Part 33

3.3K 103 0
                                    

Halooo semua...
Selamat malam minggu...
Maaf nie ya bukan gk cinta atau gak sayng...  Kemarin kerjaan bnyak bgt dan gk kepegng buat buka WP...

Nah sekrg udh kepegng nie..
Jgn lupa ya..  Kasih suaranya.
Aku tunggu loch..

Ada kabar baik,  malam ini aq publish 2 part ya.

Hayoo siapa yg senang????

Sudah dua minggu semenjak Kara dirumahkan. Dia sudah kembali ke sekolah seperti biasa. Seminggu dia kembali, semua berjalan lancar tidak ada masalah apapun. Seperti rencana awal Kara, Erin, dan Suci tidak ada yang mempersalahkan Nana. Mereka bersikap biasa saja. Hanya berbicara seperlunya saja, karena duduk mereka masih berdekatan.

Begitu juga hubungannya dengan Key. Kara dengan sengaja tidak pernah berdekatan dengan Key selama di sekolah, tidak juga bertegur sapa, berbicara hanya seperlunya saja. Walaupun ada rasa jengkel pada mereka berdua. Apalagi Kara melihat dengan matanya setiap istirahat Nana dan Joice selalu saja berdebat untuk mengajak Key ke kantin.

Seperti siang ini, Nana sudah menarik tangan Key. Joice dengan emosi menepuk tangan Nana dan memisahkan tangan Nana dari tangan Key. Nana yang marah melotot kepada Joice, dengan tidak mau kalah Joice ikut melotot dan membusungkan dadanya.

"Apa"

"Apa"

"Apa"

"Apa"

"CUKUP" teriak Key dengan kesal. Nana dan Joice langsung menatap Key.

"Please, kalian berdua bisakan jangan seperti anak kecil. Aku tidak akan makan dengan kalian berdua." ucap Key yang meninggalkan mereka berdua.

Kara dan Erin yang sedang menghapus papan tulis hanya bisa tersenyum dalam diam, tidak ada yang ingin melihat kebelakang. Setelah selesai mereka meletakkan penghapus dan pergi sambil tertawa terbahak-bahak.

Kara dan Erin berjalan menuju tempat bascamp mereka, yaitu ruang mading yang sudah ada Suci disana. Sebelum sampai di ruang mading Erin pergi ke toilet sehingga Kara lebih dahulu menuju ruang mading.

"Sayang antar Mama belanja bulanan ya. Bi Inah kakinya sakit, jadi dia minta Mama yang belanja" ucap Tante Nia kepada Key dan Kara, sambil mengemudikan mobilnya. Key hanya menganggukan kepalanya.

"Oke Bos" ucap Kara dengan semangat.

"Duh, Kara semangat sekali. Ada apa nih ?" tanya Tante Nia sambil melirik Kara yang duduk di bangku penumpang, lewat kaca spion.

"Gak, ada apa-apa Tante. Hehehe" jawab Kara dengan cengirannya.

Sekitar 30 menit mengemudi Tante Nia sudah memakirkan mobilnya diparkiran Mall ala Jepang yang ada di Jakarta. Tante Nia mengambil tas hitamnya lalu keluar dari mobil. Tante Nia berjalan menuju Kara dan Key yang sudah menunggu di depan pintu masuk.

"Ma, ini mau belanja bulanan atau mau belanja kebutuhan pribadi Mama?" tanya Key ketus.

"Sekalian Key" jawab Tante Nia dengan terkekeh.

Sementara Key hanya berjalan dibelakang dengan wajah masam. Dia memang tidak suka ikut Mama belanja, karena lama dan rempong. Kalau pergi ke Mall berdua dengan Kara pasti dia senang, karena bisa kencan dengan Kara.

Mereka sudah sampai di dialam Mall. Seperti biasa Tante Nia mulai khilaf. Dengan cepat menuju supermarket yang banyak makanan jepang dan yang pasti halal. Key sudah mulai malas dengan langkah kakinya, melihat Mama sudah sibuk mengambil berbagai macam makanan yang terpajang di rak. Key hanya bisa bernafas berat sambil mendorong troli yang sudah penuh dengan barang-barang yang dibeli oleh Mama.

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang