Part 41

3K 87 2
                                    

Plak
Nana terkejut, untuk ketiga kali pipinya ditampar dirumah sakit ini. Dia menegakkan wajahnya sambil memegang pipi yang panas dan menatap siapa yang menamparnya kali ini.

"Key" lirih Nana yang terkejut menatap Key sudah berada dihadapannya.

"Cukup sampai disini aku mengenal kamu. Ingat jangan coba dekati Kara lagi" ucap Key tajam dan pergi. Nana hanya bisa menangis dengan penyesalannya yang sangat berat.

Key tanpa sengaja melihat Nana berjalan dengan Edo menuju taman, dia memang sudah curiga dengan Nana. Key berdiri tidak jauh dari tempat Nana dan Edo duduk. Dia sangat marah tangannya sudah mengepal, tapi dia tetap menunggu Nana menyelesaikan ceritanya. Barulah setelah kepergian Edo, Key datang menampar pipi Nana.

"Sam, kami mohon jangan bawa Kara, biarkan Kara tetap bersama kami" mohon Tante Nia.

"Sudahlah, kalian tega sudah memisahkan aku dengan anakku sendiri. Kenapa kalian tidak memberitahu aku?"

"Sam, nyawa Kara dalam bahaya, kami sengaja tidak memberitahu kamu"

"Aku Papanya, aku bisa melindunginya"

"Sam, kamu bilang bisa melindunginya ? Ingat 8 tahun lalu. Kalau saja Kara yang berada di dalam mobil itu, tidak mungkin Kara masih ada sampai saat ini" ucap Tante Nia yang sudah kesal.

"Itu hanya kecelakaan" lirih Sam.

"Kecelakaan kamu bilang. Kamu sadar Sam, ada orang yang mencoba membunuh istri dan anakmu. Buka matamu Sam" Tante Nia tertawa getir.

"Ma, tenang Ma" ucap Key yang baru saja datang.

Key membawa Mama duduk sambil mengusap punggung Mama. Sementara itu Sam berjalan menjauh dari Key dan Tante Nia. Sam mulai mengeluarkan ponsel miliknya dan menekan beberapa angka.

"Hallo, Dave"

"Mr Sam, apakabar?"

"Baik Dev, bisa kita bertemu, saya akan kirim alamatnya"

"Oke"

Di dalam kamar Key duduk di samping Kara yang masih terbangun. Dia sangat sedih melihat wanita yang dia sayangi bisa menjadi seperti ini.

"Kara, apa kamu tidak lelah ? Kamu sudah tertidur lama sekali. Aku sudah tahu semuanya, maaf-maafkan aku, selama ini tidak percaya kepadamu. Aku janji akan selalu menjagamu. Tapi kamu harus bangun" ucap Key pelan, sambil mengusap tangan Kara.

Tak sadar air mata sudah jatuh dipunggung tangan Kara. Key masih tertunduk dengan mengusap tangan Kara. Perlahan dia melihat gerakkan lambat dari jari-jari tangan Kara. Key yang terkejut langsung menekan tombol agar suster datang. Tak beberapa lama dua orang suster datang dan mengecek keadaan Kara.

Key hanya bisa melihat dari luar jendela, suster-suster itu dengan cekatan mengecek kondisi Kara, tak beberapa lama, Dokter yang menangani Kara datang.

"Key, apa yang terjadi?" tanya Tante Nia panik. Tante Nia baru saja dari kantin rumah sakit, dia terkejut melihat Dokter berlari menuju kamar Kara. Dia sangat takut terjadi sesuatu.

Akhirnya mereka berdua tenang melihat Dokter keluar, Tante Nia dan Key menghampiri dokter tersebut dan menanyakan kondisi Kara.

"Alhamdulillah, Kara sudah sadar, kondisinya jauh lebih baik. Sebentar lagi dia akan dipindahkan dikamar perawatan" ucap Dokter tersebut dengan tersenyum.

"Terima kasih Dok" ucap Tante Nia bahagia.

"Jangan berterima kasih kepada saya, berterima kasihlah kepada Allah SWT yang sudah membuat Kara lebih baik. Saya hanya perantara" ucap Dokter itu lembut. Tante Nia dan Key menganggukkan kepalanya, mereka sangat bahagia.

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang