Part 32, Pelangi Setelah Hujan

738 47 0
                                    


Tuhan jelas tidak pernah ingkar dengan janji-Nya, bahwa setelah ada susah pasti ada mudah. Setelah ada duka pasti ada juga bahagia. Dan pelangi selalu hadir setelah hujan reda.

Seperti saat ini, Baik Senja maupun Jingga masih saling diam dengan senyum yang tidak pernah pudar dari wajahnya. Senja hanya diam tersenyum memandangi gadis yang duduk di sebelah nya, sedangkan Jingga hanya menunduk tersipu malu mengingat setiap kata yang Senja tuliskan pada suratnya. Menggelikan memang, tapi apa mau dikata, kenyataannya dia suka.

"Queen.. " Senja membuka suara.

Jingga mendongak dan menaikan sebelah alisnya, "Queen?"

Senja tersenyum melihat wajah kebingungan Jingga. "Panggilan sayang aku buat kamu."

Jingga semakin membulatkan matanya, apa tadi Senja bilang? Aku? Kamu? Oh Tuhan..

"Ka-Kak Senja tadi bilang apa?" Tanya Jingga memastikan.

"Queen, panggilan sayang aku buat kamu." Jawab Senja tersenyum tipis.

Jingga sontak tersenyum dan memegangi kedua pipi nya.

"Kamu kenapa?" Tanya Senja

"Malu"

Senja terkekeh melihat tingkah polos Jingga yang terang-terangan mengatakan malu di depannya. Senja menarik tangan Jingga yang menutupi kedua pipinya.

"Kaya yang baru pertama di giniin aja sih kamu."

"Emang pertama kok, kan kakak jarang banget manis gini." Jawab Jingga jujur.

Senja lagi-lagi terkekeh dan mengusap puncak kepala Jingga dengan sayang.

"Kangen banget ngeliat kamu yang kaya gini, Queen. Maaf ya kemarin udah sengaja bikin kamu sakit, aku bahkan terlalu brengsek buat dapet kesempatan kedua dari kamu."

Jingga menggeleng cepat, "Bukan salah kakak, kakak cuma nyoba buat memperbaiki kesalahan kakak di masa lalu aja. Tapi ya memang harus ada yang sakit dari masalah kita itu, dan aku udah nerima semuanya. Aku udah maafin kakak, asal kakak engga akan begitu lagi ya."

Senja beranjak dari duduknya dan berlutut di depan Jingga yang masih duduk di kursi nya.

"Aku engga bisa ngejanjiin apapun, aku cuma manusia biasa yang cuma bisa berencana tapi tetap takdir yang menentukan. Tapi satu yang aku tanam dengan baik di hati aku InsyaAllah, selama kita di ijinin sama-sama, aku akan berusaha semampu aku untuk engga nyakitin kamu lagi. Sebisa dan semampu aku sebagai manusia."

Tersenyum dan terharu, dua hal itu yang bisa Jingga lakukan dan rasakan saat ini. Matanya terasa memanas dan siap menumpahkan airmata kapanpun dia berkedip. Tapi dia berusaha untuk tidak menangis sekarang, dia hanya ingin menampilkan senyum nya di depan Senja yang masih setia berlutut di hadapan nya.

"Dan aku akan coba percaya sama kakak semampu dan sebisa aku sebagai manusia." Jawab Jingga membelai rambut Senja perlahan.

Senja menangkup tangan Jingga yang masih ada di atas kepalanya. Dia tidak menghentikan tangan Jingga tapi justru tangannya ikut bergerak dengan tangan Jingga yang masih membelai rambutnya dengan lembut. Mata Senja terpejam menikmati sentuhan lembut Jingga di puncak kepalanya.

"Ekhem!"

Kedua nya sontak terkejut, bahkan Senja terduduk saking kagetnya.

Jemmy yang melihat Senja terduduk di lantai justru tertawa keras.

"Kaya yang abis ketangkep basah berbuat mesum aja lo sampe kaget nya lebay gitu." Kata Jemmy masih dengan tawa nya.

Baik Senja maupun Jingga hanya mendengua kesal.

SENJA DAN JINGGA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang