10. Kado spesial

1.5K 134 14
                                    

Pas istirahat pertama Sefia udah gak sabar banget pengen liat kira - kira apa ya? Kado dari Duta. Tapi Sefia tetep berusaha kalem karena ada Luna dan Sakti yang tidak kunjung menjauh darinya.
Padahal Sefia udah ngarep banget Luna dan Sakti pergi ke kantin kek, ke perpus kek, atau taman gitu. Eh, ini malah asik bener di kelas. Mana baru jadian lagi, lagi anget - angetnya. Kan bikin "iyuwh" yang liat.
Sebenarnya bisa aja sih, Sefia yang pergi ke kantin, perpustakaan, atau taman. Tinggal bawa kado yang dari Duta lalu membukanya disana. Tapi masa iya bawa - bawa kado pasti orang yang liat kan aneh terus pada kepo, belum lagi Luna pasti bukan hanya kepo tapi nuntut penjelasan bahkan minta ikut nimbrung buka kado juga. Terus kalo nanti Sefia gak ngontrol ekspresi wajah dan ketauan kegirangan "ah, tangsin kale."

"Beb, aku mau ke toilet nih. Aku ke toilet dulu yah." Ijin Luna pada Sakti yang mulai memanggilnya dengan panggilan sayang.

"Ya, udah aku temenin." Sakti pun mulai bertindak sebagai pacar yang perhatian.

"Enggak usah deh, masa ke toilet aja di temenin kamu. Aku sama Sefia aja" jawab Luna.

"What!" Teriak Sefia dalam hatinya geram. Gila aja Sefia ngarep mereka pergi menjauh eh, malah diajak pergi bareng. Gak peka banget nih Luna. Untungnya Sakti pengertian, dan kebetulan pengertiannya pas dengan harapan Sefia.

"Udah lah, sama aku aja. Aku kan mau sama sama kamu terus. Biar sekalian juga abis dari toilet, kita beli minuman di kantin. Aku haus banget nih." Sakti mengajukan diri dan solusi.
Akhirnya Luna setuju.

"Ayo, Sef. Kita ke Kantin bareng. Kamu mau ke toilet juga ga?" Ajak Luna yang tidak ingin melupakan sahabatnya.

Sumpah Luna gak peka banget. Udah di bilang, Sakti mau sama sama dia Mulu. Ya, kale. Sefia jadi nyamuk syantik getoh? Mana Sefia pengen sendirian saat ini.

"Luna, aku di kelas aja ya. Aku gak mau jadi nyamuk diantara kalian. Mana kalian lagi anget - angetnya gitu lagi." Kini Sefia yang berusaha sok pengertian dan memberi ruang pada sahabatnya. Padahal niatnya emang pengen menikmati masa kasmarannya sendirian. Ya, sebenarnya sih. Karena Sefia emang gak mau mengakui rasa kasmarannya sama siapapun karena ada perasaan malu gimana gitu.

Dan keputusan Sefia ini jelas terlihat membuat Sakti teramat sangat bersyukur. Akhirnya Luna dan Sakti pun pergi meninggalkan kelas sesuai harapan Sefia.

Paska kepergian Luna dan Sakti, senyum Sefia pun terkembang merekah indah. Lalu dengan semangat segera membuka tasnya dan mengeluarkan kado ulangtahunnya dari Duta.

Sebenarnya ada beberapa anak juga yang masih ngobrol di kelas, cuman karena mereka gak deket sama Sefia jadi mereka cuek dan Sefia juga bodo amat.

Ya, ampun. Mau buka kado aja rasanya dag-dig-dug gak jelas gitu. Sefia beneran heran dengan perasaannya sendiri. Benar - benar ga nyangka bahwa dirinya bakal ngerasain perasaan seperti ini. Dan begitu kadonya terbuka ternyata isinya membuat Sefia merasa sangat sangat sangat aaaahhh.....
So, sweet......
Sefia beneran bahagia melihat setangkai mawar merah yang begitu indah.

Sebuah mawar merah yang setiap helainya terbuat dari kain sutera lembut. Tapi beneran menyerupai setangkai mawar, lengkap dengan kelopak dan helaian daun - daun yang melengkapi keindahannya.
Tapi tangkainya sebesar pencil dan ada penutupnya di ujung tangkainya tersebut. Dan ketika Sefia mencabut penutupnya ternyata memang itu sebuah pulpen.
Dan ada lagi sebuah buku agak tebal berwarna merah marun dengan gambar Mickey couple sebagai sampulnya. Yang dengan sekali melihatnya saja sudah pasti bisa tahu bahwa itu adalah sebuah buku Diary.

Sefia sangat menyukai hadiah dari Duta ini. Selama ini Sefia memang suka baca buku. Tapi gak pernah kepikiran untuk menulis. Apalagi menulis diary. Tapi mulai sekarang sepertinya Sefia akan mulai menuliskan setiap perasaannya di dalam buku diary ini.

Sefia pun mulai membuka buku itu dan berniat untuk menuliskan curhatan pertamanya. Tapi ternyata lembaran pertamanya sudah diisi tulisan tangan. Yang pasti adalah tulisan Duta untuk Sefia.

Teruntuk dirimu sang pemilik senyuman terindah.

Langit senja juga indah.
Matahari terbit indah.
Bulan purnama indah.
Bintang - bintang pun indah.
Mawar indah.
Melati indah.
Anggrek indah.
Cempaka indah.
Pokoknya semua bunga - bunga terlihat indah.

Ciyeeee baper yah?

Jangan geer cuman mau bilang jangan sombong yah!
Karena yang indah itu biasa adanya.....

By. Makhluk ganteng

"Iiiiiih. Duta kok, ngeselin sih?" Ekspresi Sefia seketika berubah dari yang semula senyum - senyum merona, jadi mengerutkan keningnya dan memajukan bibirnya. Tapi kembali tersenyum geli setelahnya.

Sefia benar benar merasa dibuat konyol oleh Duta. Gak bisa dipungkiri Sefia bahwasanya dirinya sempat kegeeran ketika membaca baitan awal tulisan Duta. Karena Sefia kira, Duta sedang memujinya. Eh, ujung - ujungnya ngeselin. Tapi dari awal juga Duta emang anaknya ngeselin. Tapi berhasil bikin Sefia kasmaran gini.
Ya, ampun bisa - bisanya Sefia geer sih? Ya, kale Duta mau gombain dia. Secara mereka aja baru kemarin mulai akrab.
Sefia mengucek - ngucek mukanya stress. Dan gak bisa berhenti tersenyum dibuatnya.

Lalu Sefia pun membuka tutupan bulpen yang menyerupai setangkai mawar itu. Kemudian mulai menulis di lembaran berikutnya tepat disamping tulisan Duta.
Jika biasanya orang-orang menulis Diary dengan mengawalinya dengan kata. Dear Diary" maka tidak sama halnya dengan Sefia. Karena Sefia akan menjadikan buku Diary ini sebagai curahan hatinya untuk Duta dan menjadikannya jejak perjalanan kisahnya bersama Duta. Maka Sefia mulai menulis, seolah sedang berbicara langsung dengan Duta.

Duta Lo terlambat memperingati gue. Karena sekarang gue udah terlanjur kegeeran.
Gue baper sama Lo Duta.
Gue rasa gue mulai jatuh .....
Gue terlanjur suka sama Lo Duta

19-04-18

Sefia menggantungkan kalimatnya setelah kata "jatuh" dengan titik titik. Karena Sefia sendiri merasa terlalu cepat untuk meyakini bahwa inilah cinta. Karena itu Sefia dengan sadar meralat kalimatnya dengan menyatakan Suka bukan cinta. Walaupun sudah jelas bahwa rasa suka yang kini dirasakan Sefia pasti bermuara dan menjelma menjadi Cinta.

"Ciyeeee, senengnya dapet kado." Tiba-tiba Duta nangkring di ambang pintu menggoda Sefia. Sebenarnya Duta disana dari semenjak Sefia mulai menulis sambil senyum-senyum manis dan terlihat sangat manis.

"Apaan sih, Duta." Sefia seketika refleks menutup bukunya seolah takut tulisannya dibaca orang lain. Padahal Duta juga berada cukup jauh darinya. Tapi ya, sudahlah itu perasaan refleks Sefia yang sukar dijelaskan dengan kata-kata.

Akhirnya Sefia dan Duta ngobrol santai dengan Duta yang tetap nangkring di ambang pintu, sedangkan Sefia tetep duduk di bangkunya.

"Lo ulang tahun teraktir kek." Pinta Duta membuka obrolan.

"Boleh sih, tapi bentar lagi bell, mana sempet." Sefia menjawab santai Seraya melihat jam tangan warna pink yang kini tertali di tangan kirinya.

"Ya, udah. Istirahat kedua ya....."

" Emangnya Lo ga latihan basket lagi?"

"Setelah dipertimbangkan, latihan basket ekstra itu ternyata tidak efektif. Jadi kita udah ngatur jadwal ulang. Latihannya setiap pulang sekolah aja.

"Mmmmh. Okelah. Istirahat kedua gue yang traktir."

"Eh, yang baru jadian juga harus neraktir tuh. Pada kemana mereka?"

Sefia dan Duta pun terus mengobrol dengan akrab, dengan santai, dan mereka terlihat bahagia. Sambil sesekali saling melempar senyum. hingga tak terasa sepuluh menit berlalu dan bell pun berdering.

Akhirnya semua siswa SMA itu kembali ke kelas masing-masing dan melakukan tugasnya sebagai pelajar.

*****

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang