31. Terlanjur Kangen

1.3K 148 8
                                    

Meski menjaga jarak Sefia berusaha tidak menunjukkannya pada Duta. Sehingga kalo mereka ketemu, Sefia masih menyapa ramah seperti biasa. Sefia hanya mencoba sebisa mungkin untuk tidak selalu bersama dengan Duta. Itu saja.

Seperti pagi ini Duta dan Sefia kembali bertemu di parkiran dan memarkirkan motor sebelahan.

"Pagi Fi." Sapa Duta lebih dulu yang baru datang belakangan.

"Hi! Pagi juga." Sambil tersenyum ramah. Sejujurnya setiap bertegur sapa begini sama Duta rasanya Sefia ingin berkata "Duta aku kangen." Dan memegangi tangannya dan gak akan melepaskannya lagi. Tapi itu hanya mimpi Sefia, perasaannya Sefia saja.
Kenyataannya Sefia tetap menjaga jarak.

Bahkan ketika sekarang mereka seharusnya berjalan bersama menuju kelaspin. Sefia malah beralasan ingin ke toilet. Sehingga secepatnya
Sefia berlari cepat meninggalkan Duta.

"Fi, gue kangen Lo." Gumam Duta lirih tak berdaya melihat Sefia yang dengan cepat menghilang dari pandangannya.

Meski Sefia tidak menunjukkan pada Duta sikap menjaga jaraknya tapi tetap saja Duta merasa kini Sefia jauh darinya karena itu Duta merasa begitu merindukan Sefia. Dan Duta tidak bisa berbuat apa-apa jika Sefia memang lebih memilih dekat dengan Anas.

Kini semuanya terasa berbeda bagi Duta. Tanpa Sefia disekitarnya Duta merasa hampa. Padahal dulu Duta bisa santai hanya nongkrong bareng Sakti, dan merasa seru bercanda sama cewek- cewek yang emang ingin mendekatinya, atau berkumpul bareng team basketnya.

Tapi sekarang emang semuanya sudah berubah Sakti aja udah punya Luna. Jadi kalo nongkrong bareng Sakti, yang ada Duta cuman jadi nyamuk tak berjarum yang tidak dianggap. Nongkrong bareng anak basket, rame sih tapi tetap saja hatinya terasa hampa.
Saat ini Duta memilih diam di kelasnya dan beberapa cewek langsung menghampirinya, ada yang menawarkan minuman, cemilan, ngajakin jalan, dan berlomba nyerocos agar bisa mengobrol dengannya.
Tapi karena perasaan Duta lagi dirundung kangen dan sendu, jadinya mereka berasa begitu ganggu. Padahal dulu Duta suka ngeladenin keganjenan cewek - cewek macem gini. Tapi sekarang semuanya terasa membosankan. Akhirnya Duta pun tidak tahan lagi. Dia beranjak pergi dengan alasan ingin ke toilet. Sejujurnya bingung mau kemana dan gak tau mau ngapain.

"Ke atap aja kali ya?" Pikir Duta gak yakin karena emang hari ini panas banget. Tapi tetiba Duta melihat Anas sedang latihan Pramuka bareng anak - anak Pramuka lainnya. Melihat hal itu Duta jadi kembali semangat.

Karena itu artinya Anas gak lagi deketin Sefia. Kan selama ini Duta gak nyamperin Sefia ketika Sefia menjauh darinya karena selalu ada Anas yang usaha deketin Sefia. Duta cemburu kalo liat Anas dedekatan sama Sefia. Dan Duta juga selalu ngerasa gak mau jadi penghalang bagi lelaki yang ingin dekat dengan Sefia. Karena itu Duta juga menjaga jarak dari Sefia.

Tapi kalo tau Sefia lagi sendirian mah. Gapapa atuh. Ya, samperin aja lah! Udah terlanjur kangen soalnya.

Siang itu Duta pun ke Perpustakaan karena tahu Sefia pasti disana. Secara tadi ke kelasnya. Dan ke kantin yang ada Cuman Luna dan Sakti. Berdua tuh, emang lengket teruuus.......

Pas sampe perpustakaan Duta tidak melihat Sefia juga. Entah dimana dia? Tapi Duta gak lantas pergi dari perpus. Duta memutuskan berkeliling dulu siapa tahu kan? Sefia lagi nyari buku.

Eh, ternyata bener Sefia ada di salah satu sekat diantara rak buku-buku. Dia sedang membaca sambil bersila di lantai.

Akhirnya Duta mendekat tanpa bersuara atau memanggilnya.

"Lo, kesini juga Nas? Padahal gue kira Lo latihan Pramuka sama yang lain." Sefia berkata seperti itu tanpa melihat kearah sosok yang datang itu yang dikiranya Anas, karena Sefia terlalu tertuju pada buku novelnya.

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang