DSC S2-02

681 41 2
                                    

..HAPPY READING..

"Semisal RINDU semacam tumbuhan yang dipupuk makin Bagus. Mungkin saat ini RINDU-ku bisa membuat kaya raya"

07.36
In Paris

Tringg Tringg....

Tringg..  Tringg..

Suasana kamar yang tamaram yang tadinya sunyi kini sedikit hidup dengan adanya suara lain dari benda pipih yang berada di sebuah nakas samping Kasur Queen size milikku aku yang masih nyaman bergelung manja di bawah selimut harus bersabar dengan adanya gangguan di pagi hari seperti saat ini.

Triiingg..  Tring..

Aku mendengus kesal karna dering ponselku tak kunjung berhenti membuatku mau tak mau membuka mataku yang terasa masih berat. Aku mencoba menggapai ponsel yang berada di nakas, menggeser tombol hijau dengan segera tanpa melihat nama si pemanggil.

"Ha-

"Kamu kok ngangkatnya lama banget sih lis! Kamu pasti belum bangun! Kamu tuh ya." Mataku seketika terbuka lebar diikuti oleh nyeri di kepalaku akibat tiba-tiba terbangun oleh pekikan amarah di seberang sana. Ah..  Suara ini.

"Kamu masih lanjut tidur? Pengen mama seret kamu pulang?"

Yaps!  Si penelpon adalah Sang Ratu tercinta, mama .

"LISA!!"

Aku menghela nafas panjang mendengar teriakan mama-lagi. Rasanya kepalaku makin nyut-nyutan saja. Aku menarik nafas pelan agar aku tidak ikut kesal dalam menjawab teriakan mama, bisa-bisa semua fasilitas di tarik mama. Kan gawat.

"Lisa udah bangun kok mama cantik." Ucapku lembut, yah sebelas duabelas lah dengan Putri keraton. Aku mendengar dengusan kesal di seberang telfon membuatku sedikit geli. Mama itu memang suka bawel tapi nggak terlalu jago marah-marah makanya jadi kelihatan aneh setiap ending dari acara bawelnya aku tanggapi santai.

"Ish. Mama tuh kesel sama kamu lis. Nggak di Indonesia nggak di Paris kamu tuh malasnya nggak tertolong. Kamu butuh mama bawa ke Rumah sakit nggak sih?"

Aku mengernyit bingung. Hubungannya aku malas dengan Rumah Sakit apa ya? Mama emang suka aneh deh selama aku terpisah jauh darinya, ada-ada saja tingkah dan omongan aneh mama yang sukses buat aku kangen dengan Indonesia.

"Ma, hubungannya apa banget deh. Mama juga masih pagi udah nge rap aja."

"Disini udah jam 12 lewat kok lis. Jadi, nggak ada salahnya mama tuh ngomong panjang kali lebar kali tinggi. Lagian mama tuh selain mau bangunin kamu, mama jiga ngerasa kesepian di rumah aja."

"Tumben. Nggak kebutik ma?"

"Mama abis kepeleset di dapur. Papa kamu lebay, katanya mama harus istirahat yang banyak. Alay kan?"

Mama benar-benar beruntung punya papa yang selalu ada buat dia dan aku merasa jauh lebih beruntung menjadi anak mereka. Ahh. Jadi rindu.

Aku terkesiap saat mendengar suara mama memanggil-manggil namaku di seberang sana.

"Seharusnya mama tuh bersyukur dapat laki-laki seperti papa, ma. Aku juga pengen punya sosok pendamping seperti papa."

"Kan udah ada." Mama terkekeh diseberang sana. Aku jadi ikut tertular. Pagiku rasanya jauh lebih Indah meski harus mendengar omelan sebagai pembuka, tapi setidaknya aku dapat suntikan semangat.

Dikelilingi 9 cogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang