20. Duel sosweet

1.4K 138 9
                                    

Atap Sekolah.....

Entah apa tujuan Duta menggeret Sefia sampe ke sini?

Tebak mau ngapain hayoo?????
Heeeeee......

Sebenarnya bukan ngapa - ngapain juga sih. Duta cuman merasa butuh tempat yang sepi yang hanya ada mereka berdua karena Duta harus ngomong serius sama Sefia. Duta benar - benar merasa berkewajiban harus memastikan bahwa Sefia baik - baik saja.
Kenapa?????
Sejujurnya Duta gak tenang aja kalo Sampe Sefia kenapa-kenapa.
Pokoknya Duta khawatirin Sefia itu aja.
Gak bermaksud baperin Sefia juga. pokoknya perasaan Duta ke Sefia.
Ya, begitulah.

Sambil memegangi kedua bahu Sefia seolah sedang berusaha menenangkan Duta pun kembali bertanya dengan lembut dengan tingkat kepedulian yang sangat tulus.

"Fi, Lo kenapa sih? Plisss cerita ke gue. Gue akan bantu Lo. Gue janji."

"Sembuhkan hati gue. Karena lo udah bikin hati sakit sesakit sakitnya Duta. Apa Lo bisa?"

"Fi, plisss Jawab gue. Jangan cuman melototi gue. Gue gak ngerti eyecontact. Ngomong dong." Duta yang semula berusaha membangun ketenangan justru malah dibikin gemes oleh Sefia yang hanya menanggapinya dengan diam.

Yup, Sefia tadi hanya menjawab pertanyaan Duta dalam hati saja.

Dan karena Sefia hanya terus diam. Karena Sefia emang kesel banget sama Duta sekarang. Gimana enggak coba? Sefia berusaha keras buat menghindari Duta. Eh, Dutanya malah mepet parah. Pake ngegeret sampe atap pula. Capek atuh.
Maka Duta pun kembali bertanya.

"Kenapa sekarang Lo ketus banget ke gue? Padahal sebelumnya kita sudah temenan baik. Lo juga ramah sama gue. Apa gue ada salah sama Lo? Kalo gue salah, Lo kasih tau gue apa salah gue, gue bakal perbaikin. Jangan gini caranya. Gue khawatir kalo Lo begini.

Pernyataan Duta kali ini mampu meluluhkan hati Sefia. Sorot mata Sefiapun mulai melembut. Sefia menundukkan tatapannya. Lalu kembali merangkaikan cerita dalam hatinya.

"Gak, seharusnya gue nyalahin Lo Duta. Bagaimana pun juga gue yang kegeeran, gue yang terlanjur baper. Memang sudah seharusnya gue menanggung derita gue sendiri. Gak seharusnya gue menuntut pertanggungjawaban Lo. ini sama sekali bukan salah Lo."

"Fi?......" Melihat Sefia yang malah tertunduk diam Duta pun semakin menuntut jawaban.
Akhirnya Sefia pun mulai berbicara sambil menurunkan tangan Duta dari bahunya. Dan menggenggam tangan itu.
Lalu mulai berucap. Seraya memberanikan diri menatap mata Duta dengan tenang.

"Duta, gue emang punya masalah. Tapi gue gak bisa cerita ke Lo. Gue akan menyelesaikan masalah gue sendiri. Gue gak mau di bantu siapapun. Jadi berhentilah khawatir sama gue. Gue akan membuat diri gue baik - baik saja."

Mendengar pernyataan Sefia hati Duta mencelos hampa. Rasanya seperti main tarik tambang. Duta menarik tambang dengan sekuat tenaga tapi lawannya malah melepaskan tali itu begitu saja. Dan Duta pun hanya bisa terdiam begitu saja pada akhirnya.

Melihat keadaan Duta yang seperti ini akhirnya Sefia memutuskan untuk segera ke kelas.

"Jika Lo gak ngijinin gue buat bantu menyelesaikan masalah Lo. Setidaknya gue bisa jadi penyemangat Lo Fi." Pikir Duta segera setelah tersadar dari celosan hatinya seraya tersenyum iseng.

Akhirnya Duta yang melihat Sefia mulai melangkah menjauh darinya. Segera bergegas menyusul langkah Sefia lagi. Lalu kembali menghalangi jalan Sefia lagi. Sambil ngoceh sok, iye.

"Fi, Lo kok, tega banget sama gue? Gue ini temen Lo, yang peduli banget sama Lo, yang bersedia membantu menyelesaikan masalah Lo. Terus Lo malah ninggalin gue gitu aja gitu?"

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang