03. Duta kang iseng

1.8K 128 9
                                    

Setelah lima menit perjalanan lancar tanpa hambatan, Sefia sampai di parkiran sekolah. Dan ketika sedang memarkirkan motornya tepat di sampingnya seseorang pun memarkirkan motornya juga. Bagi Sefia itu biasa emang banyak anak sekolah ini yang kesekolah dengan mengendarai motor. Jadi wajar jika orang lain pun memarkirkan motornya, tapi begitu Sefia hendak pergi orang yang memarkirkan motornya tadi membuka helmnya dan memanggil namanya.
Ternyata orang itu Duta. Dan Sefia seketika menoleh begitu mendengar namanya di sebut.

"Lo, bawa motor sendiri?" Tanya Duta sambil berjalan pasti menghampiri Sefia. Dan Sefia hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Duta tersebut. Seraya kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kelas.

"Sejak kapan?" Duta kembali bertanya sambil menyamakan langkahnya dengan Sefia.

"Sejak hari ini." Jawab Sefia datar.

"Yang biasa nganter jemput Lo, kemana emang?" Duta semakin sok akab tapi mungkin emang Duta penasaran.

"Ada" lagi lagi Sefia hanya menjawab seperlunya dan sangat datar.

"Itu emangnya siapa lo?"

"Kakak."

Wusssh! Tiba-tiba sebuah bola melayang ke arah Sefia dengan kecepatan super dan terarah. Sambil dibarengi suara teriakan "awas" yang seketika membuat Duta refleks menarik Sefia kepelukannya. Akhirnya bola itupun mendarat tepat di tempat Sefia berada sebelumnya. Sedangkan Sefia kini tertegun dalam dekapan seorang Duta.

Ok, memang aneh rasanya di peluk dengan tiba - tiba oleh seseorang yang bukan siapa-siapa, tapi bukan berarti Sefia harus diam meresapi keanehan ini. Sefia pun menekan dada Duta dengan kedua tangannya. Tapi entah kenapa tangan Duta justru tertali di balik punggung Sefia sehingga Sefia tidak bisa melepaskan diri dari dekapannya.
Tapi terlihat sangat jelas dari raut wajah Duta kalo dirinya pun merasa kaget, dan tentu saja aneh. Tapi melihat Sefia dengan jarak sedekat ini membuat Duta jadi lupa diri dan untuk sesaat Duta pun merasakan apa yang dinamakan, Terpesona.
Sampai akhirnya Sefia dengan nada bicara ketusnya berkata.

"Lepasin"

"Heh????" Duta malah kayak orang linglung.

"Lepas" Sefia pun menaikan nada bicaranya, sambil meronta dan mendorong Duta agar menjauh darinya. Barulah Duta melepaskan tangannya dan mengatur jarak aman. Sambil gelagapan.

"Sorry, sorry...."
Suasana pun canggung untuk sesaat.
Dan tiba-tiba dengan rempongnya Sakti berlari kecil mengambil bolanya. Lalu mendekat pada Duta dan Sefia lalu tanpa merasa bersalah dia nyerocos sesukanya.

"Sorry, tadi gue niatnya mau lempar ke lu Ta, tapi lemparan gue melenceng. Lu ga apa-apa kan Sef?" Tanya Sakti peduli setelah beberapa saat memberi penjelasan.

"Lagian lu ngapain si, lempar - lempar bola di tempat rame gini? Bahaya tau." Sahut Duta sewot.

"Ya, sorry. Gue niatnya mau ngetes refleks lu aja." Jelas Sakti santai.

"Eh, lu lupa siapa pemain basket paling jago di team kita? Sok so'an mau ngetes gue." Duta masih saja sewot, di tambah kepedean lagi, padahal Sakti aja udah berusaha santai. Eh, ujung - ujungnya. Mereka malah ribut berdua, sebenarnya bukan ribut sih. Cuman ya gitulah obrolan ala ala sohib yang berusaha menunjukkan siapa paling keren tapi dalam nada canda.

"Ngapain gue ngejogrok disini? Menyaksikan dua cowok ganteng pamer ke kecean?" Pikir Sefia menyadari keberadaannya tak terlihat lagi, setidaknya begitulah pikir Sefia.

Tapi begitu Sefia melangkahkan kakinya tetiba tangan seseorang menggenggam tangannya hingga dia menghentikan langkahnya dan memastikan siapa pemilik tangan yang nyangkut di tangannya itu.

"Lu mau kemana?" Tanya Duta santai sambil nyengir sok manis pada Sefia.

"Ke kelas lah." Bentak Sefia seraya menghempaskan tangan Duta dari tangannya dengan satu kibasan.

"Galak amat si, lu. Ayolah bareng." Ajak Duta sambil melangkahkan kakinya dan tangannya merangkul pundak Sefia dengan sok akrab. Membuat Sefia otomatis membungkuk agar tangan jail itu ga terlalu lama nyangsang di bahunya. Sumpah ini cowok benar - benar membuatnya geram dan kesel.

"Jiah, dia malah bengong disana. Ayo, katanya mau ke kelas." Dengan gaya santainya Duta kembali berbalik menghadap Sefia yang kini tertinggal beberapa langkah di belakangnya. Sambil mengajaknya agar kembali berjalan bersamanya.

Sefia yang udah kesel dan memasang muka anggry bird dari tadi akhirnya meledak.

"Pergi sendiri sana, ga usah sok akrab sama gue." Setelah menjawab dengan lantang dan super sewot Sefia lalu mengambil langkah cepat dan meninggalkan Duta dan Sakti yang masih saja santai, dan kini lumayan terkejut melihat emosi Sefia yang tetiba meledak.

Tapi setelah Sefia pergi, Duta malah cekikikan mentertawakan aksi Sefia barusan sambil berkomentar santai.

"Sefia lucu ya! Marahnya aja gemesin."

Plak tetiba Sakti menempeleng kepala Duta ringan.

"Ngapa sih, lu? Ganggu Sefia Mulu?" Tanya Sakti penuh selidik.

"Lu kayak ga tau gue aja? Lu sendiri yang bilang, kalo "ganggu" itu nama tengah gue." Jawab Duta santai sambil melanjutkan langkah.

"Lu, jangan bikin anak orang baper lu ya."

"Apanya yang bikin Baper? Gue kan cuma bercanda sama dia. Lu mah suka gitu." Sahut Duta heran sama sahabatnya satu ini, karena selalu saja berpikir terlalu jauh, soal keakraban dirinya dengan cewek - cewek disekitarnya.

"Lu, lupa apa? Berapa cewek yang lu tolak cintanya setelah baper lu gangguin?" Sakti berusaha mengingatkan sahabatnya agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi untuk kesekian kalinya.

"Ya, itu sih, salah mereka aja yang berperan." Duta terus berusaha membela dirinya. "Lagian ga mungkin Sefia Baper sama gue, dia aja sikapnya singa gitu ke gue. Dan gue juga gak mungkinlah......" Lanjut Duta yang kemudian kata - katanya terhenti. Karena tiba-tiba entah dari mana asalnya Yuri menyapa dengan semangat dan super berisik.

"Hai! Dutaaaaa!"

" Ini lagi, yang kebaperannya akut." Sakti langsung sinis menanggapi kedatangan Yuri yang bahkan tidak menyapanya sama sekali, padahal jelas disitu bukan hanya ada Duta. Sementara Duta menyambut sapaan Yuri dengan ramah juga.

Tapi memang hubungan Yuri dan Sakti jadi seperti kucing dan ayam sejak mereka putus. Enggak musuhan tapi enggak temen juga. Jadinya ya, ogah-ogahan gitu satu sama lain.

Lalu pada akhirnya Duta dan Yuri beserta Sakti berjalan bersama menuju kelas mereka. Sambil membahas pertandingan yang akan mereka laksanakan dua Minggu yang akan datang.

*****

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang