38. Tahun ajaran baru

1.1K 144 7
                                    

Sekarang kalian tahu papah punya keluarga? Apa kalian setuju kalau kita tinggal bersama dalam satu rumah? Biar keluarga kita kembali utuh. Supaya papah tidak perlu lagi meninggalkan yang satu untuk menemui yang lain?

Pertanyaan itu papah ajukan pada Sefia dan Arief setelah makan malam dua malam yang lalu. Bahkan saat itu papah tidak mengijinkan Sefia dan Arief untuk menolak.

Kata papah walaupun Sefia dan Arief tidak setuju. Tapi papah akan tetap membawa keluarganya yang lain untuk tinggal bersama mereka. Supaya mereka terbiasa hidup bersama sebagai keluarga. Dan terbiasa saling menerima.

Papah sendiri sudah merencanakan itu sejak lama. Papah tidak pernah berencana merahasiakan tentang ini selamanya. Tapi papah tidak pernah tahu bagaimana caranya memberitahukan kenyataan ini pada Sefia dan Arief.
Jujur papah bersyukur akhirnya Sefia dan Arief mengetahuinya sendiri sehingga lebih mudah untuk papah memberitahukan hal ini pada mereka.

Papah berharap keluarganya bisa berkumpul bersama dan saling menerima satu dengan yang lainnya. Karena tidak mungkin keluarga terus terasa seperti orang asing bagi satu dan yang lainnya hanya karena jarak dan terbiasa tanpa satu sama lain. Karena itu papah mengambil keputusan sepihak ini.

Dan malam ini papah memboyong keluarganya ke rumah mereka. Rumah kami entahlah bagaimana menyebutnya.

Sefia dan Arief hanya diam menerima begitu saja walau berat rasanya. Tidak menerima juga tidak menolak. Mereka hanya berusaha membiasakan keadaan yang memang sudah berubah ini.

Seorang ibu bernama Putri veriska. Dia begitu baik, lembut dan cantik.

Seorang adik lelaki kecil berusia tujuh tahun bernama Bondan tapi maunya di panggil Endan. Seorang bocah periang, dengan pipi chubby, bawel, dan menggemaskan.

Dan seorang cowok sebaya dengan Sefia yang sudah Sefia kenal. Yaitu Putra.

Mereka memasuki rumah malam ini, seperti tamu bagi Sefia maupun Arief tapi nyatanya mereka akan tetap disini selamanya mulai malam ini.

Baik Sefia, Arief, dan Putra ketiganya sama - sama kaget dengan kenyataan ini dan susah untuk menganggap hal ini biasa saja seolah bukan apa-apa. Mereka bertiga hanya saling diam dalam kecanggungan saat bertemu.

Terasa sangat berbeda bagi Sefia yang pernah bertemu Putra di acara ngumpul waktu itu. Malam ini seperti dirinya, Putra pun begitu dingin dan tidak ramah samasekali.

Hanya Endan yang bahagia malam ini. Dia begitu bawel dan mengungkapkan rasa senangnya karena punya tiga kakak. Dan salah satunya kakak perempuan yang cantik. Dia memang polos dan hatinya sangat lapang sehingga semua inipun begitu disyukuri olehnya.
Andai semuanya seperti Endan.

Itulah harapan ibu Putri dan papah Aldo.

*****

Hari demi hari berlalu semuanya berjalan begitu saja. Mengalir seperti air yang terus mengikuti arus.

Di rumah suasana semakin ramai karena penghuninya menjadi dua kali lipat. Tapi entah kenapa rasanya begitu sepi di hati. Bahkan Sefia pun lebih banyak mengurang diri kamar, akang lebih suka menghabiskan waktunya di rumah Ruby.

Tante Wine alias mamanya Ruby juga sangat menerima Arief dengan baik. Bahkan katanya karena Arief Tante Wine merasakan rasanya mempunyai anak lelaki.

Tapi sedikit demi sedikit Endan menadapat perhatian Sefia. Lebih tepatnya Endan sangat suka sama Sefia. Endan bahkan tidak ragu masuk ke kamar Sefia hanya untuk memberi setangkai bunga mawar, dan sepatah kalimat yang manis seperti.
"kamu sangat cantik 💗." Dengan khas gaya tulisan anak kecil.

Endan mampu membuat Sefia tidak bisa mengabaikannya. Endan membuat Sefia merasa bahagia dengan canda polosnya. Walaupun rasanya dingin yang diakibatkan kekecewaan pada papahnya tidak bisa sirna begitu saja.

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang