Happy reading dan jangan lupa vote gaes.
Typo bertebaran !!!***
Hari ini adalah hari bahagia untuk gadisku. Hari kelulusannya. Hari ini aku akan kesana untuk melamarnya. Semua persiapan sudah selesai hanya menunggu malam tiba dan melamarnya setelah acara usai.
Saat ini aku dalam perjalanan kembali ke kantor setelah tadi bertemu dengan client.
Tiba di kantor segera aku parkirkan mobil dan melangkah ke kantor. Seperti biasa aku akn bersikap arogant dan dingin saat di kantor. Itu harus dilakukan karna jika tidak mereka akan mudah mengelabuhiku.
Memeriksa berkas rasanya sudah bagaikan makanan untukku. Bagaimana tidak. Setiap hari akan ada berkas dimeja yang harus aku priksa.
Rasanya tidak sabar menanti malam. Caca pasti akan sangat terkejut. Gadisku itu. Pertemuan kami memang cukup aneh. Sebenarnya aku harus memberi penghargaan untuk putri kecilku karna berkat dia aku bisa mengenal gadis seunik caca. Gadis dengan sifat dingin sombong dan baik disaat bersamaan. Gadis yang bisa menampilkan sifat ke dewasanya saat bersama ara putri kecilku.
Tok...tok...tok
"masuk." ucapku dingin.
Pintu terbuka dan muncul sekertarisku.
"maaf pak di depan ada tamu. Dia mengatakan sudah memiliki janji dengan bapak."
"tamu? Siapa? Saya tidak memiliki janji pada siapapun."
"dia mengatakan namanya diva pak." aku menengang. Kenapa dia datang kesini. Kenapa dia kembali lagi.
"suruh dia masuk."
"baik pak." setelah dia mempersilakan wanita itu masuk dia segera ke luar.
"hai gilang apa kabar?" sapanya. Tapi tunggu anak laki - laki yang di gandengnya itu siapa.
"galuh sapa papa nak." katanya membuatku membelalak mata. Papa apa maksudnya?
"gilang ini galuh wildan saggaf putra kita." katanya membuatku membeku. Putraku! Tapi bagaimana bisa! Kapan dia hamil bahkan aku saja tidak tau.
"putra kita! Apa maksud semua ini diva?"
"gilang maafkan aku. Sungguh aku menyesal meninggalkanmu dulu. Tapi ini alasanku meninggalkanmu."
"jangan membual diva. Bukankah kamu pergi dengan pria lain?" kataku sinis.
"biarkan aku jelaskan dulu lang. Tapi sebelum itu kamu bisa lihat ini." dia memberi amplop coklat ke atas meja. Aku mengambilnya dan segera membukanya. Disana benar positif anak bernama galuh itu putraku.
"dulu aku meninggalkanmu karna aku hamil lang. Disaat itu kamu berubah kamu tempramen lang dan demi melindungi anak ini aku pergi."
Sungguh ini diluar kendaliku. Apa yang harus aku lakukan. Hari ini aku akan melamar gadisku tapi ini. Bagaimana bisa ini terjadi.
"apa maumu sekarang diva?"
"aku mau kamu tanggung jawab lang. Demi galuh putra kita." dia meneteskan air mata. Tapi aneh aku biasa saja melihat air matanya. Dulu aku akan sedih melihat air matanya tapi ini bahkan iba saja tidak.
"akan aku fikirkan nanti. Sekarang kamu bisa pergi dan jangan lupa tinggalkan nomor yang bisa aku hubungi. Sekarang aku harus rapat." ucapku membuatnya tersenyum. Bahkan senyuman itu tidak lagi menggetarkan hatiku. Hanya gadisku yang mampu mengacak hidupku dan hatiku.
***
Aku sudah gagal melamar gadisku itu. Bahkan seminggu ini aku tidak menghubunginya. Aku terlalu disibukan dengan kerjaan juga diva dan galuh. Sedangkan ara sedang ikut ibuku liburan.
Saat aku sedang memeriksa berkas pintu ruangan terbuka. Tanpa melihat aku tau siapa yang datang itu sudah di pastikan antara darren atau farel.
"wey pak boss serius amat. Sampe tamu dateng gak disambut."
Aku mendongak ternyata darren dan farel.
"bukannya lo berdua lagi liburan? Kapan dateng?"
"gue sih baru sampe kalo darren udah dari semalem." kata farel sambil duduk di sofa begitu juga darren.
"nih oleh-oleh gue dari honeymoon." dia meletakan paper bag di ataa meja. Aku melangkah mendekati mereka dan duduk di sofa pula.
"ini dari gue buat lo."
Aku tersenyum "ternyata gak salah punya sahabat inget gue."
"ck mana mungkin juga kita lupa."
"ngomong-ngomong gimana sama caca jadi lo lamar?" tanya darren dengan nada yang cukup aneh buatku.
"dari dia diem juga ketauan kayaknya gagal deh lamarannya ren." kata farel dengan nada yang sama anehnya.
Aku menatap kedua sahabatku itu.
"apa yang sebenernya mau lo bedua bicarain?" tanyaku datar.
Darren mendengus kesal ada apa sebenernya.
"gue harap tanpa gue cari tau lo bilang sekarang apa yang buat lo gak jadi ngelamar caca." kata darren dengan dingin. Benar ini ada yang gak beres.
"dia datang." kataku singkat. Sepertinya mereka paham maksudku dari tatapan tajam mereka padaku.
"cih! Wanita ular itu ternyata."
"dia bukan wanita ular rel dia ibu dari anak gue."
Mereka menatapku tajam "dia udah jelasin dia dulu pergi karna lagi hamil anak gue dan dia takut gue bahayain bayi di kandungannya." jelasku membuat mereka tertawa.
"lo masih aja bodoh lang. Masih mau lo kemakan omongan jalang itu."
"DIA BUKAN JALANG REN." bentakku. Sungguh bukan karna aku masih memiliki rasa hanya saja dia ibu dari putraku itu.
"denger gue lang. Suatu saat lo akan tau siapa itu diva dan anak yang lo bilang anak lo itu. Saran gue seharusnya lo cari tau dulu kebenarannya lang."
"dia udah ngasih bukti tes DNA ke gue ren."
"cih! Lo terlalu bodoh lang. Lo percaya aja dengan bukti darinya tanpa lo cari bukti lo sendiri."
"saran kita lo cari tau kebenarannya. Sebelum lo nyesel." ucap farel sebelum berdiri diikuti darren.
Mereka melangkah ke arah pintu tapi perkataan mereka sebelum pergi membuatku membeku.
"lo akan sadar kalo lo udah ngambil keputusan yang salah lang dan gue yakin lo akan nyesel nantinya. Tapi tenang aja lo masih bisa minta bantuan kita kalo lo masih inget punya sahabat juga."
"satu lagi, soal caca jangan lo cari lagi. karna meski lo cari lo gak akan pernah ketemu dia lagi. dia udah pergi jauh dan kitapun gak ada yang tau dimana dia. Keyla dan grace sudah mencarinya tapi mereka sadar keluarga greandra cukup hebat untuk menghapus jejak. Belum lagi keluarga besar mereka."
Astaga bahkan karna sibuk dengan kerjaan juga masalah diva. Aku bahkan tidak mencari tau kabarnya. Bodohnya aku. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Darren dan farel benar keluarga greandra tidak bisa di anggap remeh. Keluarga besar mereka juga sama. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Dimana dia apa benar dia tidak disini.
Aku mohon ca. Jangan pergi jauh. Jangan tinggalkan aku. Aku begitu mencintaimu.
Darren dan farel benar aku akan mencari tau dulu kebenaran diva. Apa benar galuh putraku. Aku harap aku tidak terlambat untuk mendapatkan caca kembali. Semogaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love you Bad girls (COMPLETED)
Novela JuvenilTiga wanita dengan kecantikan yang membuat siapa yang melihat memuja. tapi, bagaimana jika mereka seorang badgirls yang selalu membuat heboh sekolah dengan kenakalan mereka dan kehidupan liar mereka di dunia balapan. Karna kesalahan mereka sendiri y...