Seperti biasa, jangan lupa vote dan komennyaaa hhii thx
selamat membaca ^^***
Kedua bola mata biru itu menatap dengan rasa penasaran pada objek pandangannya yang baru saja memasuki ruangan.
Salah satu dari dua orang wanita yang menjadi titik fokusnya saat ini, mengambil alih seluruh perhatian Samuel dari kopi di dalam cangkirnya.
Salahkan saja matanya, yang lagi dan lagi tertarik untuk melirik perempuan yang sedang celingak-celinguk di tengah ruangan sendirian. Padahal Sam sudah berusaha keras untuk tidak peduli dan mengabaikan kehadiran perempuan itu.
Akan tetapi, perempuan yang berdiri jauh di depannya itu seolah memiliki magnet kuat hingga membuat Sam, sekali lagi tertarik untuk mengawasi dan memaku pandangannya pada gerak-gerik perempuan yang sudah duduk manis di pojok ruangan.
Kepala Sam sedikit mendongak menyaksikan bagaimana perempuan itu tanpa aba-aba merebahkan kepalanya begitu saja ke atas meja.
Ingatan Sam mundur pada saat-saat pertemuan pertama mereka di ruangan perempuan itu, di mana ia menemukan Ilmira dengan posisi yang sama.
Sam tersenyum miring setelah seolah mendapat ilham dari bola lampu yang berpijar di atas kepalanya.
Dia bangkit berdiri meninggalkan David yang sedang menyeruput kopinya, bingung, "Kau mau ke mana, Sam?"
Sam memilih mengabaikan pertanyaan David dan melangkah melintasi ruangan dengan langkah mantap.
Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang ramai dan bertanya-tanya apakah urat malu perempuan itu sudah putus hingga tanpa tahu malu tidur di tempat umum seperti ini?
Sebelum membuka suara, mata Sam menelusuri rambut hitam bergelombang di depannya. "Hei, racun. Selalu seperti inikah kebiasaanmu? Tidur? Di kantor, juga di tempat seramai ini? Seriously, aku heran bagaimana bisa Phillips tua itu memilih perempuan sepertimu, sleepyhead?!"
Hampir satu menit kemudian Ilmira akhirnya mengangkat kepala dan merengut tak suka, macam seekor beruang yang mengamuk karena proses hibernasinya diusik.
"Kau, Phillips muda, apa kau sedang bertingkah seperti seorang stalker yang selalu-mau-tahu dan merecoki hidup orang lain?"
Nyaris saja Sam tergelak ketika mendapati wajah mengantuk Ilmira. Perempuan itu terlihat berusaha keras seolah sedang mengangkat beban berkilo-kilo beratnya hanya untuk sekedar menajamkan mata beningnya.
Selama perempuan ini masih diberi nikmat hidup dan bernapas, Sam bertekad tak akan membiarkan Ilmira menjalani hidupnya dengan tenang.
Dengan pemikiran itu, sebelah tangan Sam terulur merengkuh lengan Ilmira yang bangkit dan mulai melangkah setelah sebelumnya secara tak terduga menabrak tubuh tegap Sam dengan tubuhnya yang jauh lebih kecil.
"Kau mau ke mana? Tidakkah kau ingin mengenal lebih jauh Phillips muda satu ini, racun?" sindir Sam, mengeratkan rengkuhannya seraya mengangkat alis dan tersenyum, membuat perempuan di depannya dengan polosnya menatap senyum Sam tanpa kedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Poison
RomanceSamuel Alan Phillips terpaksa menginjakkan kaki di tempat yang tak pernah ingin dia datangi lagi demi memberi peringatan kepada dalang di balik semua kekacauan yang mencemarkan nama baik keluarganya. Kekacauan yang juga mengancam akan mendepaknya da...