DSC S2-06

437 22 2
                                    

Aku pernah merasakan apa itu kecewa
Aku takut kali ini bukan hanya kecewa yang akan hinggap
Aku takut, aku ikut membenci karena rasa kecewaku

..HAPPY READING..

Setelah mengantarku pulang, chanyeol segera menuju ke Hotel tempatnya menginap setelah mengacak rambutku pelan yang sempat membuatku sedikit kesal tapi hilang begitu saja saat melihat senyum menawannya.
Aku berjalan memasuki kawasan Apartementku, menyapa para security yang bertugas dan sekarang disinilah aku, berdiri menunggu lift. Tak lama kemudian dentingan suara yang berasal dari lift berbunyi, aku segera masuk kedalam lift dan menekan angka tempat dimana apartementku berada.

Hari ini cukup lelah, seharian berjalan-jalan bersama Chanyeol tapi aku tidak menyesal sama sekali namun merasa beruntung memilikinya.

Good Night Rain...

Aku tersenyum menatap layar ponselku yang menampilkan Room chat-ku bersama Chanyeol. Aku meraih ponselku setelah mendudukkan diriku di Kasur Queen size milikku, seraya mengetikkan balasan chat untuknya, mengucapkan ucapan selamat malam untuknya.

Night too Rambo..

Aku bisa membayangkan ekspresi wajahnya saat membaca balasan chat-nya, mungkin dia akan mengumpat kesl. Ha.. lucunya pacarku.

Ting

Berhenti memanggilku Rain-ku sayang!

Aku semakin semangat menggodanya, kubalaskan sebuah balasan yang aku yakin akan membuatnya semakin marah. Aku tertawa terbahak setelah menunggu sekitar satu menit balasan darinya tapi justru telfon darinya yang aku dapat. Sepertinya dia bena-benar kesal.

"Ha-"

"Lisa..please deh jangan manggil aku Rambo. Kamu ngeldek aku totalitas tau nggak!"

"Itukan panggilan kesayangan aku buat kamu, kok masa dibilang ngeledek sih.."

"Tapi kan..." Lucu sekali pacarku ini, suaranya meregek dan itu sangat jarang. Karna ketahuilah, dia memang orang yang cool dan sangat jaim. Jadi, ini kesempatan emas untuk menggodanya tidak akan aku sia-siakan tentu saja.

"Kamu tuh sebelas dua belas sama Rambo, ayamnya datok dalang."

"Kamu ya!!well, aku ngambek sama kamu. Kesel pokoknya. Bye, jangan lumpa mimpiin aku yang tampan ini. Sayang kamu. Love you."

Sambungan telfon terputus. Aku tersenyum menatap layar ponselku dan seketika tawaku kembali pecah. Dasar humorku yang rendah.

Jadi, aku dan chanyeol itu punya nama panggilan kesayangan masing-masing. Tapi, hanya chanyeol yang sering menggunakannya sedangkan aku hanya di saat-saat tertentu seperti sekarang. Lihat sendiri hasil dari ulah jahilku. Jadi, semenjak kami bersama dan cahnyeol membantuku bangkit, aku menganggap chanyeol itu sebagai sebuah keajaiban yang Tuhan titipkan untukku. Aku merasa penuh dengan kebahagiaan karna hanya dengan hadirnya. Disaat-saat beratku itulah aku terkadang menganggap chanyeol sebagai pelangi disaat aku jatuh rapuh sebagai hujan. Aku mulai memanggilnya Rainbow, lucu memang dan mengapa Rainbow berubah menjadi Rambo?
Ada cerita lucu dibaliknya, saat aku dan chanyeol sedang berkunjung ke rumah kak lay. Kak lay yang memang mempunyai seorang keponakan sedang menonton TV dan karna aku dan chanyeol sedang menunggu kak lay bersiap-siap karna kami ingin pergi ke suatu tempat. Kami-pun duduk disamping anak berusia 6 tahun itu- keponakan kak lay, dan kebetulan si keponakan kak lay yang aku lupa namanya siapa sedang menonton film kartun. Kartun dari negeri tetangga-malaysia dan disana dua orang bocah kembar sedang mencari sebuah ayam milik Datok Dalang.

Saat aku melihat ayam tersebut, yang kebetulan warna rambut chanyeol dan  ayam itu berwarna merah. Aku yang semula fokus menonton, menatap chanyeol yang duduk disampingku memainkan game diponselnya mulai membandingkan antara Rambo dan Chanyeol. Seakan mendapat pencerahan, aku mencoba memanggil kak chanyeol dengan nama baru. Lucunya, karna terlalu fokus bermain game saat aku memanggilnya dengan sebutan Rambo, ia menoleh dan tidak menunggu waktu lama aku menyemburkan tawaku. Heran melihatku tertawa terbahak dan seakan sadar akan sesuatu yang salah. Chanyeol dengan wajah lucunya membulatkan matanya menatapku dengan wajah yang seketika berubah kesal, bukannya merasa bersalah justru aku semakin tertawa terbahak. Dimulai saat dimana pertama kali aku memanggilnya Rambo, dia jadi sering uring-uringan setiap memaggilnya Rainbow yang aku plesetkan menjadi Rambo.

Aku sudah berdiri di depan kamar hotel chanyeol. Ternyata dia benar-benar ngambek denganku, terbukti sudah jam 11 siang dia belum mengunjungi aku di apartemen dan bahkan belum menghubungiku sama sekali.

Ting nong

Ting nong

Ting nong

Berkali-kali aku menekan bel, belum ada tanda-tanda ia akan membuka pintu hotelnya. Kesal, tentu saja. Tak ingin seperti orang bodoh, aku mencari ponselku di sling bag navy yang aku pakai saat ini. Tidak ingin membuang waktu, aku segera menekan kontak chanyeol.
Dering pertama belum ada tanda akan diangkat hingga dering terakhir disertai suara si cewek operator bersuara-pun telfonku belum diangkat juga. Aku menelfonnya sebanyak 5 kali, tetapi tidak diangakat juga. Aku memutuskan untuk memasukkan kembali ponselku ke dalam tas da menyimpan kotak bekal berisi spagetti buatanku di depan pintu kamar hotelnya dan tak lupa menyimpan secarik kertas berisikan pesan untuk menghubungiku besok. Aku butuh waktu meredakan kekesalanku.

Diperjalanan pulang, aku menyempatkan diri untuk mampir di sebuah cafe untuk membeli ice cream. Tetapi, aku mengurungkan niatku saat melihat siapa yang berada di dalam cafe tersebut. Terlihat jelas di diding kaca yang tembus pandang seseorang sedang duduk berhadapan dengan orang yang aku yakin bisa membuatku semakin emosi saja jika menatapnya lebih lama.

Aku memutuskan untuk berjalan menjauh, mungkin ini jauh lebih baik. Aku menunggu bus lewat seraya mencoba mengendalikan diriku agar tidak menangis saat ini juga.
Aku sedang duduk di salah satu bangku taman yang ada di Menara Eiffel. Padahal baru kemarin aku datang kesini bersama chanyeol. Aku menghembuskan nafas pelan, setelah cukup tenang aku berjalan menjauh dari taman, memilih untuk ke kampus. Kebetulan hari ini aku ada jadwal kuliah jam 2 nanti.

Beberapa kali aku terkena teguran dosen saat aku hanya melamun saat sedang melakukan praktik. Hari ini memang kami sedang berada di ruang design, untuk membuat design kami masing-masing untuk ujian 2 bulan kedepan. Aku tidak fokus sama sekali sehingga dosen harus menjelaskan ulang saat aku merasa tidak mengerti karna memang aku tidak mendengarkan dari awal penjelasannya.
Hari yang berat untukku, mood ku benar-benar buruk. Aku malas pulang ke apartemen, malas bertemu dengan seseorang yang kuhindari hari ini. Aku bahkan tidak mengecek ponselku meskipun sedari tadi ponsel ku selalu saja bergetar. Aku memutuskan untuk memesan kamar hotel, aku butuh memanjakan diriku dengan spa yang disediakan pihak hotel. Aku bahkan tidak membawa pakaian selain pakaian yang aku kenakan saat ini. Tidak peduli, aku memutuskan untuk melepaskan penat dengan spa serta perawatan lainnya. Aku juga berencana mewarnai rambutku, ide bagus.
Setelah melakukan serangkaian perawatan, aku kembali ke kamar hotel dengan hanya berbalut kimono mandi. Aku langsung saja tertidur sesampainya aku di kamar hotel tanpa mengecek ponsel-lagi. Hari ini, aku hanya butuh waktu menenangkan diri.

Tbc..

Hi readers 😊
Apa kabar??
Maaf ya aku jarang up bukan jarang tapi sering ngilang 😁
Semoga untuk kedepannya aku nggak jarang update lagi ya..

Semoga kalian suka ya 😉

#FutureCY

Dikelilingi 9 cogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang