Saat malam tiba di kamarnya Sefia sedang mengetik di layar handphone nya.
Sefia mau ngirim chat ke Anas. Sefia mau ngasih penjelasan dan juga mau minta maaf atas hati yang tersakiti karenanya.
Tapi rasanya gak ada kata yang pas untuk dikirimkannya. Sehingga Sefia hapus lagi, ngetik lagi, dan terus seperti itu.Tapi pada akhirnya Sefia hanya mengirimkan satu kata via chat itu.
"Maaf"
"Jangan ngerasa bersalah ke gue. Bukannya Lo gak pernah minta gue suka sama Lo. Ini perasaan gue, derita gue, dan gue punya. Lo gak perlu ngerasa bertanggung jawab atas yang gue rasa. Kecuali kalo Lo emang mau tanggung jawab." Anas bahkan menambahkan emoticon nyengir di akhir balasan chatnya.
Membuat Sefia tersenyum lega membacanya. Sefia sungguh berdoa untuk Anas. "Semoga Anas bisa mendapatkan cinta yang tulus mencintainya. Sehingga Anas bisa berbahagia juga. Ya, semoga aja cinta Anas ke sefia gak terlalu dalam sehingga gak terlalu mempengaruhi kehidupannya.
Sebenarnya bukan karena cinta Anas pada Sefia gak terlalu dalam yang membuat Anas tidak terlalu terluka. Tapi karena Anas memang menyadari dirinya, dan berbesar hati memaklumi dan sudah mengira juga bakal seperti ini akhirnya. Makannya Anas bisa baik - baik saja.
Benar, Anas baik - baik saja, sekarang saja Anas sedang bersama teman-temanya. Sekarang Anas lagi ngumpul di cafe sama temen-temen gang nya.
Mungkin memang inilah cara Anas untuk membuat dirinya tetap baik - baik saja."Anas semangat! Kamu pasti bakal menemukan cinta sejati kamu." Sefia pun membalas kembali chat dari Anas tadi.
Dan Anas juga membalasnya dengan emoticon tangan semangat.
Dan Sefia pun merasa cukup chat dengan Anas dan tidak membalasnya lagi. Anas juga tidak chat lagi.
Kini Sefia pun mencoba menyibukkan diri dengan membaca novel. Tapi susah focus karena kepikiran Duta jadinya. Kenapa Duta gak nemuin dirinya? Atau ngechat gitu? Minta kepastian. Kan acara nembak Duta di UKS tadi masih gantung gegara akang. Tapi Duta kok malah gak ada kabar samasekali. Chat aja enggak. Sefia jadi males ngapa-ngapain jadinya.
Sementara Duta kini berada di depan rumah Sefia. Duta baru datang dan mencoba memencet bell. Tapi disaat bersamaan Putra membuka pintu gerbang. Jadi, gak jadi pencet bellnya.
"Ngapain Lo kesini?" Tanya Putra sinis.
"Ketemu Sefia lah." Datar aja.
"Sefia gak di rumah." Putra bohong.
"Kalo Lo, menghalangi gue ketemu sama Sefia. Gue temuin Airin nih!" Duta ngancam Putra karena mencium bau - bau dendam kesumat. Dan aroma - aroma kebohongan. Dan Duta juga sepertinya paham kalo saat ini Putra pasti mau nyamperin Airin. Karena itu Duta ngancem bawa - bawa nama Airin. Dan ternyata berhasil.
"Kampret Lo! Sana masuk."perintah Putra pada akhirnya yang secara tidak langsung dia memberi tahu Duta bahwa Sefia ada di dalam. Sambil sewot dan dengan lagaknya pake merintah "tutup sekalian gerbangnya."
Duta pun masuk Rumah dan merasa menang pada akhirnya. Dan begitu masuk Duta langsung ketemu kang Arief dan menyapanya ramah.
"Langsung ke kamar gue. Paking!" Ajak kang Arief sok galak.
.
.Jadi, sebenarnya tadi sore tuh. Akang nganterin Ruby less bahasa Inggris. Ketemu Duta tuh di depan gerbang rumahnya. Duta sengaja sih nyamperin akang Arief begitu melihatnya dari dalam rumah.
Lalu tanpa ragu Duta langsung minta izin gitu ke kang Arief.
"Kang gue mau minta izin Lo kang. Buat deketin Sefia lagi. Gue janji kang gue gak bakal nyakitin Sefia lagi. Gue sayang banget sama Sefia kang. Jangan halangi gue deket sama Sefia ya, kang? Plisss!."
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah baper tingkat galau
Fanfiction(completed) Ketika sahabatnya jatuh cinta. Sefia juga jatuh cinta. Bukan pada orang yang sama.Tapi pada temannya yang bernama Duta. Seseorang yang tiba-tiba muncul dalam hidup Sefia, mengganggu ketenangannya, dan entah bagaimana Duta berhasil membua...