Suasana sangat hening. Sekolah dengan 4 lantai itu terlihat sangat sepi. Tidak ada satu orang yang berada diluar ataupun berjalan di koridor. Hanya ada beberapa guru piket yang tengah berjaga untuk ketertiban selama ujian berlangsung.
Semua siswa mengerjakan ujian dengan tenang. Semua terlihat sedang berpikir dan menggorekan tinta pada lembar jawaban mereka. Tak ada yang bersuara mereka semua focus dan konsentrasi dalam mengerjakan ujian.
Dua orang guru pengawas juga terlihat melangkah menglilingi kelas sambal memperhatikan satu-persatu siswa-siswi.
Bel berbunyi tanda satu pelajaran telah selesai. Kara dan sahabat pergi ke ruangan mading. Ruangan itu menjadi ruangan mereka semenjak Kara terpilih menjadi ketua Mading sekolah.
Mereka berempat sering berkumpul diruangan itu untuk membuat mading, rapat, atau sekedar bercerita. Kara sedang merapikan kertas-kertas dimejanya.
"Ra, ayo sekarang jelasin semuanya" ucap Erin yang baru saja masuk kedalam ruangan itu.
Semua sudah duduk melingkar diatas karpet bewarna biru. Dengan camilan keripik singkong balado dan empat gelas es teh manis menemani istirahat mereka.
Kara menarik nafas dan membuangnya, lalu menceritakan semua kisahnya mulai dari meraka sampai lombok, saat Kara di ganggu preman dan ditolong Key, saat mereka berbaikan, juga sampai mereka pulang ke Jakarta. Tetapi Kara tidak menceritakan tentang first kissnya dengan Key.
Mendengar ceritanya Erin, Suci ikut senang akhirnya Kara dan Key sudah tidak perang dingin lagi. Tetapi entah kenapa Nana memberikan senyuman sinis. Seakan dia tidak senang kalau Kara dan Key berbaikan.
"Mana coba lihat foto-fotonya. Kayaknya belum diupload ya" ucap Suci yang meninggikan kepalanya.
Kedua sahabat yang lainnya memandang Kara meminta izin untuk melihat fotonya. Mereka semua langsung mengambil ponsel Kara dan melihat foto-foto Kara selama di Lombok. Mulai saat Kara sampai di kamar hotel bersama Tante Nia. Lalu saat mereka makan siang pertama di Lombok.
Semua terkejut saat melihat foto-foto setelah itu. Ada banyak foto kebersamaan Kara dan Key. Banyak foto selfie mereka berdua. Tidak hanya itu yang membuat mereka bertiga terkejut adalah foto saat Kara dan Key duduk diatas pasir. Disana terlihat Key merangkul Kara dari belakang mereka sama-sama menggunkan baju dan topi.
Erin : "Ehm, kenapa ya setiap foto selalu ada Key ? Uh mesranya" (Dengan nada meledek)Suci : "Tunggu-tunggu, lihat dech yang ini belum diceritaiin". (sambil memperbesar foto yang mereka lihat terakhir).
Erin : "Kara".
Kara tersenyum garing menatap ketiga sahabatnya. "Hadeuh, kenapa mereka lihat foto Key sedang peluk aku" batin Kara bermonolog.
"E..e.. Itu iya saat aku dipantai sama Key. Kan sudah aku bilang. Kita sudah baikan. Hubungan kami seperti dulu lagi. Kamu tahukan Erin bagaimana hubungan kita dengan Key ?" ucap Kara mengelak.
Ketiganya saling bertatapan dan mengangkat satu alisnya. Erin hanya mengganggukan kepalanya sambal tersenyum penuh arti. Sebelum mereka membuka foto selanjutnya, Kara langsung mengambil ponsel itu.
"Bentar aku lupa, mau kasih oleh-oleh" Kara meletakan ponsel itu diatas meja kayu coklatnya.
Kara mengambil paper bag bewarna merah. Kara mengambil bungkusan yang dibalut oleh kertas kopi dan memberikan kepada tiga sahabatnya itu.
Mereka sangat senang saat membuka oleh-oleh pemberian Kara. Kara sengaja memberikannya sekarang. Agar teman-temannya tidak melihat foto-foto selanjutnya, dan mungkin akan banyak pertanyaan nanti.
"Thank's you Kara cantik" ucap mereka bertiga sambil memeluk Kara dengan hangat.
Bel tanda masuk berbunyi, melepaskan pelukan mereka bertiga. Mereka langsung bergegas ke kelas dengan membawa tas pemberian Kara. Tanpa sadar Kara melupakakn handphonya tertinggal diatas meja. Mereka semua juga berlari menuju kelas, agar tidak terlambat masuk.
Baru sampai pintu Kara meminta ponselnya. Erin kebingungan mencari-carinya. Lalu Kara berlari ke ruangan mading. Untunglah ponselnya masih ada di sana. Kara langsung mengambilnya. Setelah itu Kara langsung menuju kelas untuk mengikuti ujian selanjutnya.
Jam kedua adalah Bahasa Indonesia. Ternyata Kara lebih cepat selesai karena dia cepat sekali mengerjakan soal-soalnya. Kara pergi ke toilet wanita. Tiba-tiba Joice masuk dan langsung mendorong Kara hingga terjatuh. Kara terbangun dan langsung membalasnya.
Terjadilah keributan di dalam toilet wanita. Yang kebetulan tidak ada orang selain mereka. Seperti biasa Joice sudah mengutus dua temannya untuk berjaga-jaga di depan pintu.
"Eh cabe rawit, lupa ya dengan ucapan loe yang dulu" ucap Joice sinis.
Kara sempat berpikir sambil mencuci tangannya di wastafel.
"Key ? Gue bilang sama loe. Kalau memang loe suka sama Key, loe buat dia suka juga sama loe. Usaha donk"
"Cukup ya. Ternyata loe menjilad ludah loe sendiri. Ngaku loe, loe jadiankan sama Key. Tinggal serumah pacaran. WOW apakah yang akan terjadi. Lihat aja siap-siap hubungan kalian pecah bagaikan piring yang jatuh" ucap Joice dengan nada mengejek.
Kara terdiam seketika mendengar Joice mengucapkan itu. Kedua tangannya mencengkram ujung rok dengan kencang. Dia menatap Joice tajam.
"Kenapa diam ? Benerkan dugaan gue. Dasar CEWEK MURAHAN" ucap Joice kesal sambil menjambak rambut Kara.
Plak
"TUTUP MULUT LOE" Dengan nada kasar dan menampar pipi Joice.
"Pacaran atau bukan itu hak gue. Gue udah bilang sama loe kalau suka sama Key, loe usaha buat Key suka sama Loe. Jangan orang lain loe labrak. Kalau loe kayak gini Key gak akan suka sama loe" ucap sambil menangis dan pergi meninggalkan Joice.
Joice hanya tersenyum sinis melihat Kara yang terus jalan meninggalkannya. Sampai dia hanya terlihat siluetnya yang dengan sengaja menyenggol bahu Dina salah satu teman Joice yang berjaga di depan pintu.
Kara menyendiri di ruang mading. Dia terus menangis. Lalu tak lama kemudian Erin datang dan langsung menengkan Kara. Setelah tenang Kara dan Erin pergi ke kantin. Saat mereka sedang berjalan tanpa sengaja bertemu dengan Edo.
"Assalammualaikum" sapa Edo dengan nada yang lembut
"Waalaikumsalam Ka" ucap Erin dan Kara bersamaan sambil tersenyum.
"Boleh bicara berdua sebentar" ucap Edo menatap Kara
"Boleh bangat Ka, Kara aku duluan ya" ucap Erin tersenyum menyenggol bahu Kara pelan.
Erin pergi menuju kantin. Disana sudah ada Nana, Suci, Jody, Kaka. Erin menceritakan Kara lagi pendekatan (pdkt) dengan Edo. Key yang baru datang dengan membawa makanan sangat kesal dan cemburu mendengar Kara sedang bersama Edo.
Baru saja sedikit makan, dengan perasaan cemburu Key pergi ke kelas terlebih dahulu. Key melewati taman, nafasnya sangat sesak melihat Kara sedang berbincang sambil tertawa bersama Edo.
"Katanya gak ada apa-apa. Tapi mereka akrab bangat. Rasanya pengen cincang aja tuh kakak kelas" batin Key, lalu pergi dengan kesal.
.
.
Revisi : 17 - 05 - 18
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet [END] Publish Again
RomansSudah terbit di Google book & KBM App.. Kara dan Key bukanlah Kakak beradik ataupun saudara, tetapi mereka tinggal serumah. Sejak Kecil Kara sudah dirawat oleh kedua orang tua Key yang notabennya adalah sahabat baik kedua orang tua Kara. Saat masi...