Kantin sekolah waktu istirahat kedua.
Seperti biasa Sefia, Sakti, dan Luna sedang makan siang bareng.Tetiba Duta nyamperin nutup mata Sefia dari belakang. Sefia yang udah nyangka siapa pemilik tangan jahil itu langsung mencubit tangan yang neplok di mukanya sekencang yang Sefia bisa.
"Aaaaawww!" Duta pun seketika kesakitan dan melepaskan tutupan mata Sefia seraya mengiprat - ipratkan tangannya seperti terkena panci panas.
"Tega banget sih Fi?"
"Yeee..... Salah sendiri isengin gue Mulu."
"Tau, tuh Duta iseng banget sama Sefia. Kalo saja Lo gak punya pacar Duta. Gue nyangka nya Lo naksir lho sama Sefia." Timpal Luna bawel. Membuat Sefia berpikir.....
"Tuh, kan. Luna aja mikir gitu. Berarti gue emang cewek normal. Bukan kebaperan. Apaan sih, Sefia. Pokoknya gak boleh suka Duta. Duta pacar orang, Duta pacar orang. Duta pacar orang." Sefia melapalkan tiga kata terakhir seolah sedang membaca mantra. Mantra penolak cinta Sefia.
"Masa isengin di bilang naksir sih? Luna, Luna baperan Lo." Duta membela diri sinis.
Plak Sakti gak terima pacarnya disinisin Duta.
"Apaan sih, bro? Lo main geplak aje."
"Lo, tuh. Seharusnya tobat. Jangan suka iseng sama cewek. Kasian tuh banyak cewek yang baper gegara Lo isengin. Untung aja Sefia gak baperan." Sakti untuk kesekian kalinya memperingati Duta.
"Kalian gak tau aja gimana bapernya gue karena Duta." Ucap Sefia yang diam - diam menyauti dalam hatinya.
"Kalian berdua tuh pasangan paling rese, yang namanya iseng ya, cuman buat seru - seruan apa hubungannya sama baperin cewek? Lagian gue cuman beramah tamah, bercanda sama siapa aja. Masa di bilang baperin. Pandangan kalian aja tuh, yang nethink ke gue. Kalem dong kayak Sefia. Ya, gak Fi?" Lalu Duta mengalihkan perhatian pada Sefia yang duduk anteng dihadapannya terbatas meja, sambil menyanggah dagu seraya tersenyum genit sambil menaik turunkan alisnya menggoda Sefia yang hanya diam sedari tadi.
Yang seketika membuat Sefia ikutan tersenyum dengan manisnya seolah tertular begitu saja. Padahal hatinya tadi sempat merasa hampa mendengar pernyataan Duta yang menyatakan bahwa keisengannya hanya sebatas keramah tamahan semata.
"Apaan sih, Sefia nyadar. Duta pacar orang, Duta pacar orang, Duta pacar orang."
Seperti alarm. Otak Sefia otomatis menyala memperingati adanya tanda bahaya.
Sefia yang malu pada diri sendiri pun. Akhirnya nyengir di akhir senyum manisnya tanda mengalihkan suasana hatinya lalu membentak sewot pada Duta untuk menutupi kebaperan yang ditimbulkan senyuman Duta tadi."Lo emang Ganggu! Kurang - kurangin."
Gelak tawa pun tercipta di meja itu. Luna dan Sakti puas mentertawakan Duta yang tidak mendapatkan dukungan dari Sefia.
Sedangkan Duta yang tidak di dukung Sefia pun memasang wajah bete lalu melampiaskan kebeteannya dengan menyerobot susu kotak yang dari tadi di pegang Sefia. Lalu menyedot susu kotak itu yang memang tinggal setengah karena emang Sefia udah meminumnya.
"Ih, Duta seneng banget sih? Ngabisin minuman gue!" Protes Sefia kesel tapi sebenarnya biasa aja sih, lagian ini bukan pertama kalinya Duta melakukan hal ini. Jadi semacam udah biasa gitu. Cuman Sefia pengen protes saja.
Tapi Duta nya, bodo amat dan hanya menghabiskan susu kotak yang sudah terlanjur diminumnya. Duta sendiri tidak tau kenapa? Tapi suka aja ngambil punya Sefia, lebih mudah tinggal teguk, daripada harus pesen dulu atau ngambil dulu ke ibu kantin.
Tapi kalo punya orang lain Duta juga ngerasa geli. Tapi punya Sefia bodo amat. Enak - enak aja. Sensasinya beda lagi, karena bisa bikin mood Sefia berubah. Enggak tau kenapa juga? Duta suka banget liat setiap ekspresi wajah Sefia. Tapi Duta beneran gak suka liat ekspresi wajah sedih Sefia kayak tadi pagi dan kemaren malamnya. Gak enak, campur gak tega gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah baper tingkat galau
Fanfiction(completed) Ketika sahabatnya jatuh cinta. Sefia juga jatuh cinta. Bukan pada orang yang sama.Tapi pada temannya yang bernama Duta. Seseorang yang tiba-tiba muncul dalam hidup Sefia, mengganggu ketenangannya, dan entah bagaimana Duta berhasil membua...