Sam bikin gagal fokus ih matanya XD⬆
ohya, part ini sedikit lebih panjang moga ga olab hhi
Vote dan komen dinanti selalu ❤
================================"I'm getting curious about you, the person in front of me."
-Ilmira N. Maheswari-
***
Satu hal yang sudah jarang Ilmira lakukan semenjak kehidupan normalnya berubah menjadi drama mutakhir nan rumit—yaitu menikmati hening dan syahdu suasana dari balkon kamar.
Singkat kata, melamun. Mengkhayalkan mimpi-mimpinya. Yah, mimpi berisi cita-cita yang hanya akan menggelembung di awang-awang, tanpa adanya kesempatan untuk dia bisa meraihnya.
Dia sanggup berlama-lama di balkon dan tenggelam dalam kesunyian yang membuat menit demi menit tanpa terasa membentang lebar menjadi jam.
Pikirannya meloncat dari satu peristiwa ke peristiwa lain hingga ia berada pada satu situasi yang memaksa dia memilih untuk melanjutkan lamunannya atau tidak.
Namun, ia hanya bisa pasrah ketika pikirannya bekerja dengan caranya sendiri, yakni dengan memutar kembali bayangan itu.
Bayangan dari peristiwa beberapa jam lalu, setelah Samuel nyaris membuat Ilmira terkena serangan jantung saat pria itu membawanya menantang maut di jalan raya.
"Sebentar saja." Suara Samuel begitu parau dan serak sampai membuat Ilmira mengira pria itu akan mengeluarkan tangisnya.
Dalam hitungan detik, Ilmira dibuat termangu ketika kepala Samuel bersandar pada bahunya. Belum lagi pria itu juga mendesakkan wajahnya pada lekukan leher Ilmira dan menghirup napas dalam-dalam seolah itu adalah napas terakhir yang bisa ia hirup.
Perempuan itu masih mematung merasakan embusan hangat napas Samuel di lehernya dan bertanya-tanya apakah dalam posisi ini pria itu mampu menangkap dentuman yang sedang melakukan orkestra besar-besaran di dada Ilmira.
Ke-egoisan Samuel, keangkuhannya, serta kekeras-kepalaan pria itu bagai terjun bebas lalu menghilang tanpa bekas. Menyisakan celah kecil terbuka untuk Ilmira masuk ke dalamnya.
Menyibak kerisauan dan kerapuhan yang baru kali ini ia lihat pada sosok bermata biru itu.
Samuel memang menjengkelkan. Tapi Ilmira masih seorang manusia yang mempunyai hati dan pikiran yang tidak bisa menutup mata dari kenyataan bahwa pria itu juga mungkin membutuhkan waktunya sendiri seperti sekarang ini.
Dan itu cukup membuat Ilmira bungkam dan menyimpan sendiri rasa penasarannya.
Sebelah bahu Ilmira tempat bersandarnya Samuel terasa kebas. Sejak tadi perempuan itu hampir tidak bergerak sesenti pun dari posisinya sekarang.
"Merasa lebih baik, Samuel?" Ilmira memberanikan diri mengeluarkan suara menyadari napas Samuel mulai terdengar teratur dengan tubuh yang juga mulai rileks setelah ketegangan menyapu sekujur tubuh pria itu.
Setelah sekali lagi menghirup dalam-dalam udara bercampur aroma manis melalui lekuk leher Ilmira, Samuel dengan tak rela menarik diri lalu melempar tatapan sejuta makna pada sang racun.
Bibir pria itu berkedut pelan, "Jadi sekarang aku Samuel? Bukan lagi Phillips sialan?"
Oke, itu sudah cukup menjawab pertanyaan Ilmira. Sepertinya mood Samuel mulai kembali ke semula. Dibuktikan dengan jawaban si Phillips yang sedikit terdengar main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Poison
RomanceSamuel Alan Phillips terpaksa menginjakkan kaki di tempat yang tak pernah ingin dia datangi lagi demi memberi peringatan kepada dalang di balik semua kekacauan yang mencemarkan nama baik keluarganya. Kekacauan yang juga mengancam akan mendepaknya da...