Semuanya sudah membaik sekarang. Akang masih istirahat di rumah tapi sudah baik - baik saja. Papah juga udah pulang dari urusannya di luar kota. Dan papah juga memutuskan untuk tidak berangkat ke kantor hari ini. Karena lebih memilih nemenin Akang di rumah.
Mungkin si papah ngerasa bersalah kali, karena pas si akang sakit papah di telepon aja gak bisa.
Tapi gapapa Sefia dan Arief selalu ngertiin papah kok!Dan karena semuanya sudah terasa membaik maka Sefia pun kembali bersekolah dengan semangat dan ceria.
Sesampainya di Sekolah pengumuman hasil ujian pun di muat. Foto Sefia terpampang di depan Sekolah. Disertai ucapan selamat.
Sefia pun berdiri dengan bangga menatapi foto itu untuk beberapa saat. Dan sama sekali tidak menyadari kehadiran Duta yang juga langsung memandangi Foto Sefia dengan kagum sekitar dua langkah di belakang Sefia.
"Kenapa gue baru nyadar? kalo cewek yang fotonya selalu terpampang nyata di akhir masa Ujian begitu cantik dan memiliki senyuman yang teramat manis. Seandainya gue sadar dari awal pasti ceritainnya bakal beda sekarang. Dan kenapa juga Sakti baru memepetin Luna? Gak dari dulu - dulu kan gue jadinya bisa deket Sefia sedari dulu. Apaan sih? Duta, gak akan ada gunanya nyalahin yang udah terjadi gak akan bisa diulang lagi!" Pada akhirnya Duta menyadarkan dirinya dan tertiba pikiran jailnya kumat begitu menyadari cewek di depannya kini adalah Sefia.
Akhirnya Duta mendekat pada Sefia diam - diam agak mepet, lalu melekukan lututnya ke bagian belakang lutut Sefia yang membuat Sefia oleng seketika.
Eits! Dengan sigap Duta pun memeluk Sefia agar Sefia tidak terjatuh. Seketika untuk kesekian kalinya keduanya pun saling larut dalam adu tatap. Tapi gak lama kemudian Duta pun nyengir tanda nyadar dirinya salah udah iseng.
Sefia yang berhasil menyadarkan diri pun akhirnya membalas perbuatan Duta walau masih diposisinya semula, dengan menarik hidung mancung Duta sekuat tenaganya. Sampe Duta kesakitan dan tangannya yang semula menyanggah tubuh Sefia otomatis terlepas dan Sefia kembali oleng.
Eeeeeeahh!
Dan Kali ini berhasil di tangkap oleh Anas. Skor satu sama! Dan Sefia pun terhindar dari nyungsep untuk kedua kalinya."WOY! Lepas, ya. Modus Lo!" Duta sewot melerai adegan itu. Sumpah Duta gak bisa biasa aja melihat Sefia di pelukan Anas. Walaupun seringkali meyakinkan diri. Bahwa dirinya tidak punya hak menghalangi lelaki lain mendekati Sefia. Tapi tetap saja rasa gak rela itu gak bisa di kontrol.
Sefia yang kaget karena teguran sewot dari Duta Seketika bangkit dan membenarkan posisinya. Dengan gerabakan.
Sementara Anas yang terlanjur kesel sama Duta langsung menyauti Duta dengan gak kalah sewotnya.
"Gue gak modus kale. Jelas - jelas gue nolongin Sefia. Yang ada Lo yang jailin Sefia sampe hampir nyungseb. Lo tuh yang modus."
"Lo yang modus!"
"Lo modus."
"Lo!"
Keduanya malah asik tuduh menuduh sampe gak nyadar Sefia yang merasa aneh liat kelakuan dua cowok itu pergi meninggalkan mereka akhirnya.
"Lo Tuh! Modusnya kentara banget."
"Wajarlah gue mah modusin cewek secara gue free. Nah, Lo? Udah punya pacar masih aja modusin Sefia." Kata - kata Anas bikin Duta tidak bisa lagi berkata apa - apa.
Dan Anas yang nyadar menjuarai perdebatan pun langsung berlari meninggalkan Duta begitu menyadari Sefia sudah tidak lagi disana.
Sementara Duta hanya bisa memasang muka kesel lalu melangkah lemas mengikuti langkah mereka yang sudah jauh di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah baper tingkat galau
Fanfiction(completed) Ketika sahabatnya jatuh cinta. Sefia juga jatuh cinta. Bukan pada orang yang sama.Tapi pada temannya yang bernama Duta. Seseorang yang tiba-tiba muncul dalam hidup Sefia, mengganggu ketenangannya, dan entah bagaimana Duta berhasil membua...