"Pikir aja sendiri"

1.7K 87 3
                                    


Shenna berlari ke luar dari mall tersebut sambil tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Semakin ia menghapus air mata itu semakin deras pula air mata itu keluar dari matanya.

Ia tak habis pikir dengan Richie. Bukan. Bukan Richie tapi Vinna. Semua ini karena Vinna. Kenapa pula Vinna meninggalkan ia sendirian dan membuat Richie memarahinya seperti tadi tanpa bertanya dahulu. Apa Vinna sengaja melakukan ini padanya karena ia sekarang sudah dekat dengan Richie.

Ah sudahlah. Semakin dipikirkan semakin sakit juga hati Shenna. Iphone Shenna bergetar, terdapat notif dari sopir grab bahwa ia sudah tiba di lobby mall. Shenna mengecek plat mobil yang tertera di aplikasi tersebut. Lalu ia mendongakan kepala, berusaha mencari mobil tersebut.

Setelah ia mendapatkan grab tersebut. Ia segera masuk kedalamnya. Beberapa menit kemudian mobil itu berjalan. Shenna kembali terisak, ia tak bisa berhenti membayangkan ekspresi Richie padanya tadi.

Kalau saja ia tak sedang jatuh hati seperti sekarang pada Richie, ia tak mungkin menangis seperti orang bodoh sekarang. Mungkin ia sudah membalas mengatai Richie tadi. Tapi kemyataanya beda, ia malah diam dan tak bisa menjawab apapun yang Richie katakan padanya.

Beberapa kali sopir grab tersebut melirik Shenna lewat kaca spion tengah. Ia pun cukup kaget melihat gadis cantik itu menagis sambil menatap keluar jendela. Sopir itu sengaja mendiamkannya. Ia tak mau menghancur perasaan gadis itu lebih dalam dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan menyinggung gadis itu.

Alunan lagu sendu dari radio itu seakan menyemangati Shenna untuk tetap menangis dan meratapi dirinya sendiri.

"God tell us the reason youth is wasted on the young its hunting lambs are on the run, searching for mean..."

"Pak bisa matiin radionya gak?"pinya Shenna halus

"Oh iyaya mbak. Saya matiin radionya"

"Gak usah matiin deh pak. Kecilin aja volumenya pak"

"Iya mbak"sahut pak sopir tersebut

"Shit"Shenna membatin

                                🌈🌈🌈

Richie kembali lagi ke dalam theater tersebut dengan tampang kusutnya. Ia merasa bersalah sudah memarahi Shenna seperti itu. Tapi ia tak bermaksud membentak gadis itu. Ia hanya khawatir saja padanya.

"Shenna mana"tanya Vinna setengan berbisik

"Udah pulang"jawab Richie masih menatap ke layar lebar

"Hah? Kok bisa. Gue juga pulang deh. Gue gak enak sama dia"

"Gausah. Biarin aja!"

"Kalian berantem lagi? Kenapa sih lo ga bisa berhenti berantem?"tanya Vinna

"Gatau"

"Lo apain dia tadi sampe dia pulang gitu?"

"Gue marahin lah"

"Lo bentak ga?"

"Iya iyalah. Orang ngeselin gitu"

"Gila lo. Tau ga kalau Shenna tuh paling ga suka di bentak. Pasti dia udah nangis sekarang"Vinna panik

Richie terhenyak pantasan tadi ia menangis.

"Ngomongin apasih lo berdua"tanya Addison penasaran

"Shenna pulang!"

"Kok bisa sih?"

"Gatau nih."

"Kok lo malah gatau sih? Pasti ada sesutu kan? Dah ah gue mau pulang juga. Gak seru"ucap Addison lalu bergegas dari sana.

Maybe? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang