HAPPY READING
-------"Kita mau kemana sih kak?" tanyaku pada chanyeol setelah hening menyelimuti. Chanyeol hanya melirik sekilas tak lama ia mengeluarkan tawanya. Rasanya hatiku menghangat mendengar suara tawanya yang tampak riang, membuat mood ku yang sedari tadi hancur tiba-tiba menampakkan senyum kecil.
"Nanti loh juga bakalan tau. Kirain mau ngambek mulu ternyata loh nggak nyaman juga sama hening." ucap chanyeol diselingi tawanya, aku? Aku hanya memutar mataku malas mendengar celotehan bodohnya itu. Aku lebih tertarik menatap keluar jendela menatap bebagai kendaraan besi yang berlalu lalang.
Aku menarik nafas dalam dan memejamkan mataku. "Hening itu sakit. Hening itu luka. Hening itu beban. Karna, hening membawa hembusan kenangan. Kenangan yang mampu membuka luka." ucapku pelan sangat pelan hingga aku berpikir bahwa chanyeol tak mendengar ucapanku barusan.
Tak lama kemudian mataku terasa berat dan akupun terlelap cukup lama.
"Putri tidur bangun loh. Kita udah sampai nih." suara berat chanyeol membangunkan ku dalam tidur lelapku.
"Nghh"
"Bangun, gue udah 15 menit nungguin loh bangun, nggak bangun-bangun." gerutunya kesal. Membuat mataku terbuka lebar dan mendelik tidak suka. Dasar!
"Bawel." gumamku pelan seraya membenahi dudukku yang sudah ah entahlah bentuknya saja tidak bisa aku jelaskan.
"Gue denger ya." sialan! Aku hanya menarik nafas lelah, toh aku baru saja sadar dari mati sesaatku. Chanyeol keluar dari mobil dengan membanting pintu mobilnya cukup keras mampu membuat ku terlonjak kaget.
"Kak chan gila! " teriakku kesal. Bagaimana tidak, aku benar-benar kesal karna sikapnya yang begitu menyebalkan.
Pintu mobil di buka secara kasar dan muncullah sosok sih menyebalkan Mr. Park. "Silahkan keluar Putri tidur." ucap chanyeol dengan sok manisnya, rasanya perutku terasa mual dengan tingkah sok manisnya itu.
"Lupa? Chanyeol menatapku heran. Loh nggak bawa kursi roda gue bego. Gue gimana caranya bisa turun." teriakku geram, karna sikapnya yang terlampaui sangat cerdas itu. Sebelum kami berangkat dengan sangat bodohnya ia hanya mengangkat ku masuk kemobil tanpa memasukkan kursi rodaku ke bagasi mobil.
"Turun gampang kok. Tinggal loh turun beres deh. Lo----"
Plakkk
"Arghh! Sakit bego dasar junior kurang ajar. Gu---"
Belum sempat chanyeol melanjutkan kalimatnya, aku menatapnya dengan tatapan tajam sehingga ia menghentikan kalimatnya. "Apa! Lo lupa apa pikun sih? Gue kan belum bisa jalan normal."
"Oh iya lupa hehhe" sumpah aku benar-benar jengah dengan pria dihadapanku ini.
Setelah proses perdebatan panjang akhirnya, chanyeol menggendong ku dengan piggy style. Aku merasa sedikit gugup saat baru saja aku akan mendebatnya lagi, dengan secepat kilat ia mengangkat tubuhku dan mendekapku membawaku pada gendongannya.
"Loh kok ringan banget sih? Gue ngerasa gendong kapas tau nggak!" ucapnya dengan menggoyangkan tubuhku kekanan dan kekiri.
"Yakkkk. Nanti gue jatuh kak. Stop kak ihh." teriakku histeris membuatnya mengusap telinganya beberapa kali akibat suaraku yang menggelegar.
"Telinga gue sa!" aku hanya tertawa mendengar gerutuan-gerutuannya. Tiba-tiba saja ia menarikku kedepan dan menaikkanmu keatas pundak sebelah kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikelilingi 9 cogant
FanfictionKisahku tak akan lengkap tanpa pertemuan kita. Pertemuanku dengan 9 pria tampan yang memperlakukan aku yang bukan siapa-siapa bagaikan seorang Putri. Cinta, dendam, serta patah hati aku bersyukur melewatinya bersama kalian. Pria-pria tampanku DSC S1...