Jingga melempar pandang ke arah depan, Sore ini taman komplek nya terlihat ramai. Ada beberapa ibu-ibu yang sedang mengawasi anak nya yang bermain. Ada juga beberapa remaja sebaya Jingga yang sedang asik main basket.
Jingga merapatkan jaket yang dipakai nya, angin cukup kencang untuk meluluh lantakan rambutnya. Sepoi angin membuat nya tenang sejenak. Sejak kejadian kemarin, Jingga lebih banyak diam. Dia bahkan izin pada Jemmy untuk bolos sekolah satu hari dengan alasan kurang enak badan. Walaupun sempat mendapat omelan dari Kakaknya, pada akhirnya Jemmy memberi ijin juga pada Jingga.
Jingga memejamkan matanya, berharap sesak di dadanya hilang di terbangkan angin.
"Sebentar lagi Senja." Ucap seseorang.
Jingga terhenyak. Dia menoleh kesamping dan mendapati Bintang tengah tersenyum ke arah nya.
"Tuh.. " Tunjuk Bintang ke arah langit " Sebentar lagi udah mau Senja." Ucapnya lagi.
Jingga tersenyum sendu, kata yang di ucapkan Bintang itu langsung saja mengingatkannya pada satu orang yang berusaha keras dia hindari sejak kemarin.
"Iya, Sebentar lagi senja" Kata Jingga lirih.
Bintang menoleh ke arah Jingga. Dia meneliti gadis yang duduk tidak jauh darinya itu. Bintang menebak bahwa Jingga sedang ada masalah walaupun Bintang sudah jelas tidak tahu masalah apa itu.
Bintang mengayuh kursi rodanya lebih dekat ke arah JBintangPosisi Jingga yang duduk di kursi membuat Bintang harus menghentikan kursi roda tepat di hadapan gadis itu.
"Mau cerita ke aku?" Tanya Bintang tiba-tiba.
Jingga mendongak, mengernyit bingung ke arah Bintang, "Cerita apa?"
Bintang mengangkat bahunya sekilas, "Aku ngerasa kamu engga seceria saat kita pertama ketemu. Jadi mungkin kamu sedang ada masalah?"
Jingga mengangguk mengerti sambil tersenyum kecil, lalu kepalanya menggeleng dengan tatapan jauh ke depan.
"Cuma maUcapnybiasa kok."Ucapnya pelan.
Bintang ikut tersenyum lalu menatap lurus ke dalam mata Jingga.
"Sebiasa apa sampai bikin kamu kaya bahkan buat senyum aja susah?" Pancing Bintang lagi.
Jingga membalas tatapan Bintang lalu kemudian menunduk. Menggoyang-goyangkan kakinya pelan.
"Kak, saat kita sudah percaya tapi kenyataannya bertolak belakang dari apa yang selama ini kita yakini, kita harus apa?" Tanyanya lirih.
Bintang diam sejenak. Dia berusaha memilah jawaban yang tepat untuk pertanyaan Jingga. Lalu kemudian dia berdehem kecil dan tersenyum.
"Kita cuma manusia Jingga. Begitupun dengan apa yang kita yakini. Engga salah saat kita menaruh kepercayaan pada seseorang, tapi kita engga boleh lupa bahwa orang yang kita percaya juga manusia. Kesalahan adalah manusiawi, tapi satu yang perlu kamu ingat, Jangan pernah takut buat bertanya. Karena setiap kesalahan akan selalu punya alasan." Ujar Bintang.
Jingga tertegun. Alasan? Dia bahkan tidak memberikan satu detikpun untuk Senja membela diri dan memberikan alasan. Karena Jingga terlalu takut membayangkan hal-hal yang lebih menyakitkan dari ini.
"Aku engga tahu ini masalah jenis kepercayaan seperti apa yang kamu hadapi, tapi semoga kamu bisa bersikap dewasa untuk menyelesaikannya. Jangan sampai menyesal." Ujar Bintang seraya mengusap pelan rambut Jingga.
Jingga tersenyum lalu menganggukan kepalanya. Mungkin, besok dia akan coba mendengar penjelasan Senja.
"Makasih banyak ya, Kak." Ucapnya pada Bintang.
![](https://img.wattpad.com/cover/130247822-288-k651123.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA DAN JINGGA (COMPLETE)
Novela JuvenilJika jatuh cinta adalah sebuah pilihan, maka Jingga memutuskan untuk memilih jatuh kepada Senja. Karena dia yakin Senja akan menangkapnya, tidak akan membiarkan dia terjatuh sendirian. Semburat orange yang muncul di penghujung sore, datang sekilas n...