsung membanting ponselnya. Key sangat kesal. Apalagi sekarang dia tahu kalau Kara pergi bersama Edo. Key tidak mempedulikan siapa yang mengirimnya pesan. Dia mengambil jacket bomber dan mengenakan sepatu hitamnya.

Key mengendara mobil dengan kecepatan yang sedikit kencang. Emosinya sedang panas sekali. Bisa-bisanya Kara pergi kencan dengan Edo tanpa memikirkan dirinya. Berkali-kali Key meraup wajahnya dengan kesal.

Kara sedang asyik melihat-lihat buku komik dengan perasaan yang sangat senang. Akhirnya dia bisa mendapatkan komik terbaru ini. Kara sudah memegang lima buku komik ditanganya. Sekarang dia ingin mengantri untuk meminta tanda tangan dari komikusnya.

Kara berjalan sambil tertawa dengan Edo yang banyak bercerita lucu tentang komim yang Edo baca tadi.

Bruuk

Buku komik yang sedang Kara bawa berjatuhan di lantai. Kara hampir terjatuh karena tangannya di tarik oleh seseorang dengan kencang.

"Key" ucap Kara yang melihat Key menarik tangannya.

"Kara kamu pulang sekarang" ucap Key yang kesal.

"Key, tapi aku-" belum sempat Kara bicara. Key sudah menariknya pergi dari tempat tersebut.

"Maaf Key, tapi Kara pergi dengan saya. Jadi nanti saya yang akan mengantarnya pulang" ucap Edo dengan nada masih baik.

Key menghentikan langkahnya dan mendekat pada Edo.

"Maaf kamu tidak ada urusan dengan Kami. Jadi saya mohon jangan menggangu Kara lagi" ucap Key ketus.

Prok Prok Prok

"Wow, ada cinta segitiga nie" ucap Joice yang bertepuk tangan ada dihadapan mereka.

Joice tersenyum sinis. Sedangkan ketiga orang itu hanya melihat sekilas lalu pergi meninggalkan Joice.

"Key"

"Key"

"Key, sakiiiit" lirih Kara yang merasakan tangannya kesakitan karena Key menariknya dengan kencang.

"Masuk" bentak Key yang sudah membukakan pintu mobilnya.

Kara masih memegang tangannya yang sakit dan masuk kedalam mobil Key. Key membating pintu mobilnya dengan kencang. Lalu menjalankan mobilnya keluar dari mall.

"Key, kamu kenapa sih ?" ucap Kara, Key juga tidak menjawab.

"Key, kalo kamu gak jawab juga. Lebih baik kamu turunin aku disini. Aku mau kembali kesana" bentak Kara yang kesal.

Key langsung menghentikan mobilnya dipinggir jalan secara mendadak. Dan hampir saja Kening Kara terkena dasboard.

"Kamu mau kembali kesana. Kamu mau melanjutkan kencan kamu dengan kakak kelas itu" ucap Key yang makin meninggi nada suaranya.

"Kamu gak tahu apa-apa" jawab Kara kesal.

"Apa lagi yang aku belum tahu. Kamu sudah jadian sama dia. Oh pantes saja semua foto kita hapus. Biar hanya ada foto kamu dengan dia. Kamu selalu berdua sampai aku ajak belajar bersama kamu lebih memilih belajar dengan kakak kelas itu. Sekarang jawab aku, apalagi yang belum aku tahu ?" bentak Key.

Jleb
Key tahu tahu kalau foto di gallery Kara semuanya terhapus. Kenapa Key mengira Kara yang menghapus, padahal bukan Kara yang menghapus. Dan juga waktu belajar, Kara sudah mengajak Key. Kara juga tidak tahu kalau Edo bisa datang ke rumah. Di sekolah Kara juga kebetulan bertemu dengan Edo bukannya dia janjian untuk bertemu dengan Edo.

"Key, bukan begitu" lirih Kara.

"Terus apa kenyataannya. Sudah jelas kamu dan Edo ada hubungan specsial. Sudah sampai mana hubungan kamu. Apa kalian juga sudah melakukan lips kiss seperti yang pernah kita lakukan. Atau sudah lebih dari itu" dengan nada kesal yang sedikit menyindir.

Plak
Satu tamparan mendarat sempurna dipipi kanan Key. Kara sudah tidak tahan dengan emosinya.

"Cukup Key. Kamu gak berhak mencampuri urusan aku. Terserah kamu mau anggap aku apa ? Kamu seolah-olah cemburu dan perhatian sama aku. Sebenarnya hubungan kita apa Key. Jawab Key, kamu anggap Aku apa? " ucap Kara yang kesal dan mencengkram kerah baju Key dengan kedua tangannya.

"..."

"Kamu bingung. Ya aku tahu jawabannya. Kamu cuma anggap aku sebagai adik kecil kamu. Kamu gak pernah tahu bagaimana perasaan aku Key. Kamu tega Key. Kamu tega. Sekarang kamu menuduh aku macam-macam. Oke. Stop sampai disini hubungan adik kakak kita. Karena aku gak mau mempunyai Kakak seperti kamu" ucap Kara dengan sedih dan melepaskan tangannya dari baju Key.

Tanpa sadar butiran bening yang bening yang sudah Kara tahan dari tadi keluar juga. Air mata menetes dipipinya. Kara membuka pintu mobil Key dan langsung turun dengan menghapus air matanya.

"Kara" teriak Key.

Kara sudah keluar dari mobil Key dan naik ke dalam taksi yang dia berhentikan. Taksi itu melaju meninggalkan Key dengan mobilnya. Kara hanya menggelengkan kepalanya dan menyembunyikan wajahnya dibalik kedua telapak tangan. Dan terus menangis di dalam taksi itu.

"Kara, maafin aku. Please. Kenapa kamu gak menyadarinya juga. Kara" ucap Key pelan.

.

.

Revisi : 21 - 05 - 18

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang