"Kenapa tersenyum seperti itu?"
Dara pun mengangguk semangat seraya mengelus perutnya yang mulai terasa menonjol "senam pertamaku" kekehnya.
Jiyong pun ikut tersenyum bahagia "apa nanti aku ikut kedalam?"
"Oh! Kau harus ikut, karna didalam pasti banyak para suami yang menemani istri mereka"
"Suami? Katamu tidak ada laki-laki disana?"
Dara pun tersenyum dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya "Mian, aku berbohong padamu tadi. Aku hanya ingin dihari pertama senamku, ada suamiku yang menemaniku, bukannya managerku"
Jiyong pun menarik nafasnya dalam "Dee.. Kau tau tugasku banyak sekali, belum lagi urusan seungri untuk comeback, dan urusan penjualan albumku--" ia pun menoleh kearah istrinya yang sedang menunduk menyesal, kemudian jiyong kembali menarik nafasnya "Arraseo, sekarang aku menemanimu oke?" ucapnya seraya mengelus puncak kepala dara.
Dara pun menoleh kearah suaminya dan memanyunkan bibirnya "maaf, karna aku tugasmu tertunda"
"Ehe! Aniyo! Ini juga tugas ku untuk mengurusimu dan calon anak kita. Maaf, karna aku tidak punya waktu untuk selalu bersamamu"
Dara pun menyenderkan kepalanya pada lengan jiyong "Terima kasih"
Jiyong pun melirik istrinya "untuk?"
"Untuk semua" dara pun menatap wajah suaminya dengan senyuman teduhnya "untuk semua waktu yang kau luangkan untukku, walaupun aku tau kau tidak ada waktu untuk itu"
Jiyong pun ikut tersenyum "dan maaf karna aku belum bisa sepenuhnya memperhatikanmu lebih lama, dengan waktu yang sedikit ini aku ingin membahagiakanmu"
Dara pun memyeritkan dahinya "huh? Maksudmu?"
Jiyong pun tersadar, ia tak seharusnya membahas waktu enlist nya sekarang, karna waktunya masih ada satu bulan lagi sebelum dirinya pergi meninggalkan istri dan calon anaknya demi kewajiban negara.
Dara pun menoleh kearah jalanan didepannya "disana, kita parkir disana" tunjuk dara tiba-tiba dan membuat jiyong lega karna dara telah memalingkan pembahasan barusan.
Jiyong pun mengangguk menurut dan memarkirkan mobilnya ditepi jalan.
"Kau yakin kita tidak akan mengundang keramaian?" tanya jiyong ragu-ragu untuk keluar ditempat umum tanpa pengaman.
Dara pun mencoba berpikir "entahlah, aku tidak terpikiran soal itu dari tadi. Tapi kurasa, kita akan menjadi pusat perhatian"
Jiyong pun mengangguk "apa kita butuh penyamaran?"
"Apa perlu? Kita hanya butuh beberapa langkah untuk masuk kegedung itu" tunjuk dara pada satu gedung tepat didekat mobilnya.
Jiyong pun mengangkat kedua bahunya "kalau aku jadi pusat perhatian, itu sudah biasa untukku" ucapnya sombong.
Dara pun memincingkan kedua matanya "Ei! Dasar" cibir dara.
"Lalu? Bagaimana?"
Dara pun menarik nafasnya "senamnya akan dimulai, aku tidak mau terlambat"
Jiyong pun membuka kunci pintu mobilnya "ayo"
"Huh?"
"Kau tidak ingin terlambatkan, honey"
Dara pun mengangguk.
"Baiklah, ayo. Tanpa penyamaran, berjalan seperti biasa, yah.. Syukur-syukur jika tidak ada yang menyadari kita. Lihat, hanya butuh beberapa langkah" ucap jiyong mencari solusi.
