Okayy jadi sebelumnya gue udah ngeluh karna chapter yang udah gue buat jauh-jauh hari hilang gitu aja. Tai banget kan? Air mata gue udah jatohhh nying. Udah nyampe lantai. Gue kesel banget sumpah. Gue ga ngerti otak gue kenapa yah sampai-sampai jari-jari cantique ku ini bikin kesalahan fatal.Capek gue eh capek banget. Gue bahkan lupa semua yang gue tulis saking sedihnya gue. Gue ngerasa udah kayak Shenna yang di sakitin Richie. Merasa kehilangan segalanya.
Hwaaaa maaafinnn gue yang udah pada nunggu. Maaafin gue. Gue begadang deh demi memenuhi keinginan kalian semwaa😭
Btw yang chapter yang judul aku sedih banget itu sebenarnya gaada apa-apa l. Udah gue hapus soalnya waktu itu gue curhat karena chapter yang udah gue buat dari lama hilang gitu aja.
So gue mulai tulis dari awal. Gue ga boong yah. Sumpah kalau gue boong mandul deh. Maafin gue yah. Jangan pada serbu gue dong di pesan. Pusing pala gue jawabnya gimana hehehe.
😭😭😭
Dicky menggelengkan kepala tak percaya. Ia tak ingat ini sudah hari ke berapa Richie selalu berakhir di club ini. Cowok itu menghabiskan malamnya bersama alkohol-alkohol. Dia sangat memprihatinkan. Seperti tak terurus. Ia juga tak peduli dengan keadaanya.
Lihat saja, entah itu sudahh yang keberapa sloki alkohol yang ia masukan ke dalam mulutnya. Ketiga sahabatnya hanya bisa diam sambil menontonnya tanpa bisa berbuat apa. Ia tak bisa di kendalikan lagi.
Richie kembali menuangkan alkohol tersebut ke dalam sloki. Dan bersiap meminumnya tapi Ray mencegat tanganya.
"Cukup Rich. Lo udah terlalu banyak minum!"seru Ray
"Apaan sih Ray. Gue masih mau minum. Sini"Sahut Richie
"Please Rich. Lo boleh patah hati. Tapi jangan nyiksa diri lo sendiri bisa kan?"kata Ray kesal
"Ngaco lo ah"Richie akhirnya mengalah dan duduk dengan tenang sambil menyandarkan punggungnya pada sofa.
"Glenn ambilin gue minum"ia kembali berbicara.
Glenn mendengus pelan mendengar suruhan Richie. Lalu ia bergegas mengambil air untuk cowok satu itu. Kemudian ia berikan air mineral itu pada Richie yang tatapanya kosong ke langit-langit club tersebut.
Untung saja dalam keadaan mabuk seperti sekarang Richie masih mengingat nama ketiga sahabatnya.
"Gue capek. Mau pulang"Richie segera berdiri ketika baru meminum seteguk air mineral tadi.
"Akhirnya lu sendiri yang minta pulang. Nying pusing gua"Dicky mengeluh
Richie hanya mendengar perkataaan Dicky tanpa berniat menyahut, lalu ia berjalan mendahului mereka.
"Ga ngerti gue sama kelakuannya Richie"guman Glenn sambil menatap punggung Richie dari belakang
"Apalagi gua"
"Gue ga pernah liat Richie kayak gini selama lima tahun gue temenan ama dia"komentar Ray
"Dia terpukul banget kali yah diputusin si Shenna"
"Apalagi kalau bukan si Shenna"
"Kasihan si Richie. Udah ga kayak dulu lagi. Sekarang udah kayak pengangguran aja kelakuanya ckckck"
"Itu salahnya sendiri. Ngapain lo pada kasihan ama dia?"tanya Ray
"Anjing lo. Itu si Richie siapa lo? Monyet? Sama temen sendiri kok gaada rasa belas kasihan si lu. Aneh"seru Glenn
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe?
Teen Fiction"nah! kalo emang loe ga suka gue gabung yah keluarin aja gue sekarang. simple kan?" omel shenna. Namun lelaki itu hanya diam menatap tajam kearah mata Shenna. "kenapa? atau loe mau gue sendiri yang ngundurin diri?" "fine. i'm out" gadis itu pun...