Masih di depan rumah Miss Dijah yang ternyata adalah mamahnya Duta. Duta pun masih bertengger di atas motornya sambil memegangi kedua tangan Sefia. Dan Sefia masih tertegun tak menyangka mendapati kenyataan dunia ternyata memang seluas daun kelor.
Sedangkan Miss Dijah yang telah menyelesaikan ocehannya pada Duta, masih berdiri di ambang pintu gerbang, beliau pun langsung bertanya tak percaya melihat keakraban anaknya dengan murid barunya tersebut.
"Kalian saling kenal?"
"Lo less sama nyokap gue Fi?" Duta justru malah bertanya pada Sefia dan mengabaikan pertanyaan mamahnya.
"Iya, lepas." Sefia menjawab ketus sambil menarik kuat tangannya dari genggaman Duta.
"Lepas aja kalo bisa. Coba gue mau liat sekuat apa Lo." Duta dengan kuat menahan rontaan tangan Sefia dan malah nantangin.
"Udah Duta lepasin." Perintah Miss Dijah pada Duta. Dan Duta pun melepaskan tangan Sefia pada akhirnya.
Miss Dijah pun mendekati Sefia dan merangkul dengan sayang sambil bertanya lembut."Duta pasti sering isengin kamu ya? Sabar ya. Duta emang iseng anaknya." Miss Dijah memberi pembelaan pada Sefia. Membuat Sefia merengek manja mengadukan kekesalannya pada Miss Dijah.
"Iya, Miss. Duta tuh ganggu aku Mulu."
"Ih, aduan." Tetiba Duta menjawil pipi Sefia karena gemes ngeliat ekspresi manja Sefia pada mamahnya.
"Duta." Bentak Miss Dijah pada Duta membela Sefia. Sementara Sefia refleks mengemplang bahu Duta.
"Hehehe." Duta malah nyengir tanpa dosa dan meminta mamahnya menahan Sefia agar enggak pulang.
"Sefia ini temen sekolah aku mah. Ajak kerumah lagi mah. Masa iya, temen Duta dateng langsung di suruh pulang. Ajak makan malam dulu kek mah.""Enggak ah, aku mau pulang aja. Lagian aku kesini buat less dan karena udah selesai waktunya pulang lah." Sefia segera menolak dan memberi penjelasan.
"Udah, gapapa sayang. Bener kata Duta, jarang - jarang lho temennya berkunjung. Ayo masuk lagi abis makan malam baru pulang." Miss Dijah menarik Sefia dalam rangkulannya untuk masuk kembali ke rumah. Membuat Sefia ga bisa menolak dan pada akhirnya hanya berjalan mengikuti langkah Miss Dijah.
Sementara Duta rela berepot - repot ria bolak balik masukin motornya dan motor Sefia ke garasi.
Sambil memasuki rumah Sefia dan Miss Dijah pun mengobrol akrab. Emang dasarnya Miss Dijah sayang anak perempuan dan Sefia sendiri seorang anak perempuan yang manis jadi wajar keduanya langsung clop satu sama lain.
"Miss, ini udah sore, mana aku belum solat asar, aku pulang aja ya." Bujuk Sefia dengan nada agak merengek.
"Justru karena ini udah sore, nanggung kalo pulang sekarang, mending makan malam dulu baru pulang. Kalo mau sholat kan bisa disini." Jawab Miss Dijah sabar.
"Boleh Miss?" Tanya Sefia segan.
"Kayak sama siapa aja? Ya, boleh dong. Miss suka deh sama kamu, udah cantik, pinter, rajin ibadah lagi. Makin pengen punya anak perempuan deh. Tapi Solehah kayak kamu." Puji Miss Dijah, membuat Sefia tersanjung .
" Miss berlebihan deh mujinya, kan malu Miss."
"Kenapa malu? Miss jujur lho bukan maksud memuji. Eh, kamu panggil Tante aja biar lebih akrab." Pinta Miss Dijah pada Sefia.
"Panggil miss ajalah Miss. Miss kan guru aku. Kalo nanti pas belajar jadi kebiasaan manggil Tante kan, gak enak sama yang lain." Akhirnya keduanya sepakat untuk panggilan tetap menggunakan tatakrama guru dan murid. Lalu mereka pun saling tersenyum riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah baper tingkat galau
Fiksi Penggemar(completed) Ketika sahabatnya jatuh cinta. Sefia juga jatuh cinta. Bukan pada orang yang sama.Tapi pada temannya yang bernama Duta. Seseorang yang tiba-tiba muncul dalam hidup Sefia, mengganggu ketenangannya, dan entah bagaimana Duta berhasil membua...