.
.
Tiga bulan kemudian.
.
.Setelah konser tournya selesai, beberapa bulan terakhir ini kwon jiyong lebih sering menyibukan diri untuk mengurus masa wajib militernya, dan beberapa perkerjaan ringan yang selalu ia lakukan digedung YG entertainment.
Ditambah, ia masih mengurus tentang skandal member tertuanya yang kedapatan memakai barang haram. Narkoba.
Ia perlu waktu untuk membereskannya, dan menyemangati hyungnya itu. Semua pun merasa sedih mendengar berita buruk itu,tapi apa daya nasi telah menjadi bubur. Hanya upaya positif yang mampu mereka usahakan untuk member tertua Bigbang.
Dan beberapa belakangan ini, skandal itu telah rampung, dengan berbagai cara dirinya dan juga bos nya mengupayakan untuk segera meluruskan berita ini, mereka tidak mau karna berita ini semakin panas, dan akhirnya malah membuat choi seunghyun semakin tertekan.
Semua pun mendoakan yang terbaik, termasuk VIP. Entah kenapa seluruh member Bigbang merasa bersyukur karna penggemar grub mereka selalu mendukung apapun yang mereka lakukan, dalam arti yang positif. Mereka masih tetap ada walaupun banyak skandal yang menimpa member Bigbang, dan mereka juga yang memberi semangat penuh untuk member Bigbang, sampai berita ini tersebar para VIP tetap bersatu dan mendoakan yang terbaik, walaupun ada kekecewaan yang mereka rasakan.
"Wae?" dering panggilan ponselnya berhenti dan sang pemilik mengangkat panggilan itu.
Wajahnya pun berkerut panik "arraseo-arraseo. Aku akan kesana"
Tangannya yang lincah dengan cepat menyambar kunci mobil yang ada diatas meja kerjanya.
Ia pun berlari dikoridor gedung besar itu, dan masuk kedalam lift.
Seketika badannya berkeringat banyak, pikirannya hanya satu tujuan. Pintu lift itu terbuka, lelaki itu dengan cepat berlari menuju mobilnya dan keluar dari parkiran bawah tanah.
Dalam perjalanan pun wajah cemas terlihat jelas diraut wajahnya.
"Astaga!" decaknya melihat kemacetan yang terjadi dihadapannya.
Ia pun memejamkan kedua matanya dan memijit pelipisnya "lindungi dia tuhan" harapnya dalam hati.
Sudah hampir tiga puluh menit, mobilnya masih berada didalam kemacetan total ini, entah karna apa didepan sana yang terjadi. Tetapi yang jelas, kemacetan ini pasti memakan waktu yang sangat lama. Pikirnya.
Ponselnya kembali berdering, ia pun menatap panik layar ponsel itu dan menjawabnya "aku terjebak macet, aku harus bagaimana?" tanyanya pada sang penelfon.
Ia pun menarik nafasnya sekali dan menenangkan pikirannya "jaga dia baik-baik nunna" ucapnya dan kembali mematikan ponselnya.
Laju kendaraan mulai bergerak walaupun tidak terlalu lancar, dan mampu membuat mobilnya berjalan dengan perlahan.
"Ayolah" ucapnya kesal dengan kemacetan ini.
Hampir satu jam, akhirnya mobilnya mampu lolos dari kemacetan panjang, dan kali ini ia melewati jalan pintas, karna takut didepan sana ada kemacetan lagi.
Pintu gerbang rumahnya pun terbuka lebar, saat klakson mobilnya memenuhi area jalanan itu.
Dengan cepat ia pun berlari kedalam mencari seseorang yang sangat membuat dirinya panik bukan main.
"Akhirnya" ucap salah satu orang disana.
"Huh? Bagaimana? Pusing? Mual?" tanyanya bertubi-tubi saat dirinya cepat duduk disamping perempuan yang tengah terbaring lemah.
"Ehe! Anak ini, bersihkan dulu badanmu"
Jiyong pun mengangguk "apa kau muntah lagi?"
Dami pun memutarkan kedua bola matanya "tadi dokter telah memeriksa dara, dan tidak ada apa-apa yang terjadi. Mungkin itu hanya efek dari ibu hamil dua bulan pertama"
