Part 10

9.5K 278 2
                                    

Kara dan Key menuju kamar hotel untuk mandi. Meninggalkan Tante Nia yang sedang menikmati pemandangan pantai disore hari.

"Key aku mandi duluan ya" ucap Kara sambil berlari ke kamar mandi karena dia tidak mau kalau sampai Key duluan yang masuk.

Key hanya menganggukkan kepalanya. Key sibuk melihat foto-foto di ponselnya. Dia tersenyum ketika melihat foto-foto kebersamaannya dengan Kara di pantai tadi. Dia tidak menyangka mereka sudah baikan lagi.

"Key, mandi sana. Nanti kamu aku tinggal ya. Hahaaa". Terdengar suara Kara sambil membuka pintu kamar mandi dan melempar handuk keatas muka Key.

Kara tertawa meledek. Key sempat mengejarnya. Tak disangka mereka kembali ke masa kecil. Mereka tidak sadar kalau sekarang mereka sudah dewasa.

Key terus mencoba menglitiki Kara. Lalu Kara mendorongnya masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya. Key mulai dengan ritual mandinya. Menyalakan shower. Sekitar 15 menit Key selesai dengan ritualnya di kamar mandi.

"Kara, sorry tolong ambilin baju aku di dalam tas yang warna hitam" teriak Key dari dalam kamar mandi.

"Aha" ucap Kara yang mempunyai ide nakal sambal menjentikkan jarinya.

Ternyata bukan baju Key yang diambil. Tetapi baju tidur Kara yang bewarna pink diberikan kepada Key. Kara terus tertawa setelah memberikan baju itu.

Key menyadari kalau baju yang Kara berikan bukanlah bajunya. Key berteriak-teriak dari dalam kamar mandi meminta bajunya.

"Ha..ha...ha.." tawa Kara lepas yang sedang memvideokan Key saat keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama bewarna pink.

"Ka...ra.." teriak Key saat melihat Kara sedang memegang kamera ponselnya menghadap Key.

Kara terus tertawa dan berlari menghindari Key. Kara memang selalu jahil dan nakal dari kecil. Dia dulu sering sekali menjahili Key sampai Key juga pernah menangis gara-gara kelakuan Kara.

Key mengejarnya berusaha mengambil ponsel Kara untuk menghapus videonya itu. Mereka berdua terus berlarian di dalam kamar hotel.

Kara berlari sambil tertawa, sedangkan Key berlari dengan terus meminta hp Kara dan meminta Kara menghapus video miliknya.

Mungkin kamar ini sudah seperti kapal pecah barang-barang sudah berantakan karena kelakuan mereka. Akhirnya Key dapat menangkap Kara. Key menarik tangan Kara dari belakang dangan keras. Kara pun kehilangan keseimbangan dan Kara terjatuh kepelukan Key.

Lagi-lagi mata mereka bertatapan. Ponsel yang tadinya ingin dilempar Kara. Masih tetap ditangannya. Tangan kanan melingkar dengan erat pada pinggang Kara. Key berusaha terus mendekatkan wajahnya ke wajah Kara.

Deg Deg Deg

Terulang lagi. Entah kenapa akhir-akhir ini jantung Kara sering berdegub kencang, rasanya seperti jantung itu ingin melompat dari tubuhnya.

Kara merasakan nyaman saat tangan kiri Key mengusap pipinya dengan lembut. Key terus mengusap pipinya dan mendekat. Key tersenyum manis menatap Kara. Kara seperti tersihir dan hanya bisa diam ditempat. Perlahan telunjuk Key turun dan mengusap bibir Kara dengan lembut.

Semakin lama tak ada jarak diantara mereka. Kara mencoba memejamkan matanya untuk menghilangkan perasaan yang tak menentu ini. Perlahan Kara merasakan ada sesntuhan kenyal dibibirnya. Bibir Key pun telah menyentuh bibir manis Kara.

Drrt drrrt drrt

Tangan Kara bergetar dan terdengar suara ponsel. Mereka berdua terkejut. Kara melebarkan matanya dan Key langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Kara. Mereka berdua menjauh dan salah tingkah. Kara akhirnya menjawab telepon yang ternyata dari Tante Nia.

Key mengambil bajunya dan mengganti pakaiannya. Sementara Kara turun ke lobby terlebih dahulu meninggalkan Key di kamar.

"Arrrgggh. Kenapa aku jadi seperti ini kalau Key berada didekat aku ? Masa aku suka sama Key. Sepertinya tidak mungkin, dulu waktu kecil Key juga suka peluk aku. Okey. Kara ayo sadar. Key itu bukan siapa-siapa" ucap Kara pelan sambil menengkan perasaan hatinya yang bercampur aduk.

Makan malam telah tiba. Makanan yang lezat sudah berada pada meja bundar yang dikelilingi oleh Kara, Key Tante Nia dan Om Dani.

Mereka semua menikmati makanan dengan hening hanya terdengar denting sendok yang terkena piring. Om Dani selesai dengan makannya, mengambil tissu yang ada di meja dan mengelap mulutnya. Om Dani tersenyum melihat Kara dan Key tampak lebih akur dari biasanya.

"Sayang besok malam ada pesta di ballrom kalian semua harus ikut ya. Karena banyak sekali rekan bisnis papa yang datang" ucap Om Dani.

"Kenapa Papa tidak bilang waktu di Jakarta. Kalau tahu ada pesta Mama pasti siapkan gaunnya " ucap Tante Nia yang sedikit terkejut.

"Iya maaf Ma, Papa juga baru tahu. Tadi Eko yang bilang ke Papa " balas Om Dani sambil merangkul bahu istrinya.

"Oke, berarti besok kita tidak jadi jalan-jalan ya. Lebih baik besok mulai dari pagi kita shoppping " ucap Tante Nia dengan semangatnya.

Om Dani tersenyum dan menyetujui kemauan istrinya itu, karena Om Dani sangat sayang kepada keluarganya. Begitu juga dengan Kara yang ikut tersenyum. Lain halnya dengan Key, karena baginya shoping bersama Mama adalah hal yang paling membosankan.

Acara makan malam selesai. Om Dani dan Tante Nia berjalan meninggalkan Cafe disusul Kara dan Key dibelakangnya.

Secara diam-diam Key menggandeng tangan Kara. Kara yang merasakan jari-jarinya menyatu dengan jari-jari hangat Key langsung melihat tangan mereka yang menyatu.

Lalu Kara memalingkan wajahnya pada sosok Key yang berjalan disampinya. Kara tersenyum begitu juga dengan Key yang melihat Kara ikut tersenyum.

Mereka memang memesan 1 kamar hotel VVIP denga dua kamar tidur. Tante Nia tidur bersama Kara dan Om Dani bersama Key. Padahal waktu mereka kecil mereka selalu tidur bersama.

Tetapi sekarang berbeda mereka adalah anak remaja. Daripada menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Tante Nia memilih tidur bersama Kara.

Walaupun tadi Om Dani meminta satu single bad tambahan untuk Key, agar Tante Nia tetap tidur bersama Om Dani. Dan Key tidur pada single bad. Tetapi Tante Nia tetap tidak setuju. Tante Nia berpikir Kara dan Key hanya sampai hari minggu dan setelahnya mereka masih bisa tidur bersamakan.

.

.

Revisi : 11 - 05 - 18

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang