14. Perhatian

1.4K 139 11
                                    

"Ayo, ayo, Semuanya. Minum dulu istirahatkan badan" teriak pak pelatih perhatian. Memberi komando agar mengerem selebrasi kemenangan teamnya.

Duta dan Sefia yang semula tengah terbuai dalam hangatnya saling tatap dan senyum pun tersadarkan seketika.
Dan seketika melepaskan jabatan tangannya.

Lalu Duta pun segera beranjak ke bangku di pinggir lapangan untuk beristirahat, minum, dan mengelap keringat.

"Ayo, Fi." Tak lupa Duta juga mengajak Sefia.

Duta yang berjalan di depan pun menjadi pusat perhatian Sefia. Sejujurnya sejak insiden di pertandingan tadi Sefia sudah merasa khawatir pada Duta. Karena melihat permainan Duta setelah jatuh terasa berbeda di mata Sefia. Karena itu Sefia terus memperhatikan Duta terutama bagian lengannya yang terbentur tadi. Dan benar saja ada luka di bagian belakang lengannya.

Alih-alih mengikuti langkah Duta Sefia justru berjalan menghampiri pak pelatih dan meminta kotak obat darinya. Setelah mendapat kotak obat barulah Sefia kembali mendekat pada Duta. Walaupun terlambat karena Duta kini sudah di apit oleh Yuri dan kedua temannya.

"Gue kira Lo kemana?" Tetiba Duta bertanya pada Sefia agak sewot begitu Sefia berada tepat di hadapannya. Ternyata Duta nyariin pas sadar Sefia tidak mengikutinya.
Membuat Sefia tersenyum geer tapi segera berusaha tenang dan menjelaskan.

" Gue minta kotak obat ini sama pak pelatih."

"Buat apa?"

Mendengar pertanyaan Duta Sefia pun enggan menjawab tapi segera bertindak. Sefia maksa duduk disebelah kanan Duta yang membuat Susi dan Ela yang semula asik duduk Deket Duta harus terpaksa bergeser dan mengoceh kesel pada Sefia.Tapi Sefia tidak peduli. Sefia langsung menarik lengan kiri Duta dan menunjukkan luka yang tergores disana. Yang otomatis kini Duta memiringkan tubuhnya setengah menghadap Sefia. Dan Sefia yang menyilangkan tubuhnya melintasi tubuh Duta membuat mereka tambah dekat dengan posisi yang........
Bayangkan sajalah.....

"Biar gue aja yang obatin, posisi gue lebih dekat dan lebih gampang ngobatin Duta." Yuri yang memang tidak rela Sefia semakin dekat dengan Duta pun menawarkan diri untuk mengambil alih mengobati luka Duta.

Memang sih, secara Yuri persis di sebelah kiri Duta. Tadinya Sefia juga ingin ngambil posisi itu untuk duduk di sebelah Duta. Tapi harus rebutan sama Yuri. Pasti buang - buang tenaga. Karenanya Sefia lebih memilih menggeser posisi kedua teman Yuri. Yang ternyata malah jadi makin dekat sama Duta.

"Udah biar Sefia aja." Duta menolak tegas tawaran Yuri dan lebih memilih diobati oleh Sefia. Hal ini sungguh membuat Yuri terdiam kesal.

Sementara itu Sefia terus mengobati luka Duta dengan memberi Betadine sambil meniup - niup pelan agar Duta tidak kesakitan. Tapi Duta benar - benar tidak merasa sakit. Tadi sih emang sempet ngilu banget pas lagi tanding, mungkin karena efek benturan juga. Tapi sekarang emang udah gak sakit.
Tanpa Sefia sadari Duta justru tersenyum berseri - seri menatapi wajahnya yang kini berada dekat di bawah wajah Duta. Entah lah Duta sendiri tidak mengerti kenapa dirinya begitu suka menatapi wajah Sefia apa lagi dari jarak sedekat ini.
Padahal saat ini wajah Sefia dihiasi makeup menor tapi tetep Sefia emang cantik. Emang udah dasarnya cantik.
Ya, Duta emang suka memandangi wajah Sefia. Dan yang pasti bersama Sefia adalah keinginan, dan rasanya membahagiakan.

"Kok, Lo ga merasa sih? Lengan Lo luka gini?" Sefia bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari kegiatan mengobati luka itu.

"Karena terkadang ketika kita benar - benar menyukai sesuatu, kita akan melupakan hal lainnya, termasuk rasa sakit." Duta menjawab lirih membuat Sefia akhirnya mendongkakkan pandangannya pada Duta. Yang seketika membuat pandangan mereka bertemu. Dan mereka pun tertegun untuk sesaat dan saling tersenyum karenanya.

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang