Perawan cinta
VOC. Rossa
T'lah terlukis kisah diriku
Terpenjara dalam cinta mu
Bibir beku tak dapat berucap
Sulit menolak......
Terlambat kurasakan cinta
Kepedihan kan menanti aku
Kesucian cinta mu berdua
Telah ternoda........
Haruskah merasa salah di diriku
Bila mencintaimu yang telah berdua
Seolah aku perawan cinta yang haus kasih
Ku hanya mencoba bermain api
Namun sulit akhirnya aku padamkan
Hati kecilku mengatakan ini
Harus di akhiri
Sering ku dengar suara - suara
Ingin menyalahkan diriku
Bila aku jadi pasangan mu
Pasti merana.
Haruskah ku merasa salah di diriku
Bila mencintaimu yang telah berdua
Seolah aku perawan cinta yang haus kasih
Kuahnya mencoba bermain api
Namun sulit akhirnya aku padamkan
Hati kecilku mengatakan ini
Harus diakhiriBenarkah harus diakhiri?
Apa yang harus ku akhiri?
Aku bahkan tidak memulai apapun.
Apa aku beneran harus menjauhi Duta?
Gimana aku bisa menjauh darinya?
Sekarang aja aku merindukannya.
Aku harap dia datang kesini sekarang. Dan menemani ku disini.
Padahal aku disini saja karena aku sedang mencoba menjauhi dia. Dan memikirkan gimana baiknya aku dan Duta seharusnya? Jauhan atau tetap temenan?
Emangnya gak boleh apa hanya untuk menjadi temannya saja?
Haaaaaah!
Sefia hanya bisa meratap dan mendesah berat sekarang.Sekarang ini Sefia sedang duduk sendirian di bangku taman di jam istirahat pertama. Membiarkan otaknya yang panas terjemur matahari yang mulai terik, sambil mendengarkan radio via smartphone nya melalui headset. Sambil meminum susu kotak yang sempat ia beli di kantin tadi.
Entah kenapa DJ radio itu memutar lagu Rossa yang ini. Sengaja banget nyindir. Ya, kali nyindir? Tapi emang pas banget dengan keadaan Sefia sekarang. Membuat hati Sefia makin sendu dan galau.Tapi tiba-tiba sepasang tangan besar menangkup wajahnya, menutupi pandangannya dari belakang.
"Duta! Lo, beneran disini?" Seperti seorang yang mengigo Sefia merespon perbuatan Duta padanya.
"Ya, ampun Fi? Lo sehat kan? Sampe segitunya gak yakin ini beneran gue." Duta mendekat dan duduk di samping Sefia sambil memastikan keadaan Sefia yang kembali lemah, letih, lesu, dan loyo.
Sefia sendiri gak tau harus senang atau kecewa dengan kehadiran Duta. Disisi lain Sefia sedang mencoba menjaga jarak dengan Duta. Tapi bahkan barusan Sefia berharap agar Duta menemaninya disini.
Sefia pun melepaskan headset dari kupingnya. Lalu bertanya lirih pada Duta.
"Ngapain Lo kesini?"
"Nemenin Lo, lah!" Duta menjawab santai sambil mengambil alih susu kotak yang tadi Sefia minum tapi Sefia membiarkannya seolah sudah biasa dengan kelakuan Duta satu ini.
"Gimana ujian Lo? Bisa?" Duta kembali memulai obrolan. Tapi Sefia hanya menjawab dengan anggukan.
Duta merasa cemas melihat Sefia kembali murung begini. Sambil menyedot susu kotak yang diambilnya dari Sefia Duta memikirkan cara untuk menghibur Sefia.
Tapi tetiba Sefia bertanya pada Duta dengan sewajar mungkin. Dengan tetap berusaha menutupi keresahannya kini diakibatkan karena orang ini. Sefia berusaha sewajar mungkin untuk membicarakan soal ini sebagai teman yang kepo. Bukan sebagai cewek yang naksir.
"Duta......"
"Mmhhh!" Sambil masih menyedot susu kotaknya.
" Lo, pernah berpikir gak sih? Mungkin Airin bisa aja cemburu kalo dia tau saat ini kita lagi barengan gini? Atau ketika Lo lagi bercanda sama Yuri? Atau cewek lainnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah baper tingkat galau
Fanfiction(completed) Ketika sahabatnya jatuh cinta. Sefia juga jatuh cinta. Bukan pada orang yang sama.Tapi pada temannya yang bernama Duta. Seseorang yang tiba-tiba muncul dalam hidup Sefia, mengganggu ketenangannya, dan entah bagaimana Duta berhasil membua...