Dalam keadaan emosi tanpa bisa saling jujur tentang perasaan masing-masing. Bahwasanya sebenarnya mereka sama-sama, ingin bersama tapi tak bisa. Duta dan Sefia justru malah saling nyolot satu sama lain."Lo ngapain sih gak balik - balik? Semua orang udah pada dateng malah Lo yang ngilang."
"Itu kan pesta lo. Ngapain Lo nungguin gue? Tanpa gue juga tuh pesta bakalan tetep berlangsung meriah."
"Kok Lo gitu sih Fi?....."
"Ya, Emangnya kenapa? Apa pentingnya gue? Sampe gue harus ada diantara kalian?"
"Ya, Karena........"
Duta......
Tetiba Miss Dijah memanggil Duta dan menghampiri mereka.
"Kalian kenapa? Kok malah nyolot - nyolotan gitu? Disini? Udah yuk! Temen - temen yang lain udah pada nunggu." Akhirnya Miss Dijah yang gak tau apapun tentang pertengkaran mereka pun merangkul Sefia dan mengajaknya pergi ke ruang pesta. Sementara Duta mengikuti mereka.
Di ambang ruang pesta om Sodrun menghampiri Miss Dijah dan karena ada sesuatu yang harus dibicarakan maka om Sodrun dan Miss Dijah menjauh dari ruang pesta.
Kini Sefia seorang diri mau tak mau dia harus menghampiri Luna dan Sakti dimana ada Airin disana. Karena gak mungkin Sefia mengasingkan diri di tengah pesta seperti ini. Setidaknya Sefia harus menghampiri seseorang dan hanya Luna yang bisa Sefia temui selain Duta di pesta ini.
Andai saja Ruby bisa datang, karena sebenarnya Ruby juga di undang tapi sayangnya Ruby dan akang lebih memilih malam mingguan berdua ketimbang menghadiri pesta ini.
Akhirnya apa boleh buat, dengan menunjukkan diri seolah tidak ada apa-apa Sefia pun menyapa Luna dan Sakti dan juga Airin.
"Hi, Sefia Lo baru dateng?" Tanya Luna menyambut Sefia.
"Iya," Sefia pun berbohong demi kebaikan bersama.
Duta pun datang menghampiri tak begitu lama. Dan Airin langsung bergelayutan padanya seolah ingin pamer kemesraan pada Sefia. Membuat Sefia tidak bisa memungkiri itu terlalu menyesakkan untuk dilihat.
Tapi tetiba seseorang menutup mata Sefia dari belakang. Walaupun tidak ingin melihat Duta dan Airin tapi ditutup mata seperti itu membuat Sefia refleks menyikut seorang yang iseng menutup matanya itu.
Yang ternyata orang itu adalah Anas yang baru datang.
"Aw! Galak banget Lo Sefia. Sakit tahu."
"Sorry Nas. Lo sih, iseng!" Tapi berkat aksi Anas ini Sefia jadi sedikit teralihkan. Kini dengan rasa menyesalnya Sefia pun memastikan keadaan Anas. "Lo gak apa-apa kan?"
Sementara Anas yang memahami keadaan Sefia terlebih saat menutup matanya tadi Anas merasakan mata Sefia sedikit basah. Membuat Anas ingin menjauhkan Sefia dari Duta dan Airin.
Sementara Duta pun hanya diam dan tidak bisa berbuat apa-apa.
"Sakit banget perut gue." Anas pun semakin caper sama Sefia yang terlihat menyesal itu.
"Sesakit itu ya Nas? Maaf!"
"Sebenarnya gue rasa ini efek laper."
"Ih! Rese....." Sefia pun kesel tapi lega dibuatnya.
"Dasar Lo!" Sakti, Luna, Airin, dan Duta pun ikutan ngesein Anas.
"Sef, mending Lo temenin gue makan. Dari pada jadi kambing congek diantara mereka." Tetiba ucap Anas mengajak Sefia menjauh dari mereka berempat.
Sefia pun langsung setuju. Dan sejujurnya sangat berterimakasih kepada Anas karena perbuatannya. Anas seperti pahlawan bagi Sefia malam ini.
Akhirnya Sefia dan Anas memisahkan diri dari Duta. Anas beneran makan dan Sefia pun menemani sambil mengobrol. Walaupun sesekali tetap saja Sefia mencuri pandang pada Duta dan Airin yang justru terus membuat hatinya semakin sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah baper tingkat galau
Fanfiction(completed) Ketika sahabatnya jatuh cinta. Sefia juga jatuh cinta. Bukan pada orang yang sama.Tapi pada temannya yang bernama Duta. Seseorang yang tiba-tiba muncul dalam hidup Sefia, mengganggu ketenangannya, dan entah bagaimana Duta berhasil membua...