41. Mengalur

1.1K 151 15
                                    

Masih di hari yang sama ketika malam menjelang.........

Di kamarnya Duta menyempatkan menelpon Airin.

"Rin, aku minta maaf ya. Malam ini aku gak bisa ketemu kamu dulu. Mamah butuh aku di rumah soalnya."

"Iya, Yang. Gaapapa kok. Walaupun aku sebenarnya kangen banget sama kamu tapi kalo kamu gak bisa, aku bisa apa?"

"Maaf ya......"

"Iya. Tapi besok kita bisa ketemu kan?"

"Mmhhh, ya udah aku tutup telponnya ya. Bye......"

Weekend malam ini Duta memutuskan untuk tetap di rumah. Duta bohong soal mamah yang membutuhkannya. Karena satu - satunya alasan Duta tidak menemui Airin adalah karena Sefia saat ini masih di Rumahnya.

Sefia merasa masih berat hati jika harus pulang ke rumah. Karena itu Miss Dijah menawarkan Sefia untuk menginap. Dan Sefia pun menerima tawaran tersebut.

Sakti, Luna, dan Anas udah pada pulang karena udah pada di cariin sama orang tua mereka. Duta sendiri tadi mau sholat Maghrib. Jadi, saat ini Sefia sendirian.

Kini di kamar tamu rumah Duta Sefia sedang tiduran sambil memeluk guling. Setelah sholat Maghrib barusan hatinya mulai tenang tapi tetap merasa lemas dan malas.

Tok tok tok....
Suara pintu terdengar di ketuk, tanpa Sefia memberi jawaban seseorang membuka pintu kamar itu. Tapi Sefia enggan melihat siapa yang masuk.

Sefia lebih memilih menutup matanya rapat-rapat. Biar disangka udah tidur. Sefia udah punya feeling pasti mau disuruh makan. Dan saat ini Sefia merasa gak nafsu makan.

"Kalo dalam hitungan ke tiga Lo gak buka mata, jangan salahin gue. Kalo gue melakukan hal yang tidak - tidak."

Suara Duta terdengar begitu dekat dan sensual yang membuat Sefia seketika berpikir mesum. Dan kesal sendiri lalu langsung balik badan dan buka mata.

Sefia yang awalnya ingin meledak pun tetiba mematung begitu mendapati wajah Duta yang begitu dekat dengannya. Karena Duta masih membungkuk dan masih di posisinya semula saat berbisik di telinga Sefia.

Duta pun gak kalah kaget dan tak mengira dengan pergerakan Sefia yang membuat Duta juga justru tertegun menatapi wajah Sefia yang begitu dekat dengannya itu.

Tapi kemudian Sefia yang merasa kikuk karena terlalu dekat dan lama menatap Duta pun, seketika mengalihkan perhatian dengan menoyor pipi Duta kasar. Lalu bangun dari posisi tidurnya sambil menggerutu manja.

"Apaan sih, Duta? Gue mau istirahat."

"Makan dulu yuk!" Ajak Duta begitu lembut. Membuat Sefia tidak tega menolak.
Tapi karena Sefia memang males makan jadi Sefia pun malah mengalihkan obrolan. Tapi sebenarnya Sefia emang merasa penasaran juga sih.

"Lo, gak ketemu sama Airin?" Tanya Sefia datar.

"Enggak." Jawab Duta sekenanya.

"Jangan bilang gegara gue? Udah Duta Lo pergi aja. Gue gak butuh Lo temenin kok. Gue udah baik - baik aja. Gue cuman butuh tempat istirahat. Lo gak perlu nemenin gue. Kalo Lo gak nemuin Airin gegara gue. Gue yang jadi gak enak sama Airin." Sefia malah ngocehin Duta. Padahal Duta sendiri tau kok apa yang dilakukannya sekarang adalah atas dasar keinginannya sendiri.

Tanpa mempedulikan ocehan Sefia, Duta pun mengangkat tubuh Sefia dengan kedua tangannya sambil berkata.

"Lo, bawel banget. Orang gue cuman ngajak Lo makan juga."

"Turunin!" Pinta Sefia kesal dengan perlakuan Duta yang membuat hatinya makin datditdut begini.

"Gak mau!" Duta menolak permintaan Sefia sambil nyengir nantangin.
Sefia pun mencubit hidung mancung Duta sekencang - kencengnya membuat Duta kesakitan dan kehilangan kekuatannya yang seketika menjatuhkan Sefia dari gendongannya.

kisah baper tingkat galauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang