Part 39

2.9K 96 1
                                    

Hai.. Hai...
Jngn lupa vote ya..   Klo bnyak vote setiap hari aq publis 2 part..

Ok.  Aq tunggu

Happy reading
.
.

Kara dan Suci sedang asyik duduk di bangku Cafe yang berada di luar dengan atap payung besar. Karena seperti biasa Erin selalu mendapat panggilan misterius, lalu pergi. Tetapi setidaknya dia sudah berjanji.

"Please, aku tinggal sebentar. Setelah ini aku janji sama kalian, aku ceritakan semuanya. Tapi setelah Kara dan Key" ucap Erin tadi sebelum dia pergi.

LaPizza Cafe memang terkenal dan tidak begitu jauh dari sekolah mereka. Tempat duduk disini banyak, ada di dalam dan diluar. Sepuluh menit sudah berlalu, Erin kembali dengan mata yang merah seperti orang habis menangis.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Kara khawatir yang merangkul Erin sambil membantu Erin duduk.

"Sorry, hiks..hiks.." Hanya itu kata yang keluar dari mulut Erin yang langsung menangis.

"Erin, sabar, minum dulu" ucap Suci mengambilkan segelas ice tea, dan memberikannya kepada Erin.

"Erin, cerita sama kita, sebisa apapun kita selalu bantu" ucap Kara meletakkan gelas yang ditangan Erin.

"Kara, Suci, maaf, selama ini aku sudah tidak jujur sama kalian. Hiks..hiks.."

"Erin, setiap orang punya privasi, kita tidak memaksa kamu harus cerita semuanya. Kita tahu kamu punya alasan kenapa tidak jujur. Sama seperti aku dan Key, kita punya alasan kenapa bisa sampai backstreet." ucap Kara dengan senyum ramahnya agar Erin tetap kuat.

"Sebenarnya, aku....aku jadian sama Kak E..do"ucap Erin yang sedikit takut.

"APA" teriak Kara dan Suci repleks. Erin langsung membekap mulut kedua sahabatnya itu dengan telapak tangannya.

"Kalian bisa gak sih, gak usah sehisteris itu" rengek Erin.

"Sorry, repleks" ucap Suci ditambahkan anggukkan Kara.

"Jangan bilang, waktu kamu telat ke rumah aku, and diantar ojek. Ojeg itu adalah Edo?" selidik Kara, dan dibenarkan dengan anggukkan Erin.

"Pantas saja, aku seperti kenal sama orang bermotor waktu itu" ucap Kara yang mengingat kejadian itu.

"Sebenarnya itu hari dimana aku baru jadian sama Kak Edo. Kamu ingat-kan Kara, waktu habis olahraga. Aku dipanggil Mr Juan" Kara menganggukkan kepalanya.

"Disana juga ada Kak Edo. Dia minta maaf, karena tidak membantu membuat pengumuman pemilihan Osis. Setelah itu, kita sempat ngobrol banyak. Dan dia bilang mau berteman sama aku" Erin mengambil nafas lalu membuangnya kembali.

"Dia sering kirim pesan atau sekedar telepon aku. Dia juga pernah datang dan mengobrol banyak sama Mami. Dan waktu aku mau ke rumah kamu, aku sama dia sudah janji terlebih dahulu, mau pulang bersama. Tapi aku batalin dihari aku akan jalan, karena aku mau ke rumah kamu"

"Tapi intinya kalian tetap jalan-kan" ucap Suci dengan polosnya, dan langsung ditutup mulutnya oleh tangan Kara.

"Iya, dia telepon, dia bilang mau ngomong penting. Disanalah dia nembak aku. Dan kita jadian, tapi backstreet. Dia gak mau semua orang tahu"

"Terus kamu setuju?" tanya Kara dan dibenarkan dengan anggukkan Erin.

"Kenapa ?" tanya Kara lembut.

"Tadinya aku kira, dia tidak mau kena gosip macam-macam. Makanya selama ini yang sering kirim pesan dan telepon aku, waktu kita sering bersama adalah-"

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang