Langit seoul pun tiba-tiba menjadi gelap dan turun rintikan hujan yang semakin lama semakin deras,membasahi jalanan yang semulanya kering.
Dara pun bergegas masuk kedalam mobil yang sebelumnya telah disiapkan managernya jjangmae untuk pergi dari rumahnya dan jiyong.
Dan selama perjalanan didalam mobil dara hanya terduduk diam dengan sesekali suara senduhan yang tak henti-hentinya,air matanya seakan menyaingi air hujan yang turun sangat deras.
"Kau yakin ingin pergi?"
Dara pun mengangguk dengan sesekali menghapus air matanya tanpa ingin menoleh kearah jjangmae.
"Apa kalian bertengkar lagi?"
Dara kembali mengangguk.
Jjangmae pun telah menduganya sebelumnya,karna dara tak mungkin menghubunginya memintanya untuk segara membawanya pergi dari rumahnya dengan suara tangisan.
"Bagaimana jiyong?"
Dara pun mendengus dan menatap jjangmae dengan penuh sakit "kenapa kalian semua malah menanyakan bagaimana jiyong,bagaimana keadaanya. Seakan aku yang menyakitinya. Oppa! Kau tau, disini aku yang tersakiti,aku yang sakit oppa! Tak bisakah kau menanyakan keadaanku? Tak bisakah kalian memahami keadaan ku juga,kalian selalu memahami jiyong,hanya dia yang kalian lihat selama ini. Tapi tidak dengan aku! Aku yang sakit oppa! Aku yang-- sa...kit.." tangisnya kembali pecah dan menundukan kepalanya dengan tangisan yang semakin menjadi.
"Dia yang menyakitiku" helah dara dengan suara seduhnya.Jjangmae pun mengelus punggung dara untuk menenangkan artisnya ini.
"Aku yang sakit" sambung dara lagi.
"Stt.. Tenangkan dirimu dulu" pinta jjangmae dan memberi satu kotak jus buah dari dalam tasnya untuk dara.
"Ini minumlah,agar kau tenang"Dara pun menerima jus itu dengan tenang.
"Jadi? Kau akan pergi kemana?"
"Kemana saja asalkan jiyong tidak bisa mencariku"
Jjangmae pun menyeritkan dahinya "aku tidak yakin itu,tapi sebaiknya kau kembali ke manila, dan tenangkan dirimu disana"
Dara pun mengangguk "jangan memberi tau siapa pun jika aku ke manila" sambung dara dengan nada pelannya.
"Aku tidak yakin jika jiyong tidak tau keberadaanmu,kita kebandara incheon dan jam sekarang kurasa masih banyak orang disana" terang jjangmae "dan pastinya mereka akan memotretmu"
Dara pun mengangguk "dan jangan perbolehkan jiyong untuk menyusul ku ke manila"
Jjangmae pun hanya mengangguk mengikuti apa yang artisnya katakan,karna yang sekarang dibutuhkan oleh dara adalah istirahat dan menenangkan dirinya jauh dari keramaian.
"Apa orangtuamu tau hal ini?"
Dara hanya menempelkan kepalanya pada kaca mobil dan menatap pemandangan diluar yang masih diguyur hujan lebat "aku tidak ingin mereka tau"
"Sahabatmu?"
"Hanya bommie,dan aku tidak tau jika jiyong memberi tau temannya juga" helah dara dan memejamkan mata sembabnya.
Jjangmae pun menghelah nafasnya "kalian baru tiga bulan menikah,dan ingin memutuskan untuk bercerai? Pisah rumah? Kurasa itu keputusan yang terburu-buru"
"I know, tapi aku sudah terlalu sakit. Aku sudah tidak bisa menahannya"
Jjangmae pun kembali mendesis dan mengingat bagaimana awal terjadinya badai besar ini.
