"Hallo, ada apa?" Sefia angkat telepon Duta dengan super ketus.
"Buset, Fi! Nyesel gue telpon Lo."
"Jadi? Gak jadi nelpon nih?"
"Gak gitu juga kali Fi." Duta bicara dengan nada melas membuat Sefia melunak dan seketika berubah perhatian.
"Lo, gapapa kan?"
"Ciyeeee, perhatian!" Nah, kan? Tadi suaranya mengkhawatirkan sekarang malah ngenye. Sefia berasa tertipu jadinya.
"Lo, ngapain sih? Nelpon - nelpon gue? Bukannya Lo lagi sama Airin?" Akhirnya Sefia berhasil mempertahankan hal yang sebenarnya sangat ingin dia tanyakan sedari tadi. Dengan kembali gemes dan ketus.
"Gue tadi emang ketemuan sama Airin tapi bentar doang, sekarang gue udah balik." Duta yang memang sedang dilanda gundah hanya menjawab lemah apa adanya di kamarnya.
"Lo, lagi ada masalah ya sama Airin?" Tanya Sefia kembali perhatian.
"Lo, perhatian banget ya, sama gue." Duta malah balik ngenye.
"Duta! Plisss ya. Jangan bikin gue bingung deh!" Sefia pun balik kesel.
"Iya, sorry, sorry, sorry."
Akhirnya hening sesaat........
"Fi......." Duta kembali memanggil Sefia lirih.
"Apa?" Sefia pun menjawab lemas. Tapi karena Duta malah diam akhirnya Sefia mulai berasumsi.
Kejadian hari ini tetiba teringat kembali oleh Sefia, Duta nonjokin tembok, terus sekarang ketemu Airin aja bentar, membuat Sefia yakin kalau Duta sedang ada masalah. Membuat Sefia merasa semakin khawatir sama Duta. Tapi Sefia sendiri gak tahu gimana caranya supaya Duta bisa percaya padanya dan membuatnya bercerita tentang masalahnya."Fi......" Lagi - lagi Duta kembali memanggil Sefia.
"Apa......."
"Enggaaaaak, cuman tes kuping!"
"Duta....."sumpah Duta ngeselin.
Tapi perasaan Sefia yang ngerasa Duta sedang dalam masalah membuat Sefia akhirnya memutuskan untuk memberi perhatian tanpa gengsi dan bersikap setulus mungkin. Emang pada dasarnya Sefia emang sangat peduli sama Duta sih."Lo, beneran lagi ada masalah ya? Kalo Lo gak mau cerita gue gak akan maksa ko. Dan kalo emang Lo lagi butuh teman ngobrol sekarang, gue bersedia kok nemenin Lo ngobrol sampe kapan pun. Tapi Lo cari topik pembicaraan lah. Soalnya gue bingung harus ngobrolin apa?" Sefia mengungkapkan kepedulian dan perhatiannya akhirnya.
"Ngobrol. Ngobrol. Bukan ngoblroll......" Duta yang cengar-cengir sedari tadi mendapat perhatian dari Sefia pun akhirnya menutupi rasa senangnya dengan meledek gaya bicara Sefia yang emang belibet kalo ngomong R.
Sebenarnya Duta emang lagi gelisah banget gegara hatinya yang mulai menghianati komitmennya dengan Airin. Di tambah lagi Airin yang mulai cemburu dengan kedekatan dirinya dengan Sefia. Akhirnya tadi pas di Rumah Airin. Duta dan Airin malah berantem gegara Sefia. Setelah debat - debat dengan Airin Duta lebih milih pulang dan melupakan kebiasaan mereka menghabiskan waktu bersama.
Begitu sampe rumah Duta yang lagi galau, gelisah, merana pun malah keingetan Sefia Mulu. Ya, udahlah telpon Sefia. Dan lihatlah bersama Sefia segala perasaan - perasaan negatif tadi sirna begitu saja.
Bersama Sefia, Duta bisa begitu jail Walau sebenarnya hatinya lagi gelisah. Dan kesediaan Sefia yang memperhatikannya otomatis membuat Duta adem dan kembali senang.Kini walaupun Duta tidak mengungkapkan permasalahannya dengan Airin pada Sefia. Tapi Duta bisa kembali ngenye, senang, dan ceria seolah tidak ada masalah. Dan asik ngobrol bersama Sefia. Mereka mengobrolkan banyak hal. Dan entah gimana awalnya akhirnya Sefia dan Duta sepakat janjian ketemu besok di Car free day.
Sefia dan Duta ngobrol di telepon sampe tengah malam dan tetiba hape Sefia mati barulah teleponan mereka berhenti. Dan mereka berdua Tertidur dengan hati ceria malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah baper tingkat galau
Fanfiction(completed) Ketika sahabatnya jatuh cinta. Sefia juga jatuh cinta. Bukan pada orang yang sama.Tapi pada temannya yang bernama Duta. Seseorang yang tiba-tiba muncul dalam hidup Sefia, mengganggu ketenangannya, dan entah bagaimana Duta berhasil membua...