Malam semakin larut jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Akang Arief masih mondar-mandir ke kamar Sefia untuk memastikan adeknya sudah pulang atau belum.
Dan karena belum pulang juga dan akang mulai khawatir akhirnya si akang mencoba nelpon Sefia.Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Silahkan coba beberapa saat lagi.
Turuuuuuunt........
Hape Sefia ga bisa di hubungi. Membuat Akang semakin khawatir.
Akhirnya si akang telepon Luna."Hallo kang, ada apa tumben telpon Luna malam - malam begini?"
Luna yang menjawab telepon dari Akang langsung bertanya heran. Saat ini Luna masih bersama Sakti. Kebetulan baru nyampe depan gerbang rumah dianterin Sakti.
"Kalian pada ngapain aja sih? Katanya ngemall doang. Kok sampe malam gini belum pada pulang?" Tanya si akang wajar karena akang masih mengira Sefia masih hangout bareng Luna dan yang lainnya.
Luna yang menerima pertanyaan dari akang langsung mengerti situasi dan tidak ingin membuat akang semakin khawatir. Akhirnya Luna pun bersikap seolah Sefia masih bersamanya.
"Kita udah mau pulang kok, kang. Tadi kita kebagian tiket nonton film nya yang jam 9 malam. Jadi ini baru keluar bioskop." Luna pun berusaha menahan kepanikan.
"Oh, ya, udah. Sefia nya mana? Hapenya kok ga bisa dihubungi?"
"Toilet kang, iya Sefia lagi ke toilet. Hapenya lowbat tadi" Luna semakin panik dan terus mengarang cerita demi menutupi kebenaran pada akang Arief. Luna tau betul gimana sayang dan posesif nya akang Arief sama adeknya. Kalo sampe ada sesuatu sama Sefia saat ini pasti akang Arief gak bakalan ngijinin Sefia pergi lagi lain kali.
"Ya, udah. Luna bilangin Sefia ya, cepet pulang udah malam."
Lalu telepon pun terputus.
Sakti yang sedari tadi melihat reaksi Luna dari obrolan nya tentang Sefia bersama Akangnya Sefia. Langsung memahami situasi juga dan segera berdiskusi dengan Luna dengan sama paniknya dan entahlah suasana jadi mencekam penuh kecemasan.
"Sefia belum pulang?"
"Iya, Enggak tau kemana dia."
" Padahal dia udah pulang dari tadi kemana tuh anak?"
"Jangan sampe Sefia kenapa - napa."
"Kita harus cari dia yuk!"
Akhirnya Luna dan Sakti memutuskan pergi lagi mencari Sefia. Tapi Luna yang sudah di depan gerbang rumah menyempatkan diri untuk pamit sama orang rumah kebetulan si mbak tadi udah mau bukain gerbang.
Tidak lupa Luna juga meminta bantuan Duta lewat telepon.Duta yang saat itu sedang mengendarai motor nya sepulang mengantar pacarnya menuju pulang langsung mengehentikan lajunya ketika mendapati hapenya bergetar di kantong celananya.
Mengetahui kabar hilangnya Sefia pun, Duta langsung kebakaran jenggot, kelabakan bingung, khawatir, dan segera melajukan motornya lagi dan berbalik arah. Duta langsung menuju jalan yang mengarah ke Rumah Sefia.
Setelah sejenak berpikir Kemana kira - kira mencari Sefia. Duta memutuskan untuk mendatangi setiap taman, dan toko buku, atau warnet yang sekiranya mungkin Sefia lewati menuju Rumahnya. Duta yang memang sudah menangkap gelagat Sefia yang bad mood mengira mungkin Sefia akan menenangkan diri di tempat - tempat tersebut.
Akhirnya taman demi taman Duta datangi sambil berlari - lari untungnya gak sambil guk guk guk apaan sih? Orang lagi serius juga✌😁
Dan setiap toko buku yang Duta datangi tentu saja udah tutup semua secara sebelas malam ya, kale?.....
Warnet sih banyak yang masih buka tapi cowok berdarah muda semua penghuninya. Gak mungkin juga kale Sefia nongkrong di warnet.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah baper tingkat galau
Fanfiction(completed) Ketika sahabatnya jatuh cinta. Sefia juga jatuh cinta. Bukan pada orang yang sama.Tapi pada temannya yang bernama Duta. Seseorang yang tiba-tiba muncul dalam hidup Sefia, mengganggu ketenangannya, dan entah bagaimana Duta berhasil membua...