05. Duta vs Sefia

1.5K 127 2
                                    

1. 2. 3.

Priiiiiit!

Sakti dengan semangat berteriak menirukan suara Pluit dengan mulutnya untuk memberi tanda di mulainya battle basket satu lawan satu antara Sefia vs Duta seraya melemparkan bola ke udara.

Sefia dan Sakti yang sudah bersiap pun langsung berebut bola tersebut dengan apik. Baik Sefia maupun Duta bergerak lincah menguasai bola begitu berhasil merebut bola dari lawannya.
Tidak ada yang mau mengalah keduanya terlihat begitu bersemangat dan lihai memainkan benda bundar itu. Bahkan setelah cukup lama waktu bergulir tidak ada satupun point yang tercipta karena keduanya bermain imbang. Padahal peraturannya siapa yang mencetak tiga point pertama maka dialah pemenangnya.

Tapi sepertinya Dewi keberuntungan berpihak pada Duta karena setelah sekitar sepuluh menit berlalu sepertinya Sefia mulai lelah. Sefia tidak bisa mengimbangi stamina Duta. Alhasil pertahanan Sefia pun mulai terbobol. Point demi point di raih oleh Duta. Sementara Sefia tidak bisa berbuat apa-apa ketika nafasnya mulai tersengal dan keringat mulai bercucuran. Dan pada akhirnya tiga point di raih Duta yang menjadikannya juara tanpa perlawanan. Sefia benar - benar kalah telak.

Tapi sepertinya Sefia udah gak peduli dia benar - benar kelelahan dan langsung ngeloyor lemas menuju bangku di pinggir lapangan untuk mengistirahatkan dirinya. Meninggalkan Duta yang bersorak riang merayakan kemenangannya.

Duta yang memperhatikan Sefia langsung berjalan mengikutinya tanpa sepengetahuan nya.
Lalu dengan cepat Duta menyodorkan handuk kecil untuk Sefia agar bisa mengelap keringat yang membasahi seluruh bagian wajahnya. Yang sebelumnya sudah Duta siapkan untuk dirinya. Dan entah kenapa Duta merasa Sefia terlihat lebih cantik dengan rambut yang sedikit agak basah karena keringat di sekitar leher dan wajahnya. Duta sempat tertegun sesaat.

Sementara Sefia meraih handuk kecil yang disodorkan Duta karena emang benda itulah yang di butuhkannya sekarang. Dan begitu Sefia selesai mengelap keringatnya, Duta langsung mengambil alih handuk kecil itu dan menggantinya dengan menyodorkan sebotol air minum. Sefia juga tanpa protes hanya mengambil minuman itu dari Duta yang terus berdiri di hadapannya, dan langsung meneguknya karena emang Sefia juga sangat kehausan.

Sementara Sefia minum, Duta mengelap keringatnya sendiri yang juga bercucuran dengan handuk yang sebelumnya Sefia gunakan untuk mengelap keringatnya.

"Jangan di abisin kale, gue juga haus." Tiba- tiba omongan Duta menghentikan gerakan Sefia yang sedang menegak minuman yang tadi diberikan Duta padanya.

"Emangnya lu gapapa minum bekas gue?" Tanya Sefia yang gak nyangka kalo ternyata Duta juga mau minum. Duta pun langsung meraih botol minum di tangan Sefia yang tinggal setengah itu dan langsung menghabiskannya dengan satu tegukan.

"Emang kenapa? Lu rabies?" Duta balik nanya setelahnya dengan santai. Sefia pun tidak ingin menanggapi ocehan Duta karena Sefia tidak ingin memperpanjang obrolan. Lagian Sefia pikir wajarlah jika Duta tidak merasa geli meminum air dari botol bekas minumnya. Mungkin Duta emang sering berbagi minuman dengan teman teamnya.

"Udah, ah. Ke kelas yuk! Bentar lagi bell nih." Ajak Sefia pada Luna yang sedari tadi duduk disampingnya setia menemani.

"Tunggu, lu ga liat Luna lagi nemenin gue." Sakti yang juga sedang berdiri dekat Luna sambil mengelap keringatnya dan beristirahat tidak rela ditinggal begitu saja.

"Iya, Sef. Kita disini aja dulu. Sampe bell bunyi." Luna juga masih betah berada di sekitar dua cowok ganteng ini.

"Lagian gue belum ngasih tau lu, keinginan gue yang harus lu lakuin. Jangan - jangan lu sengaja ya, mau ngehindar?" Duta juga ikutan nahan Sefia.

"Ya, udah. Apa yang harus gue lakuin?" Sefia mulai sewot lagi Ama Duta. Dan bertahan di tempat duduknya semula.

"Gue, mau lu jadi maskot suporter di pertandingan Nusa Bangsa cup nanti."

"Hah?" Sontak Sefia kaget.

"Wah, kreatif lu bro!" Sakti langsung menyetujui rencana Duta itu.

"Apaan sih, enggak, gue ga mau." Sefia langsung menolak dengan panik.

"Gapapa Sefia, entar gue bantuin. Lagian pasti seru kok." Luna juga mendukung keinginan Duta ternyata.

"Tapi Lun...."

"Udah ga apa-apa." Luna meyakinkan.

"Dress kode nya harus mereh dari ujung kaki sampai ujung kepala." Duta ga peduli dengan keengganan Sefia. Dia justru menambah syarat sesukanya.

"Terus rambutnya di kuncir dua, lucu tuh pasti. Kaya selermon gitu." Sakti malah nambahin.

"Setuju, setuju." Tanggapan Duta semakin asik ngenyein Sefia.

"Kalian mau jadiin gue badut?" Sefia berteriak geram pada Duta dan Sakti.

"Persis" Duta dan Sakti menjawab bersamaan tanpa dibriping sebelumnya. Membuat Sefia makin kesel. Tapi setelah membuat Sefia kesel Duta dan Sakti justru malah langsung pergi ke kelas dengan alasan udah mau bell. Tanpa mau peduli dengan protesannya. Membuat Sefia uring-uringan.

"Luna gimana dong? Gue gak mau." Rengek Sefia.

" Udahlah santai aja. Beneran deh gue bakal bantu lu. Lagian ini juga bagus buat pengalaman lu. Masa iya tiga tahun di SMA lu cuma mau tau suasana perpustakaan doang." Luna berusaha meyakinkan Sefia dan menenangkannya.

Sebenarnya selain karena Luna seneng bisa Deket Ama Sakti alasannya sangat mendukung hukuman Duta untuk Sefia adalah. Karena Luna merasa Sefia emang terlalu kurang gaul. Dan selama ini Luna ga bisa ngajak Sefia untuk melakukan hal-hal seru. Tapi karena sepertinya Duta bisa maksa Sefia untuk lebih aktif kenapa enggak. Makannya Luna mendukung aksi Duta 💯.

Pada akhirnya Sefia hanya bisa terdiam dalam keresahan menghadapi tantangan Duta yang pasti bakal sangat memalukan. Karena bagaimanapun Sefia berusaha menolaknya. Ini tetaplah sebuah hukuman yang harus dia lakukan.
Tapi setidaknya Sefia bisa belajar mempersiapkan diri mulai dari sekarang secara acaranya masih dua belas hari yang akan datang.

Sekarang waktunya kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.

*****

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang