Dua bulan sudah Jingga dan Senja mendapatkan julukan 'pasangan suci'. Julukan itu di berikan karena orang-orang tau, bahwa Jingga dan Senja sama-sama baru pertama kali pacaran. Jingga awalnya risih dengan julukan seperti itu, apalagi keempat sahabatnya selalu menggodanya dengan topik itu setiap hari. Tapi lama kelamaan Jingga akhirnya terbiasa dan menganggapnya angin lalu.
Sedangkan Senja, pria itu selalu tertawa setiap kali Jingga mengeluhkan tentang predikat yang di berikan teman-teman nya secara ilegal itu. Senja pikir itu berarti teman-teman nya juga mendukung hubungan nya dengan Jingga. Toh selama itu tidak mengganggu tidak masalah bukan. Seperti saat ini mereka sedang duduk di kantin bersama Rena, Tia, Syelon, Dafi dan Fajar, Senja hanya tertawa melihat wajah gadisnya cemberut saat Dafi mengulang ulang kata pasangan suci.
"Udah ah jangan cemberut gitu, gemes gue liatnya" Ucap Senja membelai lembut pipi Jingga.
Bukannya kesal, Jingga malah salah tingkah dan langsung menelungkupkan wajah nya di meja kantin. Sontak perilaku nya membuat teman-teman nya terbahak termasuk Senja.
"Kak Senja paling bisa bikin Jingga blushing." Celetuk Syelon.
"Iya, cewek yang gengsi nya gede kaya Jingga ternyata bisa shy shy cat juga." Dafi menimpali sambil terkikik.
"Gue jadi engga yakin kalau kak Senja baru pertama kali pacaran." Ucap Rena.
Dan Senja yang mendengar nya justru tersenyum lebar, dia ingat bahwa Jingga juga pernah berkata demikian waktu Senja dengan manisnya mengikatkan tali sepatu Jingga yang lepas saat mereka pulang dari toko buku.
"Iya ya, masa belum pernah pacaran tapi jago banget bikin Jingga salah tingkah mulu." Goda Tia kali ini.
Fajar yang mendengar nya sedari tadi hanya tertawa. Apalagi Jingga masih enggan mengangkat wajah nya.
Sedetik kemudian terdengar suara riuh menyahuti seseorang yang baru akan masuk kantin. Sontak itu membuat perhatian Senja dan yang lain terarah pada objek yang membuat heboh seisi kantin itu, termasuk Jingga yang mulai mengangkat wajah nya.
Disana, di pintu kantin terlihat gadis berwajah blaster dan tinggi dengan rambut coklat yang terurai berjalan bersisian dengan Aima. Semua mata memandang takjub pada gadis itu, terutama para siswa tentunya.
Dia melangkah semakin memasuki kantin. Tapi tanpa di duga langkah nya terhenti begitu saja tepat di meja yang di dudukin Jingga dan teman-teman nya.
Gadis itu tersenyum ke arah seseorang, dan Jingga serta yang lainnya langsung mengikuti arah padang sang gadis. Senja yang di arah oleh mata gadis itu.
"Makasih ya udah nganterin pulang kemarin." Ucap gadis itu kemudian.
Semua orang yang ada di meja itu terkejut, terutama Jingga yang merasakan hatinya mulai panas. Dia tidak peduli lagi apa yang di lakukan gadis itu dan bagaimana respon Senja. Dia berdiri dan melangkah keluar dari kantin.
Cemburu? Jelas. Dia sangat cemburu. Bagaimana tidak, dia baru saja mengetahui bahwa pacarnya mengantar seorang gadis cantik pulang ke rumahnya, padahal kemarin Senja bilang akan pergi ke toko buku untuk mencari referensi tugas Biologi nya.
Langkah Jingga terus saja bergerak entah kemana. Dia tidak bisa berpikir jernih. Dia ingin marah, teriak atau memukul sesuatu agar amarahnya tersalurkan. Tapi langkahnya tiba-tiba terhenti saat sebuah tangan mencekal lengan nya.
"Sayang, berhenti."
Jingga berhenti tanpa berbalik badan sedikit pun. Dia sangat malas bertatap muka dengan Senja untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA DAN JINGGA (COMPLETE)
Teen FictionJika jatuh cinta adalah sebuah pilihan, maka Jingga memutuskan untuk memilih jatuh kepada Senja. Karena dia yakin Senja akan menangkapnya, tidak akan membiarkan dia terjatuh sendirian. Semburat orange yang muncul di penghujung sore, datang sekilas n...