17. Bertahan

1.2K 129 22
                                    

Kini Sefia, Duta, Airin, Anas, Luna, dan Sakti sedang berada di dalam sebuah cafe. Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk mengobrol sebentar sambil menghabiskan minuman dan menunggu waktu nonton tiba. Karena setelah ini rencananya mereka bakal nonton film bareng.

Sebenarnya hanya Airin dan Luna yang heboh ngobrol. Karena mereka membicarakan hal hal tentang Sakti yang gak bakalan Luna tau kalau tidak di ceritain Airin. Secara Airin tetanggaan sama Sakti dan sudah saling mengenal sejak kecil. Jadi banyak aib Sakti yang di bongkar Airin pada Luna. Sehingga mereka berdua rame dan seru berdua.

Sakti yang jadi bahan obrolan tentu saja terus - menerus mengelak dan berusaha menghentikan obrolan. Sedangkan Duta dan Anas heboh menimpali membuat suasana tambah rame.

Sementara Sefia berusaha menutupi kesesakan hatinya dengan memutuskan membaca novel online. Dan hal itu berhasil membantu sedikit mengurangi rasa sedihnya.

"Fi, Lo kenapa sih, diem Mulu? " Tanya Duta dalam hati yang diam - diam masih memperhatikan Sefia.

Tapi ternyata bukan hanya Duta yang memperhatikan Sefia tapi Anas juga. Anas yang pada dasarnya memahami perasaan Sefia. Pada akhirnya tidak tega membiarkan Sefia terus tenggelam dalam kesedihannya sendirian. Lalu memutuskan untuk mengajaknya bicara.

"Sefia....."
Anas memanggilnya lembut. Tapi tidak ada jawaban. Karena Sefia terlanjur terbuai dalam kisah yang sedang dibacanya.

Akhirnya Anas mencoba menendang - nendang pelan kaki Sefia dengan kakinya.

Sefia yang merasa ada gangguan di kakinya seketika tersentak dan membelalak melihat ke arah Duta. Karena Sefia kira itu perbuatan Duta. Tapi yang ada Sefia malah melihat Duta yang sedang tertawa bahagia menanggapi celotehan Airin. Dan hal itu kembali menambah kesesakan hatinya.

Tapi lagi-lagi ada sesuatu yang mengganggu kakinya. Kali ini Sefia pun sepontan menoleh ke arah kirinya karena kebetulan kaki kirinya yang di tendang - tendangin Anas.

Dan dilihatnya Anas nyengir kuda.

"Apaan sih, Anas?" Sefia sontak menegur Anas malas.

"Abisnya Lo ngapain sih? Melototi hape Mulu?"

"Gue baca novel." Jawab Sefia sekenanya.
Lalu mencoba kembali melihat hapenya. Tapi Anas tidak membiarkannya.

"Sefia."

"Apa?" Sefia kembali menyaut lemas dan terdengar malas.
Sumpah Anas mencoba mencari sebuah pertanyaan atau topik yang sekiranya bisa membuatnya bisa mengobrol dengan Sefia.

"Mmmmmhhh?" Anas masih mikir.

"Apaan sih?" Sefia kembali bertanya karena merasa agak kesel. Tadi manggil sekarang malah mikir.

"Oh, iya....... Lo kemaren baca puisi randiaputra, itu buku Yatim kan?" Akhirnya Anas menemukan topik yang Anas yakin pasti Sefia akan menanggapinya kali ini.

"Lo, tau?" Benar saja Sefia mulai tertarik mengobrol.

"Taulah, gue juga baca itu."

"Seriusan? Yang paling lu suka puisi yang mana? Ada yang hafal gak?" Sefia mulai berbicara dengan tenang bersama Anas akhirnya.

Anas yang memang tau puisi - puisi randiaputra dan hafal beberapa pun, akhirnya mencoba membaca salah satunya. Yang juga sekiranya pas dengan situasi Sefia saat ini. Karena Anas memang ingin mencoba menghibur Sefia. Dan aksi Anas ini mengalihkan Duta, Airin, Luna, dan Sakti untuk ikut mendengarkan puisi yang akan di bacakan Anas.

Benar.

Tidak ada yang bisa diharapkan dari serigala yang beranjak dewasa.

Dirindu.

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang