Part 15

7.9K 221 3
                                    

Siang hari terik sekali. Sinar matahari begitu panas siang ini. Sepanas hati Key yang terbakar cemburu. Sepanjang perjalanan Key hanya terdiam. Berkali-kali Kara mengajaknya berbicara dan Key hanya menjawab datar.

"Key kira-kira Bi Inah sudah pulang belum ya?"

"Sudah kali" jawab Key datar.

"Ya kalau belum, bagaimana kalau kita makan dulu. Aku lapar bangat nie ?" sambil menunjukkan ekpresi gemasnya.

Key hanya menoleh sebentar, lalu mencoba mengambil ponsel dari saku bajunya.

"Key, gak boleh berkendara kalau sedang mengemudi" Kara langsung merebut ponsel yang sedang dipegang Key.

"Yaudah, kamu coba telephone rumah. Tanya Bi Inah ?" ucap Key yang tetap fokus mengemudikan mobilnya.

Kara mencoba menarikan jarinya dilayar ponsel Key. Dia kesal sekalu karena tidak bisa membuka layarnya.

"Key, password-nya ? Aku tidak bisa bukanya" sambil memajukan sedikit bibirnya.

"Kamu telat. Kita sudah sampai" ucap Key yang sudah memarkirkan mobilnya di garasi.

Kara melihat ke depan. Benar juga mereka sudah sampai. Dan Key sudah turun dari mobil tanpa menghiraukan Kara.

"Key, tunggu" teriak Kara yang langsung membuka pintu mobil dan berlari menyusul Key.

Betapa senangnya mereka ketika membuka pintu, Bi Inah berada disana. Apalagi dimeja makan sudah tersedia ayam goreng, tumis kacang panjang dan tahu goreng. Kara berlari menuju meja makan dan duduk disana dengan kegirangan. Cacing-cacing diperutnya sudah menari-nari.

Kara mengambil piring yang sudah tersedia. Dia hendak menyendok nasi yang dari tadi sudah memangil-manggilnya untuk dimakan. Belum sempat centong nasi itu menyentuh butiran putih yang sudah menggoda. Tangan Key langsung menarik tangan Kara.

"Kebiasaan. Ayo ganti baju, cuci tangan dulu. Jangan jorok" ucap Key sambil menarik Kara ke lantai dua.

"Key, tapi aku sudah lapar" rengek Kara.

"Ganti baju dulu. Atau kamu mau aku yang gantiin baju kamu? " sambil tersenyum jahil.

"Terima Kasih" ucap Kara ketus.

Brak

Kara langsung pintu kamarnya dan meninggalkan Key sendirian. Key hanya tersenyum jahil dan melangkahkan kaki menuju kamar tercintanya yang berada di samping kamar Kara.

Kamis pagi diguyur hujan lebat. Cuaca sangat mendung. Membuat orang-orang malas melakukan aktivitasnya di pagi hari. Tetapi tidak dengan Kara, dia harus tetap sekolah karena sedang ujian yang tinggal dua hari lagi. Di dalam kamar yang terlihat Kara sedang mencari sweaternya. Kara sibuk mencari di bawah tumpukkan pakaiannya.

Tok Tok

"Kara, ayo. Hujan nie. Jalanan pasti licin. Aku gak bisa ngebut kalau kamu berangkatnya mepet" teriak Key dari balik pintu kamar Kara.

"Sebentar Key"

Key yang tidak sabar karena melihat jam tangannya menunjukkan pukul 06.40, langsung membuka pintu kamar Kara.

Key menggelengkan kepalanya melihat semua isi lemarinya berada dilantai, di ranjang dengan tidak rapi. Key menyilangkan kedua tangannya di dada sambil melihat Kara yang terus mengeluarkan isi lemarinya.

"Kalau mau buka obralan baju jangan dikamar, percuma gak ada yang nawar" ejek Key.

Kara mendengar suara Key langsung menghentikan aktivitasnya. Kara langsung melihat jam yang berada pada pergelangan tangannya. Dengan senyum lebar seperti iklan pasta gigi dia menghampiri Key.

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang