Seandainya seluruh bahasa yang eksis di muka bumi dapat dibukukan menjadi satu mungkin belum cukup untuk mengungkapkan penyesalan yang datangnya selalu terlambat. Penyesalan yang datangnya kadang bersamaan dengan segudang rasa bersalah dan jutaan kata maaf yang mengiringinya.
Maafkan aku. Sekali lagi bahkan lagi dan lagi Samuel mendesah dari dalam hatinya ketika bibirnya tak kuasa mengucap kata sesal saat wanita yang telah ia lukai tak lagi berada dalam jangkauannya.
Sungguh, ia tak bisa menggambarkan apa yang sedang dirasakan karena semua begitu campur aduk dalam dirinya. Sesal, resah, gelisah. Dan takut. Takut ia tak memiliki kesempatan untuk memperbaiki apa yang telah ia hancurkan.
Ia pernah kehilangan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan sang ayah. Seakan itu semua belum cukup membuatnya membenci dirinya sendiri, kini ia harus memikul beratnya bongkahan penyesalan karena telah mengoyak hati Ilmira sedemikian rupa bahkan menabur luka tak termaafkan di atasnya.
Tak termaafkan. Demi Tuhan, Samuel sudah mengusir Ilmira dengan begitu kasarnya. Belum lagi cara Samuel memandang Ilmira dan mengatai wanita itu layaknya seorang jalang.
Mengingat goresan luka di manik pekat Ilmira, praktis membuat Samuel dihujani ingatan lain. Dimana ia melihat luka yang sama dalam tatapan Ilmira jauh sebelum hari ini. Tepatnya, dalam pertemuan pertama mereka. Saat Samuel datang dengan kata-kata tajam dan cemooh yang menghasilkan kilau tangis di kedua bola mata Ilmira.
Ilmira benar, dia memang sialan. Dan Phillips yang sialan ini, sedang merangkak keluar dari kubangan rasa bersalah yang mencoba menariknya semakin ke dasar.
***
"Selama ini ayahmu mencoba mencari tahu pelaku dibalik kecelakaan itu seorang diri. Pertemuannya dengan Ilmira yang menghebohkan waktu itu memang rencananya untuk memancing mereka agar keluar. Dan tentu saja mereka menangkap umpan yang ayahmu lemparkan. Walau nyatanya ayahmu juga mengaku telah salah mengambil langkah dan merasa sudah membahayakan keselamatan Ilmira. Padahal dulu, setelah kepengurusan Ilmira dialihkan pada Nisrina, ayahmu yakin ia telah mengubur jejak Ilmira dari mereka yang mungkin pernah mengincar gadis itu."
Samuel menatap sang bibi dalam kediamannya yang pekat. Terlebih ketika Lily menyambung pernyataannya. "Aku yakin ayahmu berniat mengakui semuanya saat itu, saat ia memanggil Ilmira untuk datang ke kamarnya. Walau takdir rupanya berkata lain."
"Samuel..." panggil Lily melihat Samuel tercenung dan hatinya terasa sakit menyaksikan sang keponakan terlihat tersiksa seperti ini. Tak pernah sekali pun ia melihat kerapuhan dalam diri Phillips muda di depannya. Seolah hidup Samuel ikut berhenti saat Lily menyelesaikan ucapannya.
Di sisi lain, Lily juga tak ingin Samuel terus berdiam diri karena penyesalan tak akan mengubah apapun. Karena penyesalan saja tidak cukup untuk memperbaiki segalanya. Maka dari itu Lily berusaha menyadarkan Samuel dengan berkata, "Ayahmu tahu kau mampu menjaga Ilmira dari mereka yang mungkin akan kembali mengincar wanita itu. Ayahmu tahu kau akan menjaga wanita yang kau cintai. Tanpa diminta. Karena itulah ia membuat semua ini berlarut-larut. Agar kau menyadari dan meyakini perasaanmu pada Ilmira. Agar kelak kalian bisa bersama, sesuai keinginan ibumu sebelum mengembuskan napas terakhirnya."
Lily yang belum menyerah akan kebisuan Samuel, kembali membuka suara. "Kau masih mencintainya bukan?"
"Tentu saja." Tanpa diduga Samuel menjawabnya tanpa berpikir panjang seakan hari esok tak akan pernah datang.
Jawaban singkat Samuel menerbitkan senyum sayang di bibir Lily. Tak perlu mendengar beribu alasan karena sorot mata Samuel kini sudah menjelaskan semuanya.
"Apakah sudah terlambat untukku? Dari awal, aku bahkan tidak pernah tahu perasaannya kepadaku."
Oh, ya. Selama ini Samuel terlalu sibuk dengan urusan hatinya hingga tak pernah terbesit niatan untuk mengetahui perasaan Ilmira. Beruntung bagi Samuel, jika wanita itu bisa membalas perasaannya. Namun Samuel juga cukup sadar jika Ilmira mungkin saja kini membenci dirinya, atas semua yang telah ia lakukan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Poison
RomantizmSamuel Alan Phillips terpaksa menginjakkan kaki di tempat yang tak pernah ingin dia datangi lagi demi memberi peringatan kepada dalang di balik semua kekacauan yang mencemarkan nama baik keluarganya. Kekacauan yang juga mengancam akan mendepaknya da...