19.Menghindar

1.4K 136 8
                                    

I hate Monday......

Sefia tidak pernah mengatakan kata itu sebelum hari ini. Bagi Sefia tiada hari yang buruk. Tapi hari ini sungguh membuat Sefia merasa enggan melakukan apapun.

Harus sekolah.......
Benar itu adalah kewajiban gak boleh Enggak.

"Gimana aku harus menghadapi Duta di Sekolah. Aku gak mau ketemu sama dia. Tapi aku juga mau liat dia sih." Aaaaah Sefia benar - benar galau. Setelah selesai bersiap berangkat Sekolah Sefia justru malah guling - guling di kasurnya.

Akan lebih baik jika hari ini libur. Seperti kemarin tanpa harus sekolah Sefia bisa mengunci dirinya seharian di kamar. Dan tenggelam dalam kegalauannya. Sefia hanya keluar untuk makan. Memang bagian terbaik dari diri Sefia seburuk apapun keadaan dirinya Sefia gak akan pernah melewatkan makan. Karena bagi Sefia seburuk apapun keadaannya dia butuh tenaga untuk menghadapinya. Karenanya gak peduli rasanya terasa pahit atau hambar. Sefia akan selalu makan di waktu makannya. Dan hal ini juga mampu mengurangi rasa kekhawatiran orang - orang yang menyayanginya. Pokoknya bagi Sefia kewajiban yang gak boleh ditinggalkan selain sholat adalah makan.

Untungnya si Akang Arief juga lagi sibuk ngurusin Ruby yang sakit. Jadinya kemaren seharian si akang gak di rumah. Jadi Sefia bisa galau dengan bebas.

Giliran hari ini......

"Dek, kamu gak Sekolah? Buruan nanti telat lho." Si akang melakukan tugasnya sebagai si pengingat, si keppo, si ortu want a be dengan menggedor - gedor kamar adeknya yang tertumben pake di kunci segala. Kan? Gegara galau jadi ngatain akang.

"Iya, akang." Akhirnya Sefia dengan lemas dan terpaksa beranjak dari kasurnya. Dan mau gak mau harus berangkat sekarang ke sekolah.

"Kamu kenapa sih? Dek? Gak semangat gitu? Tanya si akang perhatian sambil mengikuti langkah adeknya menuruni tangga rumahnya.

"Gapapa akang, Sefia cuman lagi malessssss."

"Banyak amat S nya?" Si akang mencoba recehin adeknya yang lagi gak semangat itu.

"Biar ketauan tingkat malesnya." Eh si adek malah ikutan receh tapi tetep dalam mood yang super bad.

"Kalo kamu segitu malesnya akang anterin kamu aja ya?" Pinta Akang perhatian dan cemas.

Tanpa menjawab pertanyaan akang Sefia langsung meneguk segelas susu yang sudah tersaji di meja makan tanpa jeda tanpa napas. Karena mereka kini sudah berada di meja makan untuk sarapan. Selepas itu baru Sefia jawab.

"Gak, mau ah. Aku berangkat sendiri seperti biasa."

"Kamu baik ajakan dek?" Si akang beneran cemas karena Sefia sungguh aneh.

"Gapapa." Sambil melahap roti lapis selai coklat yang juga sudah tersaji dengan lahap.

Melihat gelagat adeknya yang tidak menunjukkan tanda-tanda bakal cerita akhirnya akang pun menyerah dan hanya terus diam memperhatikan adeknya makan dengan lahap tapi justru terlihat maksa di jejel - jejelin ke mulutnya.

Setelah makan Sefia langsung pamit cium tangan dan berangkat dengan motornya.

Setelah Sefia pergi eh, si akang malah nelpon Duta. Karena si akang ngerasa Duta bisa menghibur Sefia. Secara si akang ngerasa adeknya lagi kasmaran sama Duta.
Si akang emang bener sih, cuman gak tau aja bagian ternyesek dari kasmarannya Sefia ke Duta.

"Duta ini gue Akangnya Sefia."

"Iya, ada apa kang?"

"Gue gak tau kenapa dari kemaren Sefia kelihatan bete banget. Gue cemas tapi Sefia tetep gak mau cerita. Sefia tuh anaknya emang gitu. Susah cerita kalo lagi ada masalah. Kalo gak bener - bener di ulik dan gak terpancing gak bakalan cerita dia. Kecuali masalahnya udah selesai baru mau cerita. Lo kan, deket Ama dia kan?"

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang