Mata tajam itu tak henti-hentinya menatap. Tatapan itu terus mengarah ke depan sana, memandang seorang gadis yang tengah menarik manja tangan lelaki disebelahnya. Dahinya mengerut, tanganya sudah mengepal. Ia tak suka dengan pemandangan di depannya."cowok yang sama Shenna itu siapa sih?"Ray penasaran
"Itu ketua tim basket sekolah. Si Darren Wijaya"jawab Glenn
"Oh gue tau. Pantes mukanya kayak familiar gitu"guman Ray
"Eh Rich, pulang yuk"ajak Dicky pada Richie yang masih terdiam di tempatnya
"Lisa lo mau pulang juga kan? Bareng aja ke depan gerbang. Atau engga minta Richie yang hantar"lanjut Dicky
Lisa tersenyum kecil menanggapi perkataan Dicky. Idenya bagus juga. Apalagi ia ingat hari papanya tak dapat menjemput. Ia kan masih baru di jakarta mungkin dengan Richie menghantarnya pulang akan membuat pertemanan mereka semakin akrab dan ia bisa beradaptasi dengan bagus untuk ke depannya.
"Sorry gue gabisa"kata Richie tiba-tiba lalu berjalan meninggalkan mereka semua
"Eh lo mau kemana udang?"teriak Dicky
"Kebiasaan banget dah elah"
Richie tak mau menghiraukan sahutan teman-temanya di belakang. Sekarang ia harus segera menghilangkan rasa kesal dalam hatinya. Langkah panjangnya akhirnya membuat ia berdiri di samping Shenna dengan Darren dihadapnnya.
"Ayo pulang"Richie menarik tangan Shenna
"Apaan sih?"seru Shenna setengah kaget dengan kedatangan Richie yang tiba-tiba
"Pulang sama gue"Richie pun menarik tangan Shenna. Menjauhkan Shenna dari hadapan Darren. Ia tahu betul Shenna sedang menyumpahinya atas perlakuan anehnya tersebut.
"Hati-hati"kata Darren pelan membuat Shennna merasa bersalah
Richie memiringkan kepalanya kecil sebagai tanda untuk menyuruh Shenna agar masuk ke dalam mobil. Shenna pun menurut meskipun ia masih terlihat begitu kesal. Tapi Richie tak peduli. Yang ada di pikirannya adalah menghantar gadis itu pulang.
Diperjalanan pulang Shenna terus berdiam diri seraya menatap keluar jendela. Ia enggan berbicara atau menatap Richie. Cowok itu sungguh keterlaluan, menariknya tiba-tiba di hadapan Darren. Ia benar-benar merasa tak enak pada Darren, karena seharusnya sekarang ia pulang bersama Darren bukan Richie.
Richie pun begitu, ia tetap diam menatap lurus ke jalanan. Ia tak begitu memepedulika Shenna yang masih merajuk padanya. Menurut Richie apa yang ia lakukan benar. Ia tak suka Shenna berduaan bersama Darren. Shenna baru saja mengenal Darren, tak sepantasnya gadis itu berjalan berduan dengan cowok yang baru saja ia kenal.
Mobil BMW hitam itu berhenti tepat di depan rumah mewah bercat putih dengan gerbang berwarna hitam pekat. Tanpa diaba-aba lagi Shenna langsung keluar meninggalkan Richie tanpa mengatakan apapun.
Ia merasa kesal saja. Beberapa hari ini Richie mendiamkannya terus ia tiba-tiba saja datang membuat hal bodoh dan itu smaa saja mempermalukan Shenna.
Richie pun ikut keluar dari mobil. Setelah melihat Shenna bergegas.
"Shennn"panggil Richie seolah memelas
Shenna menarik nafas, lalu menghembuskannya. Mendengar panggilan Richie membuat hatinya berdesir. Kenapa nada bicaranya seolah meminta mohon padanya.
"Ada apa lagi?"ketus Shenna
"Kamu kenapa si?"tanya Richie
"Kamu dia bilang?" Shenna berpikir sejenak
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe?
Teen Fiction"nah! kalo emang loe ga suka gue gabung yah keluarin aja gue sekarang. simple kan?" omel shenna. Namun lelaki itu hanya diam menatap tajam kearah mata Shenna. "kenapa? atau loe mau gue sendiri yang ngundurin diri?" "fine. i'm out" gadis itu pun...