11. Kado spesial versi Duta

1.4K 131 4
                                    

Flashback dulu dikit......

Jadi kemaren malam sehabis nganterin Sefia pulang. Duta langsung mampir ke Gramedia karena Duta pikir. Ia mau ngadoin Sefia novel. Secara Sefia suka banget baca Novel. Giliran sudah berada di toko buku itu Duta malah kebingungan. Karena Duta gak tau novel apa yang bagus. Udah gitu gak tau juga yang udah atau belum Sefia baca. Akhirnya Duta mengurungkan niatnya buat beliin Sefia novel. Tapi begitu melihat buku - buku Diary yang di jual di sana dan keliatan bagus - bagus. Muncullah ide Duta buat ngasih buku Diary aja. Karena Duta pikir buku kosong pasti lebih baik, karena Sefia bisa mengisi sendiri dengan cerita apapun didalamnya.
Maka Duta pun memilih buku Diary yang menurutnya bagus dengan sampul Micky mouse. Setidaknya Duta kira Sefia suka tokoh kartun itu karena casing hapenya Sefia juga bermotif lucu Mickey mouse.
Dan pas mau bayar, Duta melihat setangkai bunga mawar diantara bulpen - bulpen bermotif lucu. Akhirnya Duta meraih mawar itu dan ternyata mawar itu memang sebuah pen juga. Lalu Duta pun berpikir untuk membelinya juga, untuk melengkapi hadiah nya buat Sefia. Duta juga sekalian beli kertas kado.
Ketika si mba kasir nanyain untuk sekalian di bungkusin Duta pun menolak. Karena Duta memang berniat ingin menuliskan sesuatu di dalam buku Diary itu untuk Sefia. Jadi Duta pun hanya langsung membayar. Habis itu langsung pulang ke rumah.

Dikamarnya Duta duduk manis di meja belajar sambil bersiap menulis di lembaran pertama buku Diary yang bakal diberikannya kepada Sefia. Tanpa Duta sadari dia malah terus membayangkan Sefia di otaknya. Terus menikmati mengenang setiap momen dirinya bersama Sefia. Bahkan Duta terus tersenyum dibuatnya.
Lalu dengan mengalir seperti air Duta mulai merangkai setiap kata yang terlahir dari otaknya, dan terasa oleh hatinya. Kemudian digoreskan oleh tangannya.

Teruntuk dirimu sang pemilik senyuman terindah.

"Eh, ngapain gue sok so an romantis ke Sefia?" Tetiba Duta kebingungan kayak orang linglung. Akhirnya Duta pun berpikir untuk menyadarkan diri. Sefia hanya teman yang mulai dekat dengannya beberapa hari terakhir, baru juga akrab tadi. Jadi gak usah pake baper, apalagi bikin Sefia Baper. Duta meyakinkan dirinya bahwa ini hanyalah bentuk menghargai teman ga lebih. Cuman ngasih kado ucapan selamat ulang tahun. Gak ada yang sepecial. Setelah meyakinkan dirinya seperti itu. Tetiba pikiran iseng Duta kambuh.
Duta gak mau menghapus baitan pertama tulisannya karena itu di tulis dengan pen jadi emang ga bisa di hapus. Di robek? Takutnya malah jadi jelek. Dan pikiran isengnya menjadi solusi.

Akhirnya Duta pun menjadikan tulisannya yang semula seharusnya puitis malah jadi lelucon. Emang dasarnya iseng. Tsa ae lah.....

Tapi Duta juga merasa puas karena ternyata Sefia menyukai hadiah darinya. Setidaknya Duta liat sendiri Sefia ternyum berseri - seri membuatnya tampak bekali - kali lebih cantik saat Duta ingin memastikannya di waktu istirahat pertama.

Duta sendiri memberikan kadonya di pagi hari begitu dirinya sampai di Sekolah. Tapi karena waktu yang emang udah mau bell dan gak mau bersikap berlebihan karena takutnya orang - orang salah paham jadi Duta cuman ngasihin doang. Tapi karena penasaran dengan reaksi Sefia dengan hadiah yang diberikannya maka Duta datang lagi ke kelas Sefia untuk memastikan pas istirahat.
Jadi begitulah ceritanya kalo versi Duta.

****

Sesuai kesepakatan yang dibuat oleh Duta dan Sefia maka di istirahat kedua. Sefia, Duta, Luna, dan Sakti ngumpul bareng di kantin. Tapi gak jadi Sefia yang traktir. Karena yang baru jadian siap nanggung.

"Kalo gitu, traktiran Sefia disimpan buat besok aja." Tetep Duta gak mau rugi. Tapi sebenarnya sih biar lebih gampang aja ada alasan buat barengan terus. Alias modus.

Mereka berempat semakin kompak dan akrab. Sefia yang semula jutek, kasar, dan cuek sama Duta pun. Kini terlihat lebih santai dan ramah. Emang aslinya ramah cuman kalo gak kenal mungkin Sefia emang keliatannya cuek. Tapi sebenarnya ramah, perhatian bikin yang suka makin suka deh........

Sekarang ini mereka lagi duduk berempat sambil ngobrol. Sambil nunggu makanan yang mereka pesen datang. Dan di meja saat ini kosong yang ada hanya sebotol air mineral punya Sefia. Dan Duta merasa sangat kehausan. Tanpa ijin Duta pun langsung menyamber botol air mineral itu dan langsung meneguknya.
Emang udah kebiasaan Sefia sebelum duduk ngambil minum lebih dulu karena kalo nunggu pesenan pasti lama.

"Duta, itukan minum gue. Main samber aja." Sefia pun protes.

"Maaf, abisnya gue haus banget, minum gue belum dianterin tuh sama mbak kantin. Ntar gue gantiin tenang aja." Duta tersenyum santai menanggapi protes nya Sefia.

Apa boleh buat, kini minumannya hanya disisain dikit sama Duta tapi emang sebelumnya Sefia juga udah minum sih. Lagian ga ada salahnya berbagi minuman sama Duta insyaallah gak rabies kok. Sefia pun gak mau memperpanjang keributan hanya soal minuman.

Akhirnya Sefia dan Duta kembali mengobrol santai. Sedangkan Sakti dan Luna sedang menikmati dunia serasa milik berdua dan sok so an romantis - romantisan. Tapi ikut nimbrung obrolan Duta dan Sefia begitu Duta bertanya.

"Hari ini Lo ke rumah gue lagi ga?"

" Ngapain Sefia ke rumah Lo?" Luna dan Sakti kompak kepo.

Akhirnya Sefia pun cerita soal less bahasa Inggris kepada Luna Sakti.
"Jadwal less gue Senin, Rabu, Jumat." Berarti lusa baru less lagi.

"Wah, gue harus ekstra belajar lagi nih, biar peringkat gue ga di rebut lagi sama Lo Sef." Luna mulai wanti - wanti.

"Ya, illah. Ngapain sih, mikirin peringkat. Peringkat itu gak penting. Belajar itu yang penting bisa. Kalian mikirin peringkat Mulu stress nanti." Duta mengungkapkan pendapatnya yang tidak menyetujui cara berpikir anak - anak pintar. Yang hobinya belajar mati - Matian cuman demi mendapatkan peringkat teratas.

" Setuju tuh sama Lo bro." Sakti membenarkan pola pikir Duta.

"Ya, gak gitu juga. Gini ya, kalian anak basket, setiap hari capek - capek latihan buat apa? Biar jago basket kan? Biar jadi juara di pertandingan basket kan? Nah.... Kita juga sama. Kita fokus belajar, karena kita pengen pinter, pengen dapet peringkat teratas. Dan rasanya ketika kita mendapatkan peringkat teratas. Pasti sama rasanya ketika anak basket jadi juara basket." Jiwa bawel Sefia pun mulai bertindak, memaparkan penjelasan yang paling netral dari dua segi pandang. Membuat Sakti dan Luna mengangguk - angguk saat mendengarnya. Sementara Duta malah merasa lucu melihat Sefia segitu bawelnya sekaligus geemes melihat gerakan bibir mungilnya yang maju mundur dengan antusias. Juga kagum karena setiap katanya terdengar benar.

"Nah, dengerin tuh kata Sefia. Itu baru bener." Luna dengan bangga mendukung pemaparan Sefia. Sementara Duta dan Sakti hanya bisa " iya, iya," pertanda pasrah atau kalah.

Mereka berempat terus mengobrol sambil makan sampai tak terasa waktu istirahat pun habis.

Menelaah pemaparan Sefia mendadak jadi ingat kata-kata yang di tulis oleh seorang penulis puisi yang berjudul retak berpola yatim dan piatu. Dan buku puisinya viral di kalangan para perempuan di akhir tahun 2017 hingga saat ini. Yaitu @randiaputra

Setiap orang memiliki kebanggaan.
Tidak bijak rasanya jika bandingkan.

*****

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang