She is not

1.9K 87 1
                                    


Mobil hitam itu berhenti di sebuah tongkrongan sepi dimana beberapa bangunan di tinggalkan tanpa diurus. Tempat itu benar-benar jauh dari perkotaan. Gadis berambut sebahu itu bingung entah kenapa Richie mengajaknya datang kemari.

Shenna jadi ragu untuk turun dari mobil ketika melihat tampang luar dari tempat yang ia tebak adalah tujuan Richie. Beberapa kali ia mengelus pelan kulit lenganya, entah kenapa ia merasa merinding berada di tempat itu. Apalagi tempat itu kelihatan cukup sepi dan hal ini membuat ia semakin berpikir macam-macam.

"Kita turun disini"kata Richie sambil membuka seatbelt nya. Ia kelihtan buru-buru sekali

"Lo yakin disini Rich?"tanya Shenna hati-hati

"Ya iyalah Shenna."jawab Richie

"Yah masa lo ke tempat serem kek gini?"gerutu Shenna

Richie tersenyum kecil lalu menatap Shenna "Lo kira gue bawa elo ke tempat bagus yah? Heh. Jangan ngarep"

"Yah gue gak ngarep ke tempat bagus, cuman gue ga ngarep ke tempat sepi nan angker ini Richie"balas Shenna kemudian ikut membuka seatbelt. Entah kenapa dadanya terasa sesak  saja, ditambah lagi seatbelt itu membuatnya sesak berlipat-lipat.

"Ini bukan tempat angker Shenna. Dah ah gue gabisa debat mulu. Gue buru-buru nih. Lo mau ikut gue apa tinggal di mobil aja?"tanya Richie

"Yah ikut elo lah. Gila apa lo ninggalin gue disini"jawab Shenna spontan

"Yaudah turun. Jangan banyak ngeyel"

                                 🍭🍭🍭

Vinna harus susulan olahraga karena ia tak masuk ketika pengambilan nilai. Setelah mengganti seragam sekolah dengan kaos olahraga. Ia segera bergegas ke lapangan.
Syukurlah bukan hanya dia saja yang ikut susulan. Masih ada banyak manusia di lapangan yang bernasib sama dengnnya, termasuk...

"Michaeeeelllll"panggil Vinna kenudian menghampiri Michael yang sibuk mendrible bola basket.

"Eh Vinna. Ada apa?"

"Lo susulan juga?"Tanya Vinna

"Ia nih. Lo juga?"

"Iy gue juga."

"Yaudah. Duduk disana dulu. Susulanya mulai Jam setengah 3. Ini masih jam 2 kurang"usul Michael sambil melirik kearah jam tangan hitam yang melilit di tangan kirinya.

"Oke"

Keduanya pun duduk di pinggir lapangan sambil menunggu kedatangn pak Roy guru olahraga untuk kelas XI.
Vinna mengambil waktu itu untuk kembali merapikan tali sepatunya. Sedangkan Michael hanya diam menatap lurus ke lapangan.

"Lo buru-buru banget kesini Mike"Vinna sudah memanggil Michael dengan nama yang lebih singkat

"Lo juga"

"Iyanih. Abisnya si Addison maksa gue biar langsung kesini"kata Vinna kemudian terkekeh

Mendengar itu, Michael langsung memandangya. "Terus lo nurut?"

"Iyalah. Takut dia nyeret gue kesini"

"Lo mending jaga jarak sama Addison deh. Biar dia ga jomblo lagi"saran Michael tiba-tiba

"Ih. Ngapain lo ngomong gitu, orang lo aja jomblo."timpal Vinna kemudian

"Gue kan lagi bikin kesepakatan sama Addison. Kalau dia udah punya pacar, berarti gue juga bisa pacaran"balas Michael

"Harus yah?"

"Yah iya. Ini juga atas usul gue. Gue kasihan aja sama dia kalau cuma ngarepin cewek yang dia suka tapi ga pernah bisa di gapai"

Maybe? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang