Sudah hampir setengah jam cowok berbadan tegap dan tinggi itu mondar-mandir kesana kemari. Ia tak henti-hentinya memegang pelipisnya karena kebingungan."Argghhhh"teriaknya
Richie akhirnya menyerah Ia pun membaringkan badanya di ranjang. Beberapa kali ia menutup matanya tapi tetap saja tak bisa. Setelah kejadian kemarin ia seperti tak bisa berpikir. Akalnya terasa buntu. Kejadian kemarin memang berpengaruh baginya.
Bagaimana tidak kemarin hampir saja kemarin ia dan teman-temannya di tangkap oleh polisi, karena ketahuan melakukan tawuran di sekolah tetangga. Bukan hanya itu, menurut beritanya mereka sedang di cari oleh pihak kepolisian.
Menurut berita yang ia dapatkan pihak polisi masih mencari keberadaan mereka . ia jadi cemas bagaimana kalau polisi akan mencari mereka di sekolah dan mengenali wajahnya. Bukan hanya di keluarkan dari sekolah ia juga akan di caci maki oleh seluruh siswa Millenium dan dianggap tidak pantas menjadi MPK.
Belum lagi orang-orang yang sudah mempercayainya akan menjadi sangat membencinya karena tahu kalau ia adalah ketua geng tawuran juga ketua geng motor. Lagi-lagi ia berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepannya. Sekarang ia hanya perlu berhati-hati dalam menjalani aksinya namun ia tak tahu bagaimana caranya menghindari sesuatu yang tak diinginkannya.
"Richie"panggil mamanya dari luar kamar
"Ya ma?"jawab Richie
"Ada temen kamu nih!"
"Suruh masuk aja ma"
Belum juga semenit sahutan dari Richie terdengar ketiga sahabatnya sudah masuk dengan santainya dan tak henti berdesas-desis layaknya anak-anak playgroup. Richie memandang mereka satu persatu dengan tatapan kekesalan karena sudah mengganggu moodnya.
Melihat raut wajah Richie yang sedang kesal tidak membuat mereka diam. Mereka masih saja ribut dan sekarang ketiganya sudah berbaring di atas ranjang.
"Ngapain loe pada kesini?"tanya Richie
"Emang gak boleh kesini?"Glenn malah balik bertanya
"Gak gitu geblek. Maksud gue ada perlu apaan gue lagi gak mood main nih"seru Richie
"Gak asik amat lu ah. Ini kan hari minggu masa loe diem aja di rumah gak ngapa-ngapain"guman Dicky
"Iyaya deh"Richie pun duduk di Sofa di ujung kamarnya
"Loe kemarin kemana aja sih. Pake acara gak sekolah lagi?"tanya Ray
Richie diam. Ia kira mereka tau dia kemana. Padahal mereka juga tidak tau ia sedang tawuran dengan sekolah tetangga.
"Gak kemana-mana"jawabnya cuek
"Boong lu ah"tukas Ray
"Beneran. Swear deh!"
"Loe gak biasa boong Rich. Loe kemana sih? Hapenya pake acara di non-aktifiin segala lagi"kata Ray
Richie menghela nafas pelan. Lalu semenit kemudian ia menceritakan semuanya. Dari dimana anak buahnya memberi tahu kalau anak tetangga menantang sekolahnya. Sampai mereka bubar tawuran karena tertangkap basah oleh polisi. Ia juga menceritakan bagaimana ia bisa kabur dengan teman se-gerombolannya.
"Untung aja lo gak ketangkep setan."kata Dicky setelah Richie menceritakan kejadiannya secara detail.
"Puji Tuhan enggak"
"Tapi kenapa loe gak aktifin hape loe?"tanya Ray
"Dari tadi loe nanya nya itu mulu. Kangen?"canda Richie
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe?
Teen Fiction"nah! kalo emang loe ga suka gue gabung yah keluarin aja gue sekarang. simple kan?" omel shenna. Namun lelaki itu hanya diam menatap tajam kearah mata Shenna. "kenapa? atau loe mau gue sendiri yang ngundurin diri?" "fine. i'm out" gadis itu pun...