09. Kasmaran

1.8K 127 5
                                    

Hari yang indah dan sangat cerah, secerah hati Sefia pagi ini. Pokoknya dari semenjak buka mata hingga kini sudah bersiap untuk pergi ke Sekolah rasanya Sefia belum bisa berhenti bersenandung. Sefia mungkin akan terus tersenyum kalo saja akal sehatnya tidak bekerja dengan baik. Sefia begitu bersemangat dan rasanya udah gak sabar pengen segera sampai di Sekolah. Dan percaya atau enggak semua ini karena Duta.
Sefia benar - benar sudah dirasuki pikirannya oleh Duta. Dari semalam Sefia terus menerus mengingat Duta. Duta yang jail tapi selalu membuatnya tersenyum, Duta yang Soleh dan super ganteng dengan stelan sholatnya, Duta yang terus membuat hatinya terus berdegup kencang setiap kali menatapnya begitu dekat. Dan senyum Duta yang menambah kegantengannya. Pokoknya Duta udah berhasil membuat hati Sefia cenat cenut. Dan rasanya sekarang Sefia udah gak sabar ingin melihatnya di Sekolah.

Bahkan gak biasanya Sefia lenggak-lenggok di depan kaca sebelum pergi. Udah mau buka pintu kamar aja eh, balik lagi ngerapihin rambutnya lagi. Padahal tadi udah rapih dikuncir. Eh di buka lagi dan memilih digerai, padahal biasanya protes kalo di suruh akang di gerai. Katanya "panas."
Terus pas matanya menemukan beberapa lipstik di kotak makeup yang akang kasih tempo hari. Sefia pun tertarik untuk mencobanya.
Sefia mencoba meraih satu lipstik dan memoleskannya di bibir mungilnya. Abis itu dihapus lagi sambil bergumam.

"Idih kayak abis makan darah." Abis itu memilih warna yang paling calm warna peach gitu. Dan memoleskannya lagi. Dan untuk kali ini Sefia pun tersenyum dan memuji diri sendiri "cantik" lalu setelah itu segera berlari kecil dan sedikit melompat - lompat kayak anak kelinci ketika menuruni anak tangga.

"Seneng amat dek?" Komentar akang ketika Sefia menghampirinya untuk cium tangan. Sefia bahkan gak mau sarapan dulu saking ngebetnya pengen segera ketemu Duta. Dan akang pun cuma bisa turut bersukaria melihat adiknya yang semangat empat lima, walaupun tidak tahu apa penyebabnya. Yang penting mah bagi si akang. Asal Sefia bahagia.

Sementara si papah enggak ada karena ada tugas di luar kota tiga hari kedepan. Makannya Sefia hanya menemukan sosok akang pagi ini.

Setelah cium tangan Sefia kembali berlari kecil sambil memainkan kunci.

"Eh, lupa." Sefia bergumam pelan lalu kembali menongolkan kepalanya di pintu kemudian berteriak pada Akangnya.

"Akang, dapet salam dari Ruby. Kalo akang ketemu dia bilangin ya, aku udah sampein salamnya ke akang." Lalu bergegas pergi dan beneran pergi kali ini. Dan tak lupa mengucapkan salam.

Si akang pun cuma berekspresi aneh begitu mendengar nama Ruby disebut -sebut.

"Apaan sih, dek." Sok gak peduli.

*****

Sesampainya di Sekolah Sefia memarkirkan motornya dan Sefia pun langsung memutari area parkiran dengan matanya. Sefia memastikan apakah motor Duta sudah ada diantara motor - motor yang terparkir di sini. Tapi ternyata Sefia tidak menemukannya. Sepertinya Sefia datang kepagian. Duta belum datang. Dan hal ini membuat semangat Sefia menurun dua tingkat.

"Tapi gapapa entar juga datang." Sefia berusaha menghibur diri sendiri.

Lalu Sefia bergegas menuju kelas karena gak mungkin juga nunggu di parkiran, walaupun sebenarnya Sefia ga yakin apakah dirinya bisa ketemu Duta? Kalo pergi ke kelas sekarang? Secara mereka kan ga sekelas. Masa iya harus nunggu sampe istirahat baru ketemu Duta.
Eh, tapi Duta kan pasti ngelewatin kelas Sefia kalo mau ke kelas nya.
Akhirnya Sefia berpikir untuk segera ke kelas dan nangkring di depan kelas nanti, biar bisa liat Duta lewat.

"Ya, ampun ganjen banget sih gue." Sefia bergumam stress seraya mengepuk - ngepuk wajahnya dengan satu tangannya. Sefia benar benar merasa konyol.

Sefia sendiri bukan anak TK yang tidak memahami perasaannya sendiri. Walaupun pertama kalinya merasakan perasaan seperti ini tapi Sefia tau betul perasaan apa ini? Setidaknya hobi Sefia kan baca novel tentang cinta, sudah pastilah Sefia faham kalo dirinya kini sedang dilanda kasmaran. Sefia benar benar tidak habis pikir, ternyata dirinya bisa benar-benar merasakan hal seperti ini. Perasaan yang persis seperti apa yang para penulis tuliskan di setiap novel cinta yang dibacanya.
Dan perasaan itu hadir karena Duta. Dan tercipta untuk nya.

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang