Seminggu sudah berlalu semenjak Kara mendapatkan ponsel terbarunya. Dia sangat senang, akhirnya dia merasa tidak bosan lagi jika sendirian dirumah.Kara menarik nafas panjang, dia mulai membuka kontak yang sudah dia simpan satu hari setelah mendapatkan ponsel baru.
Setelah kontak yang dia cari terpampang dilayar ponselnya, dia langsung menekan tombol hijau. Menunggu beberapa saat, sampai akhirnya orang diseberang sana mengangkat ponselnya.
"Hallo" ucap orang disana yang mengangkat telepon itu.
"..." Kara hanya terdiam, dia merasakan rindu yang teramat sangat mendengar suara tersebut.
"Hallo"
Orang disana langsung mematikan ponsel yang tidak ada suaranya itu. Seketika Kara terdiam dan menatap dalam pomsel tersebut. Ya, dia mencoba menghubungi Key, tetapi Kara belum siap untuk berbicara banyak. Dia sedikit tersenyum, walau hanya mendengar suaranya, Kara sudah sangat senang.
Kara kembali mencari kontak seseorang, dengan semangat dia menekan tombol hijau. Menunggu beberapa saat akhirnya terdengar suara disebrang sana.
Mereka mulai bercakap, menanyakan kabar masing-masing. Kara sudah lebih baik, tetapi masih ada ganjalan sedikit dihatinya.
Flashback On
Tiga hari lalu, Erin datang ke rumah Key. Dia membawakan Brownis kesukaan Tante Nia. Saat sampai disana. Erin sedikit bingung, rumah ini tampai sepi. Erin menyanyakan keberadaan orang-orang dirumah ini kepada Bi Inah. Dengan perasaan sedih Bi Inah menceritakan apa yang terjadi setelah Kara pergi.
Setelah kepergian Kara, Tante Nia selalu datang ke kamar Kara, dia menangis sambil memeluk foto Kara. Gadis kecil yang dianggap putrinya sendiri itu, kini pergi jauh dengan membawa luka karena dirinya. Tante Nia sangat terpukul.
Om Dani sudah dua minggu pergi ke Yogyakarta, dia bermaksud mencari Nina. Om Dani sangat sedih melihat istrinya yang sering menangis di kamar Kara. Om Dani terpaksa ke Yogyakarta, sebisa mungkin menemukan wanita yang mirip dengan Nina. Dia berharap wanita itu memang Nina, agar bisa mengembalikan Kara ke Indonesia.
Erin melangkah pelan, menuju kamar Kara. Dia tahu pasti saat ini Tante Nia berada disana. Saat sudah di depan pintu Erin sedikit ragu, apa yang harus dia lakukan.
Tok...tok..tok..
"Tante" Erin coba mengetuk pintu dan memanggil Tante.Karena tak ada jawaban, Erin membuka pintu itu dengan pelan. Dia melangkah perlahan, hatinya ikut sedih melihat Tante Nia tertidur diranjang Kara sambil memeluk foto Kara. Erin mendekat dan melihat pipi Tante Nia masih basah, mungkin Tante Nia habis menangis. Perlahan Erin membungkuk dan membangunkan Tante Nia dengan pelan.
Melihat Tante sangat lelah, Erin mengurungkan niatnya membangunkan Tante Nia. Akhirnya dia mencari kertas dan pulpen. Dia menuliskan pesan untuk Tante Nia. Erin meletakkan brownis disamping Tante Nia dan meletakan pesan singkat yang dia buat. Lalu dia keluar dari kamar itu.
Flashback off
"Erin, apa kamu sudah melihat Tante, bagaimana keadaaanya?" tanya Kara.
Erin yang bingung harus menjawab apa. Karena dia tidak ingin menceritakan kalau Tante Nia sangat hancur, berat badannya juga turun. Kalau sampai dia memberitahu, Erin takut Kara akan sedih dan berpengaruh pada kesehatannya.
"Erin" ucap Kara menyadarkan lamunan Erin.
"Oh, iya..iya. Aku sudah melihat Tante dan Om. Mereka baik-baik saja. Mereka sangat rindu kamu. Mereka sealu mendoakan yang terbaik untukmu" ucap Erin sedikit berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet [END] Publish Again
RomanceSudah terbit di Google book & KBM App.. Kara dan Key bukanlah Kakak beradik ataupun saudara, tetapi mereka tinggal serumah. Sejak Kecil Kara sudah dirawat oleh kedua orang tua Key yang notabennya adalah sahabat baik kedua orang tua Kara. Saat masi...